Chapter 3 - Let's Begin!

1.8K 319 77
                                    

Author's POV

Setelah (Y/n) mengetahui nama murid baru itu—padahal ia bisa saja bertanya pada teman-teman sekelasnya namun anehnya ia tak melakukannya—(Y/n) tak lagi merasa kesal. Ditambah Kenma—murid baru yang menabraknya—juga telah meminta maaf. Raut wajah (Y/n) telah berubah seratus delapan puluh derajat dan hal itu membuat Yachi khawatir.

"(Y/n)-chan, lukamu sudah tak apa-apa?" tanyanya ketika bel istirahat baru saja berbunyi dua menit yang lalu.

"Aku sudah baik-baik saja. Jangan khawatir," sahut (Y/n) santai.

"Kau tak membawa bekal?" Kini giliran (Y/n) yang bertanya karena Yachi tidak mengeluarkan kotak bekal yang biasa ia bawa.

"Aku kesiangan pagi ini. Tapi ternyata aku masih terlalu pagi ketika tiba di sekolah." Yachi terkekeh.

"Ya sudah. Jangan memusingkan hal itu. Aku bisa membagi bekalku denganmu," ujar (Y/n) santai lalu keluar dari kelas.

"T-Tak perlu, (Y/n)-chan! Aku bisa membeli sesuatu di kantin!" Yachi segera menyusul (Y/n) yang sudah berjalan menuju atap sekolah.

"Sudahlah. Kau tak perlu protes. Aku akan menerima permintaan maafmu tadi pagi jika kau memakan bekal yang sama denganku," ucap (Y/n) yang membuat Yachi akhirnya pasrah.

"Baiklah."

Mereka akhirnya sampai di atap sekolah. Angin yang berhembus tidak terlalu kencang menyambut mereka di sana. (Y/n) dan Yachi duduk di tempat biasa, yaitu di tepi atap sekolah yang datar. Pagar yang cukup tinggi menghalangi sisi atap sekolah. Mungkin untuk mencegah para murid melakukan bunuh diri di sana.

"Ini, makanlah."

(Y/n) mengeluarkan satu kotak bekal lagi. Kemudian ia memberikannya pada Yachi.

"Kau membawa dua bekal?!" seru Yachi terkejut.

"Ya. Dan satunya lagi untukmu," jawab (Y/n) santai sambil memakan bekalnya sendiri.

Yachi tampak terharu. "Terima kasih, (Y/n)-chan!" Ia memeluk gadis itu.

"Mou ii, Yachi! Makan bekalmu!" seru (Y/n) tak tahan karena Yachi masih saja memeluknya erat dan menghambatnya untuk makan.

Pandangan (Y/n) tak sengaja tertuju pada bagian belakang sekolah. Ia melihat seseorang sedang duduk di sana. Memakan bekalnya seorang diri.

"Yachi."

"Hm?" Yachi menoleh pada (Y/n). "Ada apa?"

"Bukankah itu Kenma?" tanya (Y/n) memastikan.

"Kenma? Kau sudah tahu nama murid baru itu ya? Apa kau menanyakannya langsung?" Yachi tersenyum penuh arti.

"Itu tak penting! Mengapa dia duduk seorang diri di sana?" Perempatan imajiner muncul di dahi (Y/n). Membuat Yachi ikut menatap ke arah yang (Y/n) perhatikan sejak tadi.

"Ah, Kozume-kun adalah anak yang pendiam. Dia tak suka bergaul dengan teman-teman sekelasnya dan orang lain. Mungkin karena alasan itulah dia duduk seorang diri di sana," jelas Yachi.

(Y/n) mengembalikan pandangannya ke depan. Ia jadi berpikir. Jika Kenma memang tak suka berinteraksi dengan orang lain, lantas mengapa ia menerima tantangannya? Ah, (Y/n) baru ingat. Ia memaksa Kenma untuk menerimanya.

"(Y/n)-chan, apa yang sedang kau pikirkan?" Yachi menatap pada (Y/n) yang mendadak menjadi pendiam seusai mendengar penjelasan Yachi tentang Kenma tadi.

"Apakah kau memikirkan Kozume-kun?" Yachi menggoda (Y/n).

"T-Tidak! Untuk apa aku memikirkannya?" tukas (Y/n). Ia memasukkan banyak nasi dan lauk pauk ke dalam mulutnya untuk menghindari pertanyaan Yachi.

END ━━ # . 'Beat Me! ✧ Kozume KenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang