Semua berawal dari tempat ini. Tempat yang membuatku nyak,bahkan sangat muak. Apa tempat itu?
Penjara
Jeruji bawah tanah yang sudah seperti neraka. Andai saat itu aku tidak berkhianat,pasti aku tidak berada di tempat menjijikan seperti ini.
Tapi akhirnya aku bersyukur,
Siapa yang terlihat dekat--bukan berarti ia baik. Yang ada di depan mata,bukan berarti sesungguhnya.Itu pelajaran yang kudapat dari penjara ini.Hai,Namaku Amoera Charlotte.
Saat ini usiaku 25 tahun. Aku menghabiskan 9 tahun proses remaja menuju dewasa di tempat sialan ini.
Aku adalah anak hasil hubungan manusia dengan serigala. Ayahku manusia, sedangkan ibuku serigala. Mereka terjebak dalam sebuah ikatan yang tidak seharusnya terjadi.Sebuah kutukan dari raja,
Ibuku meninggal sehari setelah melahirkan ku. Itulah akibat karena berani melanggar aturan Klaim serigala.Oke, akan kulanjutkan sedikit cerita hidupku.
Ayahku,
Dia harus pergi. Manusia memang ancaman terbesar bagi semua makhluk. Setelah ibuku meninggal dan ayahku pergi, aku dibesarkan oleh Arthur--Raja Serigala. Tepat di Usiaku yang sudah 10 tahun,aku diangkat menjadi panglima kerajaan. Salah satu alasan diangkatnya aku menjadi panglima karena, aku memiliki sihir yang diwariskan dari Keturunan ibuku.Begitu sayang,
Itu yang kurasakan sebelum akhirnya aku mengetahui bahwa apa yang ada di depan mata,bukan berarti yang sebenarnya.Ini ceritaku,kisah ku,dan hidupku
⚫⚫⚫
Kusandarkan punggungku pada dinding berlumut yang dipenuhi bercak bercak tangan. Sambil melirik sekilas kearah jendela yang terbuka, bisa kulihat malam ini adalah malam bukan sabit.
Sebentar lagi,
Beberapa hari kedepan adalah malam bulan purnama merah. Begitu yang kudengar dari beberapa prajurit bodoh yang mengatakannya sambil melewati lorong penjara tengah malam tadi.
Mau tau ada apa dengan bulan purnama merah?
Kekuatan para Serigala akan bertambah di bulan purnama merah,siklus yang terjadi setiap 100 tahun sekali. Suatu keberuntungan bagiku karena bukan hanya kekuatanku yang bertambah,namun sihir milikku akan kembali dengan sendirinya. Ditambah raja akan membebaskan ku dari tempat ini. Sesuai dengan janjinya.
"Ada apa,Amoera?" Anne, wanita 40 tahun yang masih berstatus sebagai permaisuri raja, berada di tempat ini karena melukukan kebohongan tentang kehamilannya yang ternyata ia sendiri mandul. Dia membelai halus pipiku. Satu-satunya tahanan yang masih waras disini selain aku. Jelas saja, para wanita tahanan dipaksa untuk melayani nafsu bejat para petinggi kerajaan. Kelak para wanita tahanan yang hamil lalu melahirkan di penjara, bayinya akan dibunuh dan organ nya akan dijual di pasar gelap--Atau dibiarkan hidup sampai dewasa,lalu dijual sebagai wanita pemuas nafsu.
"Apa kau tau tentang bulan purnama merah?"tanyaku pada Anne.
"Tentu",Anne tersenyum."Dan itu artinya kau harus segera pergi dari tempat ini",
Tidak akan!
Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk mengeluarkan Anne dari tempat ini lalu mengembalikan kedudukan nya sebagai permaisuri raja serigala."Tidak, aku akan membebaskan mu dari sini",ujarku meyakinkannya. Aku yakin,raja pasti akan mendengarkan ku.
Anne menggeleng lemah,
"Amoera,aku pantas mendapat hukuman ini. Setelah kebohongan yang kulakukan pada Raja".Kuraih kedua tangannya untuk kugenggam erat. Aku menatap manik cokelat terang miliknya, sungguh indah. Bisa kulihat sorot mata nya yang penuh penyesalan."Percaya padaku, apapun akan kulakukan untuk mu",-
******
Derap langkah kaki membuatku buru-buru berbaring meringkuk sambil memejamkan mata. Bunyi suara jeruji yang terbuka,dalam hati berdoa semoga keberuntungan masih berada di aku. Untuk apalagi penjara dibuka selain mengambil salah satu dari kami sebagai penuntas hasrat mereka?
"Apa anak itu tidur?" Suara interupsi yang sangat familiar bagiku. Itu adalah suara raja. Seseorang yang sudah kuanggap seperti ayahku sendiri. Tapi ia juga seseorang yang membuatkan berakhir di tempat ini. Aku segera membuka mata.
"Apa kau ingat janjimu,Raja?" tanyaku pada Arthur. Kulirik Anne yang saat ini memandang Arthur lemah. Aku jadi benar-benar ingin segera keluar, dan mengembalikan tahta yang seharusnya kepada nya.
"Ya,malam besok akan kubawa penyihir untuk mengembalikan sihir mu. Sesuai dengan janjiku tempo waktu", jika kebanyakan orang mengira Serigala itu licik. Memang benar, tapi serigala tidak akan mengingkari janjinya. Itu alasan kenapa aku berada disini, berkhianat dan mengingkari janjiku pada kerajaan untuk tidak menemui manusia.
"Kalau begitu, apa kau akan mengembalikan jabatanku sebagai panglima?"Sebenarnya aku tidak begitu mementingkan pangkat itu lagi. Menjadi panglima sangat menyusahkan ku. Berjaga-jaga di setiap waktu. Mengorbankan nyawa hanya untuk melindungi jiwa-jiwa yang serigala lain. Sering kali aku mendapat luka yang cukup parah karena terpanah oleh makhluk lainnya. Bagaimana pun, aku juga manusia yang tidak bisa mengobati diri sendiri walau terklaim sebagai Serigala.
Raja terdiam sejenak. Kemudian berkata,"Tentu! Aku akan mengembalikan semuanya kepadamu",
"Dan apa kau akan mengembalikan tahta itu kepada Anne, istrimu?"
Dia melirik Anne yang masih menunduk. Raut kekecewaan tercetak jelas di wajahnya. "Tanyakan saja padanya! Apa dia masih pantas bersanding dengan ku atau tidak",
"Hiksss....", Buliran air mata jatuh bercucuran membasahi pipi Anne. Sungguh aku tidak tega melihatnya. Apa dayaku memang aku tidak berhak berada dalam urusan mereka.
"Jangan kau pikir aku akan tertipu oleh air mata mu lagi,Nyoya Anne."ujar Arthur. "Jangan harap itu akan terjadi lagi",
Aku menghampiri Anne. Memeluknya erat sambil mengusap-usap punggungnya. Aku sudah menganggap Anne sebagai temanku sejak Anne datang menginjakkan kaki nya di Istana ini. Kedatanganku memang jauh lebih awal daripada Anne. Sejak ibuku terkutuk dan di asingkan di suatu hutan belantara, lalu ayahku pergi entah kemana. Dan sejak saat itu, Arthur merawatku menjadi anaknya.
"Kalau begitu ceraikan aku saja,Arthur!"seru Anne pada Raja sebelum ia meninggalkan jeruji besi ini.
"Pasti! Tunggu saja tanggal mainnya",
-tbc
Gimana part awal ini? Ini bukan Prolog ya;) ini langsung bab awalHappy Reading and Enjoy your flight!
Salam dari Istrinya Yuta, ibunya Chenle--PoorDieL