Author's POV
"Mengapa wajahmu kusut seperti itu?"
Yachi memandangi wajah sahabatnya yang terlihat tak enak dipandang itu. Sejak tadi pagi, (Y/n) tidak tersenyum sama sekali. Bibirnya selalu melengkung ke bawah.
"Tidak apa-apa," jawab (Y/n) sambil melenggang pergi.
"(Y/n)-chan!" panggil Yachi seraya mengejar (Y/n).
Ternyata (Y/n) pergi ke kantin. Ia sudah mengantri di salah satu stan yang menjual berbagai macam roti. Gadis itu berhimpitan dengan murid-murid lain meskipun mereka sudah mengantri menunggu giliran mereka tiba.
(Y/n) kembali dengan tiga buah roti di tangannya. Ia memberikan salah satunya pada Yachi. Yachi mengambilnya dengan raut wajah yang kebingungan seraya mengucapkan terima kasih.
"Yachi, ayo ke belakang sekolah."
"B-Baik." Yachi mengekori (Y/n) yang berjalan lebih dulu menuju belakang sekolah.
Yachi bertanya-tanya dalam dirinya. Apa yang akan (Y/n) lakukan di belakang sekolah? Tidak biasanya mereka makan di belakang sekolah semenjak atap sekolah menjadi tempat favorit mereka saat istirahat.
"Cepat, Yachi! Jangan melamun! Sebentar lagi istirahat berakhir!" seru (Y/n) yang sudah berdiri beberapa meter di depan Yachi.
Yachi mengangguk patuh. Ia berlari kecil mendekati (Y/n). Mereka pun akhirnya tiba di belakang sekolah.
Suasana yang sejuk dan asri menyambut mereka di sana. Sebuah pohon sakura yang mekar terlihat indah. Namun, pandangan (Y/n) tidak tertuju pada pemandangan indah di depan matanya, melainkan pada seseorang yang duduk seorang diri di sana.
"Oi, Kenma."
Si pemilik nama menoleh karena dipanggil. Ia menatap (Y/n) dengan tatapannya yang biasa.
"Apa?"
(Y/n) melempar roti berisi daging yang ia pegang sejak tadi pada Kenma. Kenma menangkapnya dengan sigap. Lalu, ia menatap bingung ke arah (Y/n).
"Tenang saja. Tidak ada racun di dalamnya," ujar (Y/n) santai seraya berjalan mendekati Kenma lalu duduk di sebelahnya.
"Terima kasih." Kenma tersenyum samar.
"Sama-sama," sahut (Y/n) sambil menggigit rotinya sendiri.
Yachi yang menyaksikan kejadian itu akhkrnya paham. Tenyata inilah alasan mengapa (Y/n) tiba-tiba mengajaknya ke belakang sekolah.
"Yachi, berapa lama lagi kau akan berdiri di sana?" tanya (Y/n) datar.
Yachi langsung gelagapan dan menghampiri mereka berdua yang tengah duduk bersandar pada dinding bangunan sekolah. Lalu, ia pun mulai memakan roti yang diberikan oleh (Y/n) tadi.
"(F/n)."
(Y/n) menoleh dengan roti yang masih ada di dalam mulutnya. "Aphwa?" tanyanya dengan mulut penuh. (Apa?)
"Kau tak menyuruhku untuk melakukan sesuatu?" tanya Kenma tiba-tiba yang membuat (Y/n) tersedak.
Panik, Kenma langsung memberikan botol air mineral miliknya pada (Y/n). Dengan cepat, gadis itu langsung menenggaknya hingga tandas.
"Nanti kubelikan yang baru," ujar (Y/n) sebelum Kenma protes tentang air mineralnya yang habis.
Yah, sebenarnya Kenma juga tak ambil pusing dengan air minumnya yang habis. Ia bisa membelinya sendiri tanpa perlu diganti oleh (Y/n).
"Dengar, kau tak perlu melakukan hal itu jika hanya ada kita berdua. Atau bertiga dengan Yachi. Jujur saja, sebenarnya aku tak ingin melakukannya juga di depan umum. Namun, itulah permintaanmu. Ya sudah, aku hanya perlu menurutinya saja," jelas (Y/n) panjang lebar pada Kenma.
KAMU SEDANG MEMBACA
END ━━ # . 'Beat Me! ✧ Kozume Kenma
Fanfiction"Jika aku kalah, maka aku harus menjadi pacarmu selama satu bulan." ────── Berawal dari sebuah tantangan yang dilontarkan olehmu, kau pun berujung menjalani sebuah tandingan dengan teman seangkatanmu. Kozume Kenma. Adalah teman seangkatanmu yang kau...