"Nanti main, kuy?"
"kuy."
"Der, rumah lo ya!"
"Jam berapa dulu?"
"Biasalah jam lima paling." Hendery mengangguk.
"Duluan." Pamit Lucas kemudian pergi. Hendery dan yangyang keluar kelas karena sudah waktunya pulang. Mereka berjalan melewati koridor sekolah.
Tapi langkah mereka berhenti karena ada kerumunan didepan sana dekat tangga, mau gak mau mereka mendekat sekalian ingin melihat apa yang terjadi.
BUGH
BUGH
"Anjing!"
Suara keributan makin terdengar jelas ketika Hendery mendekat dan begitu terkejutnya ia melihat temannya terlentang dilantai dengan luka diwajahnya dengan perempuan tadi pagi yang memukul temannya itu keras.
Hendery tanpa ragu maju, menengahi perkelahian itu. Karena tak kunjung berhenti, Hendery menendang tubuh perempuan sedikit tapi dampaknya.....
"Bang—" ucapan perempuan itu karena tubuhnya terguling jatuh menuruni anak tangga.
Jangan tanyakan bagaimana reaksi mereka, mereka semua termasuk Hendery hanya diam dengan mata yang tak berkedip.
"Lia!" panggil Alana, salah satu temannya. Alana dengan cepat menghampiri tubuh sahabatnya, "Lia, lo gapapa?!" tanyanya panik saat perempuan itu berusaha menggerakan posisinya.
"PANGGIL GU—"
"Gak, jangan panggil guru." Suruhnya berusaha duduk dibantu dengan Alana.
Sedangkan yang diatas sana masih memperhatikan gerak-gerik perempuan itu. Hendery bernapas lega melihat perempuan itu bergerak setidaknya tidak pingsan.
"Yangyang, urusin nih orang bentar." Yangyang dengan cepat menurut, membantu Lucas berdiri dan membawanya ke UKS.
Hendery menatap sekitar, aman tidak ada guru. Ia menuruni anak tangga—menghampiri perempuan itu, menarik tangannya kemudian menaruh perempuan itu dibelakang punggungnya paksa.
"Apasih! Turunin gak!" perempuan itu berontak tapi Hendery tidak menggubrisnya, ia berjalan membawa perempuan itu ke UKS meninggalkan sekerumunan siswa yang menatapnya.
"Lo siapa sih? Sumpah aneh!" katanya keras. Kalau bukan karena rasa bersalah yang menghantui, Hendery juga ogah bopong perempuan yang daritadi mukul kepala dan bahunya keras.
Hendery membuka pintu UKS dengan sikunya, disambut dengan perawat UKS.
"Loh? Helia kamu kenapa lagi" tidak dijawab, perawat itu mendekat pada ranjang UKS dimana Hendery meletakkan perempuan yang baru saja ia tau namanya.
"Ada apa ini?" tanya sang Perawat.
"Jatuh dari tangga, bu." Ujarnya.
"Astaga..Helia, kamu nih tiap hari loh." Perawat menghampiri Helia, mengobati lukanya juga memeriksa kakinya yang ternyata terkilir.
"Ini kakinya terkilir, kamu bisa antar dia pulang?" tawar sang perawat itu pada Hendery.
"Gak!" seru Helia.
"Bisa kok bu, makasih ya, bu." Katanya lembut kemudian memegang pergelangan tangan Helia—membantunya berdiri.
"Gak usah pegang-pegang bisa?" judesnya.
"ok." Baru saja ia melepas pergelangan tangan perempuan itu, Helia langsung menahan ringisan karena tidak dapat menyeimbangi.
"Ck. Gue bilang apa." Hendery kemudian memegang lengan Helia, menuntunnya berjalan keluar.
Mereka berdua berjalan hingga sampai pada parkiran. Hendery menyuruh perempuan itu menunggu didepan gerbang sedangkan ia mengambil motornya.
Wajah Hendery berubah bingung ketika tidak melihat keberadaan Helia, ia menengok sekitar namun nihil. Hingga sebuah mobil lewat tepat sebelahnya, Dery menoleh melihat kaca mobil yang sengaja diturunkan memperlihatkan perempuan itu didalam mobil yang melaju.
"Haha thanks!" singkatnya yang Dery dengar.
Dery menghela napas, aneh sekali hari ini. Ia melajukan motornya tapi sebelum itu ia menelpon kedua temannya yang tidak ia lihat ada di UKS.
"Halo?"
"Lo dua dimana?"
"Rumah lo nih,"
"Ck." Kemudian memutuskan panggilan itu.
***
"Cas, lo tadi ngapain dah sampe digebuk tuh cewe?" tanya Yangyang disela-sela permainan ps mereka.
"Gak sengaja kesenggol, eh gelang dia putus." Jelas Lucas cepat karena fokus pada permainannya.
"Udah gitu doang?"
"Iya beneran. Kagak ngarang gue. Ogah juga gue cari mati sama dia." Katanya "yes!" ia meletakkan stick ps nya itu.
"Sumpah Der, gue shock banget pas lo tendang dia. Gila aja, gue aja diem." Timpal Yangyang.
"Ya masa gue diem? Lo pada aneh malem diem kek orang bego."
"Lo jangan sok berani, Der."
"Lo gak tau aja tuh cewe gimana." Ucapnya
"Gue emang gak tau." Balas Dery
"Lah?"
"Lah iya kan dia kelas dua belas ini anak baru, dasar bego." Lucas mengutuki dirinya mengingat Dery itu anak baru. Sebelumnya, Dery tidak sekolah umum alias home schooling. Alasannya? Entahlah hanya orang tuanya yang memilih seperti itu hingga akhirnya kelas dua belas ia diperbolehkan untuk sekolah umum.
"Emang siapa tuh cewe?"
"Namanya Helia. Gak ada yang mau deket sama dia kecuali si Alana tadi. Alasannya ya lo sama aja mati kalo ribut sama itu cewe. Dari cara jalan sama ngomongnya aja lo udah liat kan tipe kayak gimana? Pokoknya kalo bisa lo jangann berurusan sama dia deh." Jelas Yangyang.
"Anjir lo aktif ya kalo gosipin cewe."
"Dih ngaco!"
"Trus?" dery bertanya.
"Ya gitu. Dia galak gini tuh sejak tahun lalu deh kalo gak salah. Kalo kata orang gara-gara dia tuh punya kembaran, kembarannya dulu dibully juga. Gatau gimana tiba-tiba ada kabar kembarannya meninggal dan orang-orang pada nyimpulin dia mau bales dendam. Tapi masih kayaknya gatau bener apa kagak." Jelasnya melanjutkan.
"Lo kenal kembarannya?"
"kagak, beda sekolah."
"Terus napa bales dendamnya kesini?"
"Aduh, panjang banget ceritanya intinya pemimpin antek-antek si pembully sekolahnya disini makanya dia kesini,"
"Helia tuh murid pindahan juga tapi pas kelas sebelas." Sela Lucas.
Dery mengangguk mengiyakan sekaligus ngeri. Tapi cukup terkejut juga, dipikir-pikir memang dari cara perempuan itu bersikap Dery sudah menduga mungkin sikapnya akan kurang mengenakkan seperti ini.
"Bentar, gue mau jemput kakak gue dulu."
"Oke, hati-hati dek." Ejek lucas dengan panggilan Dery dirumah. Ya itu karena dery anak bungsu, sedangkan kakak perempuannya ada tiga.
"Bacot lo, Cas"
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma | HENDERY
FanfictionHelia, perempuan dengan rambut sebahu yang sangat ditakuti orang orang. Perempuan penuh teka teki dan keberanian seperti laki laki. Tingkahnya yang suka keributan, merokok, dan tidak ppeduli sekitar membuat orang orang mengira semua itu adalah sisi...