☞ distance : don't (1st)

399 39 2
                                    

Mulmed adalah Distance in a nutshell,Jan lupa vote ama comment,baca aja ga vote idihhh jahat amat :(

Disinilah Draco, tinggal bersama Harry,istrinya. Dia dengan tulus mencintai Harry,setiap pulang kerja mencium kening kesayangannya. Si manis biasanya duduk,menonton TV dengan sepiring makanan di pangkuannya. Draco tidak berniat melakukan yang tidak tidak pada Harry,karena Harry,si manisnya, sedang tidak mood dan tidak siap. Draco merindukan Harry padahal baru saja datang kerja,sebegitukah cintanya pada Harry? ya.

Tapi dia bingung,kenapa Harry jarang berinteraksi dengan dirinya,kenapa Harry jarang menciumnya hari hari ini,kenapa Harry jarang memeluknya karena kedinginan. Sekarang,setiap mereka tidur bersama di setiap malam, Harry menjauhinya. Harry terlihat murung. Harry terlihat jijik dengan keberadaan dirinya. Kenapa? Apa Tuhan sedang mempermainkan dirinya?

Terkadang Draco berdoa saat Harry sudah terlelap,isinya adalah pertanyaan kenapa si manisnya tidak lagi berinteraksi dengan dirinya,kenapa si manisnya tidak ingin berdekatan dengan dirinya. Dia yakin Tuhan mempunyai rencana,rencana yang baik untuk dirinya yang sudah sabar dan letih dengan percobaan Tuhan.

"Harry?" Panggilnya.

"Ya?" Sahut Harry. Keduanya sedang duduk di sofa,dengan jarak yang cukup jauh. Draco duduk di sofa bagian pinggir,dan sama dengan Harry. Keduanya sedang menonton film Jurassic World,menegangkan dan banyak darah. Sesekali,Draco melirik Harry yang pandangannya tidak lari kemana mana. Hanya lurus ke arah TV yang menayangkan film.

Dia sangat serius. Pikir Draco,sambil tersenyum kecil. Harry ternganga saat 'Zara' dari Jurassic World mati tertelan bersamaan dengan Pteranodon yang membawanya melayang. Itu sangat imut,Draco tidak bisa membohongi dirinya sendiri.

"Berhenti menganga,nanti ada lalat masuk di mulutmu." Draco tersenyum kecil,walau hatinya sakit. Setiap kali dia membuat kontak mata dengan Harry,entah kenapa hatinya sakit.

Harry tidak menjawab,hanya menutup mulutnya dan memasang wajah normalnya - tidak ada emosi sama sekali. Netral,bisa dibilang begitu.

Draco hanya memaksa dirinya tersenyum,topeng tak kelihatan miliknya sedang terpasang. Dia sangat sakit hati sekarang, permasalahan ini dimulai 1 bulan yang lalu. Lama kelamaan Draco sadar kalau Harry menjauhinya dan lebih senang menghabiskan waktunya untuk pergi keluar rumah. Draco tidak tahu alasan spesifik mengapa dia melakukan itu. Draco sebenarnya lelah memasang topengnya sehari hari. Semua orang tidak ada yang mencurigai dirinya dan Harry,keadaannya juga semakin hari semakin buruk. Akhir akhir ini Draco merasa lelah,dan tertekan. Kadang kadang dia menangis dalam diam,bertanya kepada Tuhan kenapa,apa yang terjadi sebenarnya.

Itupun saat Harry tidak ada.
Harry beranjak pergi,meninggalkan Draco dan TV yang masih menyala. Harry tidak berbalik untuk mengatakan sebuah kata kata yang simpel. Tidak. Sepertinya itu tidak lagi penting.

"Selamat malam,mimpi indah,Harry." Draco tersenyum,walau Harry sudah pergi meninggalkannya untuk tidur. Disinilah Draco melepaskan topengnya. Senyumannya luntur,matanya terlihat lelah. Perlahan,air mata nan jernih menetes satu persatu,membasahi kedua pipinya dan bajunya. Dia menangis dalam diam,meratapi nasibnya. Dia merasa dia belum cukup. Dia merasa Harry tidak menganggapnya seorang suami yang baik.

Apa yang kurang dariku?, Pikir Draco pesimis.

Apakah aku belum cukup untukmu,Rry?,

Kapan kau akan kembali lagi seperti awal kita memulai berhubungan?,

Dan setelah menangis selama kurang lebih 20 menit,dia berhenti. Untuk apa menangis jika tidak ada yang ingin membantunya pulih dari siksaan ini? Dia masih yakin Tuhan mempunyai rencana untuknya.

Distance [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang