Kejutan.

457 137 126
                                    

𝙄𝙣𝙞 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙠𝙙𝙞𝙧. 𝘽𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙗𝙚𝙩𝙪𝙡𝙖𝙣. 𝙏𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙥𝙚𝙧𝙡𝙪 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙞𝙠𝙖𝙥 𝙨𝙠𝙚𝙥𝙩𝙞𝙨. 𝙆𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙥𝙚𝙨𝙖𝙣.

 𝙆𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙥𝙚𝙨𝙖𝙣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihyun's POV

Hari sudah kembali di mulai untuk di ulangi. Hari dimana aku akan membalas dendamku pada Kyungsoo.

Tepat hari ini, aku memandang cincin yang masih bersandar di salah satu jari-jemariku. Lalu aku membuangnya.

Aku berjalan kembali ke ruangan sunyi tidak bersuara. Kuraih pensil hitam itu dan menulis surat untuk suamiku. Aku terdiam. Tepat disaat surat ini sudah ku masukkan kedalam map kecil berwarna merah.

Aku yakin kau akan mendatangiku dan meminta ampun padaku. Kyungsoo.

Aku berjalan. Memeluk mantel dan berdiri tegak di pintu kayu di hadapanku. Rumah dinas Kyungsoo.

Aku meletakkan surat itu di dalam kotak surat. Terdiam dan berpikir memandang asing pada gantungan pintu yang terpampang jelas disana.

Rumah dijual.

Aku menatap tak percaya. Meneteskan air mata dan berpikir itu adalah pertemuan terakhir diriku dengannya.

Aku berjalan mundur meraih suratku dari kotak surat. Lalu membuang surat itu. Rencana balas dendamku menjadi berantakan tak terarah. Tidak seperti yang aku pikirkan.

Namun, aku tidak akan berhenti sampai disini. Aku akan membuatnya menyesal setengah mati. Bahkan, aku yakin orang tuaku akan bangga melihat anaknya yang tidak mudah putus asa. Meskipun balas dendam itu tidak sekarang, aku yakin akan ada hari selanjutnya yang lebih tepat diriku untuk balas dendam. Sekarang tepat saatnya aku untuk pulang, lagi.

Seorang diri.

Aku pulang berjalan dan duduk di bus sunyi dengan alunan musik dari earphone putih di telingaku.

Gurae gwenchanha gwenchanhado.

Aku kembali menangis sejak langit berubah menjadi malam. Tak terasa waktu berjalan hingga menyisakan aku seorang diri di bus sunyi ini.

Aku turun dan mengeratkan mantel hitam yang aku gunakan. Namun, saat itu aku tiba.

Deg!

Hatiku tersayat. Memandang dengan berargumen skeptis melihat sosok keluarga kecil itu.

Keluarga Kyungsoo.

Air mataku meneteskan kehadirannya. Kedua kakiku tidak lagi berjalan. Aku terdiam disaat keluarga itu berkumpul di depan rumahnya. Tepat di sebelah rumahku.

○○○

My Last Smile To My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang