Mertua.

375 124 76
                                    

𝘼𝙠𝙪 𝙮𝙖𝙠𝙞𝙣, 𝙧𝙚𝙣𝙘𝙖𝙣𝙖𝙠𝙪 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙝𝙖𝙨𝙞𝙡. 𝙎𝙪𝙣𝙜𝙜𝙪𝙝.

 𝙎𝙪𝙣𝙜𝙜𝙪𝙝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihyun's POV

Aku membuka kedua mataku tepat di atas ranjang. Dan aku melihat pria itu duduk di samping ranjang. Dia teman priaku.

Ia menepuk tangan kananku, seakan aku seperti tidak segera menyadarkan diri.

"Apa kau bercanda? Kau sudah tertidur tepat 2 jam yang lalu." Ucapnya

Aku memandangnya heran, lalu berusaha untuk menyandarkan tubuhku agar berusaha duduk di atas ranjang.

"Ah!"

Aku teringat bagaimana rasa sakit itu di dalam tubuhku, sesak di dada, bahkan sangat sakit di seluruh tubuhku.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya pria itu

Aku mengangguk, meneguk segelas air di atas nakas di samping ranjangku.

Aku mengisyaratkan teman pria ku untuk pergi dari rumah ini, tentu. Karena aku tahu, sangat tidak etis wanita dan pria yang bukan pasangan berada di bawah atap yang sama.

Pria itu mengangguk seolah paham, memberiku butiran obat dan meletakkannya di atas nakas. Lalu mengusap rambutku asal.

Duk!

Suara pukulan jendela terdengar seketika.

Aku teringat disaat itu jantungku terasa berdetak lebih cepat. Tidak lama hingga tubuhku kembali lebih tenang, teman priaku berakhir pergi. Dan tersisa aku seorang diri.

Aku berjalan, memandang rumah Kyungsoo yang tampak sunyi tidak berpenghuni. Seolah pikiranku bertanya dimana Kyungsoo berada.

Aku tersontak sedikit terkejut memandang wanita paruh baya yang baru turun dari bus kota itu. Ibu mertua.

Bukan sebuah kebetulan, aku segera mendekati wanita paruh baya itu, tersenyum simpul dengan kedua tanganku yang membantu wanita paruh baya itu untuk memasuki rumahku.

"Kyungsoo sudah pulang, pasti akan datang kerumah ini." Aku mengucapkan ucapanku tepat disaat ibu mertuaku duduk di sofa

Ia tidak tersenyum, jelas. Tidak memberiku balasan yang setimpal.

"Berhenti melantur. Kau tahu maksudku datang kesini." Ucapnya

Senyumanku seraya memudar, benar dikatakan semenjak ke'gagal'an itu, wanita paruh baya yang kukenal dengan ibu mertuaku ini memandangku sunyi tidak berekspresi.

"Sudah kukatakan, benar jika Kyungsoo sudah pulang. Namun, ia sedang keluar karena urusan pekerjaannya."

Aku meyakinkan wanita paruh baya itu, tidak mungkin aku mengatakan Kyungsoo yang sebenarnya mungkin sedang merayakan ulang tahunnya dengan keluarga kecilnya.

"Lalu siapa pria yang baru saja keluar dari rumahmu?" Tanyanya

Aku membuang nafas pelan.

"Hanya teman, tidak lebih." Ucapku dengan raut mukaku yang paling meyakinkan

Wanita paruh baya itu mendengus kesal menatapku tak percaya.

"Sungguh, ia adalah temanku, ia tahu jika aku memiliki suami. Bahkan, kita bertiga berkumpul dengan Kyungsoo sesaat sebelum Kyungsoo pergi untuk pekerjaannya." Aku menjelaskan seakan skenario yang kubuat adalah nyata

"Berhenti berbicara omong kosong, Kyungsoo tidak mungkin meninggalkan wajib militer atau pulang begitu cepat." Ujar wanita paruh baya itu

Beribu alasan aku lontarkan, aku ucapkan dengan keringat dinginku yang membasahi pelipis hangatku hingga membuatku mengambil keputusan.

"Aku akan membawanya kemari sebagai bukti. Dengan cara terakhirku."

Aku akan membawanya kemari, hari ini.

○○○

My Last Smile To My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang