Roommate (AU) Pt. 3

1.9K 132 2
                                    

Pada dasarnya, tidak memiliki hubungan berarti tidak bisa mencampuri urusan masing-masing. Mau berkencan dengan siapapun bukan hak masing-masing untuk melarang, ataupun mencegah. Sama halnya dengan manusia manis ini yang sudah hampir seminggu ini menyibukkan dirinya di kampus, perpustakaan umum, dan Cafe, sedangkan apartemennya cuman jadi tempat untuk tidur dan mandi saja. Sudah seminggu sejak Gracia menemukan Shani dengan orang lain di apartemen mereka dan sejak itu pula mereka tidak bertemu. Pengecut memang, tapi rasanya hati Gracia belum siap untuk bertatap muka dengan Shani.

"Hai."

Segelas Americano diletakkan di meja Gracia. Gadis manis itu mengernyit, "Maaf, saya engga pesan ini."

Seorang gadis yang lebih tinggi dari Gracia tersenyum manis, sedikit salah tingkah karena respon Gracia.

"Memang kamu enggak pesen."

"Jadi?"

"Ini buat tanda perkenalan aku. Kenalin aku Vienny." Ucap gadis tersebut sembari mengulurkan tangannya. Gugup.

Gracia memandang tangan Vienny lalu tersenyum manis. Haduh, lucunya. Gracia menjabat tangan Veinny. "Shania Gracia. Kamu bisa panggil aku Gracia, Gre, atau Ge. Senyamannya kamu."

"Kalau manggilnya sayang boleh gak?"

Perkenalan singkat itu mengantarkan Gracia maupun Vienny pada pertemuan Coffee harian mereka, di sore hari selepas melewati kesibukkan masing-masing. Terkadang di pagi hari sebelum mengawali hari yang sibuk.

Sudah sebulan sejak pertemuan pertama Gracia dan Vienny, entah Gracia harus bersyukur atau merutuk. Intensitas kehadirannya di apartemen pun semakin menipis, entah kapan terkahir Gracia berbicara dengan Shani. Selalu saja menghindar menjadi solusi yang Gracia rasa paling terbaik. Terkadang pun gadis manis itu tidak kembali ke apartemen, memilih untuk bermalam di tempat Vienny.

Biarlah, Gracia tidak ingin mengganggu momen kencan Shani dengan Baby, nama orang yang akhirnya Gracia ketahui secara tak sengaja. Kala itu malam, Gracia baru saja sampai di depan apartemennya pun tak jadi masuk karena Shani dan Baby juga berada di depan apartemen mereka. Gracia memutuskan pergi dari sana, merasakan denyut kembali menghantam.

"Kak Vinny, bisa jemput aku?"

FIND OUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang