Regret - 5

565 75 10
                                    

"Jeno sayang..."

"Ibu?"

"Kita bertemu kembali" ucap sang ibu, Doyoung tersenyum bahagia.

Namun pikiran Jeno melirik ke sampingnya, terdapat Renjun— sang mantan kekasih dengan anaknya, Jeno tahu itu adalah anak darah daging kembarannya, Na Jaemin.

Namun dimana pria itu berada? Tidak Jeno tidak peduli dengan keberadaan Jaemin.

Mengingatnya Jeno menjadi sakit hati dan tidak terima atas kenyataan ini.

Disisi lain Renjun memperhatikan Jeno yang sudah berubah drastis dipengelihatannya, kemarin Renjun hanya melihat Jeno sebentar saja, namun sekarang ia dapat memerhatikan dengan seksama tentang porsi tubuh Jeno yang sekarang telah berisi otot otot, Jeno terlihat sangat dewasa.

Tentu saja ketika melihat Jeno, Renjun selalu merasa bersalah, Renjun selalu merutuki bahwa dirinya adalah orang yang bodoh karena mengkhianati orang terbaik seperti Jeno.

Namun Renjun membisu, rasanya sangat ingin sekali meminta maaf walaupun Renjun tahu dosanya sangat besar dan tidak akan dimaafkan oleh Jeno. Yang dirasakannya saat ini hanyalah penyesalan dan rasa ingin menangis.

Tidak lama kemudian Karina kembali dari toilet dan menghampiri Jeno yang sedang berbincang dengan kedua orang tuanya.

"Karina, kau datang juga sayang" ucap Doyoung.

"Eommonim.. maaf aku habis dari toilet" balas Karina.

Renjun mendengar, melihat Doyoung yang sangat peduli terhadap Karina membuat hatinya seperti dihujam oleh belati, mungkin tidak akan ada kesempatan lagi baginya.

"Tidak apa apa" balas Doyoung, "Renjun, lebih baik kau pergi" lanjutnya saat melihat Renjun yang merunduk bersama anaknya yang juga terdiam.

Renjun mengangguk, lalu mengajak Chenle untuk pergi dari tempat itu.

"Ayo sayang..." ucap Renjun kecil.

Renjun memilih untuk duduk di tempat jauh nan sepi, rasanya sangat sedih ketika Jeno tidak mempedulikannya sama sekali, rasanya sangat sedih ketika hati Jeno telah dimiliki oleh orang lain selain dirinya.

"Mama kenapa menangis?" tanya Chenle yang menatap ibunya mengeluarkan air mata.

Renjun menghapus air matanya, lalu menggeleng, "tidak sayang... mama menangis bahagia karna paman Mark dan Haechan sekarang sudah berkeluarga dan bahagia" lanjut Renjun sambil mengusap pipi Chenle.

"Keluarga... Lele rindu baba. Mama kapan baba akan menemui Lele?" tanya Chenle dengan raut yang sedih.

"Uh.. Baba sedang sibuk sayang.. nanti ia akan menemui, mama janji" ucap Renjun.

"Baba tidak sayang Lele! Baba tidak pernah menemu—"

"Sayang... baba akan sedih jika mengetahui kau berbicara seperti ini. Lele hanya perlu bersabar okay? Ada mama disini" ucap Renjun menenangi Chenle. Rasanya sangat sakit saat darah dagingnya terlihat sedih ketika ia membicarakan sang ayah.

Renjun memeluk Chenle, tanpa sadar ia menangis. Dirinya hidup menderita seperti ini karena akibat yang ia buat sendiri.

"Renjunah..." seseorang mengintrupsi, Haechan pelakunya, serta Mark disampingnya.

Mark yang mengerti keadaan pun langsung mengajak Chenle bermain walaupun ini sedang berada di acara pernikahannya, biarlah.

"Hey jagoan, ayo bermain bersama paman!" seru Mark pada Chenle.

Chenle yang awalnya sedih pun menjadi bahagia karena Mark mengajaknya bermain, jujur saja Chenle dapat dikategorikan sebagai anak yang tidak memiliki teman, sebab ia selalu dirundung disekolahnya oleh teman teman sebayanya.

"Ayo paman!" balas Chenle lalu langsung berlari menghampiri Mark.

Haechan lalu memeluk Renjun yang langsung dibalas oleh Renjun.

"S-sakit..." ucap Renjun dalam tangisnya yang tak terbendung. "H-hatiku sangat sakit.. hiks!"

"Tenanglah.. semua akan baik baik saja" balas Haechan menenangkan.

"T-tolong jangan bilang apapun pada Jeno.. ia sudah bahagia, ia sudah memiliki cintanya"

"Renjun tapi—"

"Ini adalah permohonanku Chan... aku meminta tolong padamu. Dahulu aku menyakiti hati Jeno.. dan sekarang Jeno sudah bahagia, tolong jangan rusak kebahagiannya dengan fakta yang memang benar adanya.. kumohon biarkan Jeno bahagia tanpa ada beban difikirannya. Sekali lagi tolong sembunyikan semua hal ini jangan sampai ia mengetahuinya, ini adalah balasan yang aku dapatkan dari apa yang kulakuan dimasa lalu.."

"Tidak tidak, itu bukan balasan—"

"Chan kumohon... biarkan Jeno hidup bahagia, biarkan seperti ini. Aku tidak ingin membebani Jeno, cukup saat dahulu saja"

"Renjun tapi kau mencintai Jeno, kau sakit hati terhadap kenyataan bahwa Jeno telah memiliki kekasih" balas Haechan.

"Kau benar.. hatiku sakit saat melihat Jeno telah memiliki kekasih hatinya, kau benar aku masih sangat mencintai Jeno, tapi kali ini aku tidak ingin egois.. aku hanya ingin Jeno bahagia sebagai tebusan dosaku padanya dimasa lalu. Kumohon jangan sampai Jeno mengetahuinya, hanya ini yang bisa aku lakukan agar Jeno dapat tetap bahagia" balas Renjun lagi.

"Baiklah aku menghargai keputusanmu. Aku akan tutup mulut tentang ini, tapi tolong jangan sakiti dirimu. Aku tidak ingin kau terlarut dalam kesedihan, kau pantas bahagia Renjun" balas Haechan menyemangati Renjun.

Renjun mengangguk lalu kembali memeluk Haechan.

"Terimakasih telah mengerti diriku" balas Renjun sambil menghapus air matanya.

"Namun setelah ini aku akan pergi dari kediaman orang tua Jeno..." ucap Renjun lirih.

"Maksudmu? Kenapa harus pergi?!" tanya Haechan sedikit terkejut.

"Ceritanya panjang... kesimpulannya Doyoung eommonim tidak menyukaiku keberadaanku disana.. aku sadar diri bahwa aku harus pergi dari rumah itu" balas Renjun sambil tersenyum paksa.

"Renjun aku tidak setuju!"

"Tidak Chan... aku hanya ingin pergi dari kehidupan mereka, karena aku hanyalah orang tidak tahu diri yang menyusahkan disana..." balas Renjun, kemudian mengingat bagaimana Doyoung memperlakukannya dengan tidak baik dan selalu dihadiahi tatapan sinis, begitu pula dengan obrolan Jaehyun dan Doyoung yang ia dengar tempo hari.

Itu menyadari Renjun bahwa di keluarga Lee, Renjun seperti benalu.

•••

Regret - NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang