||𝟬𝟭||𝗣𝗹𝗮𝘆𝗲𝗿 𝗮𝗴𝗿𝗲𝘀𝗶𝗳

31 8 3
                                    

Bagian 01
"Mati! Mati! Mati!"
ζ◦۪۪̥Look 4 more experiment🥀


Pagi yang cerah untuk mengawali hari, pergi ke sekolah dengan berharap bisa meraih cita-cita. Namun, itu hanya berlaku pada siswi yang rajin. Bukan sepertiku yang sudah dicap kurang ajar dan menjadi langganan Ruang BK.

Baru saja sampai ke sekolah sudah dingomongin. Para siswi berhadapan satu sama lain sembari berbisik untuk membicarakan aku, sebenarnya mereka tidak perlu melakukannya, karena masih bisa terdengar olehku.

"Lihat? Cewe itu masih berani ke sekolah!"

"Iya, dasar! Sepertinya dia tidak punya malu lagi!"

"Eh, aku dengar-dengar dia tidak akan naik kelas tahun ini!"

"Masa iya?! Bla.. bla.. bla.."

Telinga aku rasanya mau terbakar mendengar gosip murahan dari mereka. Tentu saja, itu semua tidak salah. Bahkan, aku tidak bisa menyangkal kalau semua itu adalah bohong. Mereka benar, cuma aku yang tidak mau mengakuinya.

Guru-guru sudah tidak memperdulikan nilaiku dan sudah dicap akan tinggal kelas tahun ini. Itu sebabnya, sudah tidak guna lagi aku datang pagi ini. Toh, aku tidak akan naik kelas.

Banyak yang tidak menyukaiku, teman sekelasku memilih untuk menjauh saat aku datangin. Aku juga heran, kenapa? Apa aku terlihat seperti monters? Dan ternyata, mereka semua menjauh karena tidak menyukaiku.

Sudahlah, tidak perlu memikirkan hal bodoh seperti sekarang. Lebih baik aku mulai mencari pekerjaan sebelum dikeluarkan dari sekolah.

Oh iya, aku belum bilangnya? Disekolah ini, arti dari tinggal kelas sama dengan dikeluarkan. Menjadi salah satu sekolah terfavorit tentu peraturannya juga ketat.

Iya, begitulah. Tetapi, sepertinya aku akan dikeluarkan lebih awal sebelum pembagian rapot.

"Sudah! Pulang saja, tidak ada gunanya ke sekolah lagi kamu!"

Haa.. kenapa dari sekian banyaknya guru disekolah ini aku harus bertemu dengannya? Benar, salah satu guru yang tergalak disekolah ini, Mrs Rosalina. Dan karena dia juga, aku dikeluarkan lebih awal.

Sialan, aku bahkan belum menyiapkan apa-apa untuk kelanjutan hidup.

"Gini amat dah!" Mau menyerah, tapi aku tidak sedang memperjuangkan apapun. Jadi bingung, setelah ini apa yang harus aku lakukan? Mungkin aku akan mencari kerja, tapi aku yakin ibu tidak mengizinkannya.

Aku jadi sedih untuk bertemu ibu dan bilang aku dikeluarkan dari sekolah. Beneran anak tidak berguna, itu yang aku cerminkan pada diriku sekarang.

Selama berdiri didekat gerbang sekolah seseorang menghampiriku. Ia terlihat masih kanak-kanak dengan baju kegedean yang berwarna ungu.

"Kakak namanya siapa?" Dan sembari tersenyum ia juga mengajakku bicara. Berhubung aku sedang badmood jadi ku diamin.

"Kalau adek namanya Teddy! Hihihi, kakak terlihat murung, ada apa?" Baiklah, ia mulai menjengkelkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝘼 𝙦𝙪𝙞𝙚𝙩 𝙗𝙧𝙚𝙖𝙠 [𝗻𝗲𝘄 𝘃𝗲𝗿𝘀𝗶𝗼𝗻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang