"Reta, buruan dong jalannya. Lemot amat jadi cewek" sarkas seorang lelaki berperawakan tinggi dengan baju sekolah acak-acakan. Mata laki-laki itu memandang perempuan mungil dengan jepitan di kepalanya, yang masih tertinggal jauh di belakang.
"Ia Ga sabar, kamu jalannya kecepetan. Aku bawa dua tas, kan aku bawa tas kamu juga" timpal perempuan bernama Areta tersebut dengan lembut. Dengan dua tas di dua tangannya, Ia buru-buru berlari untuk mengejar langkah lelaki tersebut. Areta tidak ingin membuat lelaki itu semakin marah, bisa-bisa Ia akan dikasari olehnya di Sekolah seharian.
" Baru bawa segitu aja udah ngeluh, kalau jadi pacar gua ga ada kata ngeluh. Lemah amat jadi cewek" bentaknya dengan penuh amarah.
"Aku kan udah pernah minta putus berkali-kali dari kamu, tapi kamu ga pernah mau. Padahal kamu sama sekali ga memperlakukan aku selayaknya pacar kamu selama ini" sangga Areta dengan muka bete.
"Gua masih butuh lo buat jadi babu gua di sekolah"
"Kamu masih bisa suruh-suruh aku walau Kita putus. Aku gapapa, daripada kayak gini. Aku sakit hati liat kamu selalu mesra-mesraan sama Hera di depan mata aku" air mata Areta mulai nampak, sebenernya Areta benci untuk menangis karena cowok brengsek seperti Raga.
"Gua belum puas nyakitin lo untuk ngelampiasin amarah gua"
"Kenapa harus aku? Apa kamu ga peduli sama perasaan aku Ga?"
"Karena cuman lo satu-satunya orang yang tetep ga ngelawan dan nurut sama gua. Walau gua udah maki-maki dan nyakitin lo berulang kali"
Kalimat Raga tersebut mampu membuat tangisan Areta pecah. Bagaimana tidak? Ia dijadikan pacar oleh Raga hanya untuk dimanfaatkan. Namun, Areta malah sudah terlalu jatuh ke dalam pesonanya. Ia sudah terlanjur jatuh cinta kepada orang yang bahkan tak pernah memperlakukannya dengan baik.
"Udah, mana sini tas gua" Raga menarik paksa tasnya yang dipegang oleh Areta.
Lelaki itu lalu berlari menuju teman-temannya yang sedang asyik mengobrol disebuah warung dengan banner 'AXELA' terpampang jelas di depan warung tersebut. Sudah menjadi makanan sehari-hari Raga menuju ke markas axela yang merupakan gengnya setelah pulang sekolah. Jarak dari parkiran motor menuju markas axela memang sedikit jauh. Itulah mengapa Raga selalu membawa Areta untuk membawakan barangnya menuju warung yang beralih fungsi menjadi markas axela.
Siapa juga yang akan datang ke warung ini, melihat penghuni warungnya saja pasti siswa SMA Trisaka sudah segan untuk mampir. Geng axela sangat terkenal akan kenakalannya, dari mulai suka tawuran, suka membully, suka membolos, serta suka merokok. Lengkap sudah semua image buruk yang melekat pada geng axela.
"Udah sana lo pulang, ngapain malah ngelamun disana" suara Raga mengagetkan Areta.
Tidak cukup sampai disana, Areta semakin tersentak. Ia melihat Raga langsung merangkul bahu Hera setelah Raga mengusir dirinya. Anehnya tidak ada satupun yang risih dengan keadaan ini, teman geng Raga memang sudah tau mengenai Raga yang hanya memanfaatkan Areta. Namun, tidak adakah satu pun teman Raga yang memberikan semangat atau pun merasa iba terhadapnya. Mereka terlihat biasa saja dan tidak peduli dengan perasaan Areta.
Sakit memang, tapi Areta tidak tahu harus berbuat apa lagi. Ia segera meninggalkan warung tersebut sebelum air matanya terlihat oleh geng axela. Areta tidak ingin di olok-olok oleh geng axela.
"Brengsek bgt lo Ga, cewek polos modelan gitu lo hancurin hidupnya." Celetuk salah seorang teman geng Raga setelah Areta sudah menjauh dari sana. Namun setelah mengucapkan itu lelaki itu langsung tertawa terbahak-bahak
"Goblok juga sih emang si Areta, nurut aja lo suruh-suruh" timpal lelaki itu lagi.
"Justru itu gua jadiin dia pacar Sep, ga cerewet kayak yang lain" senyum smirk Raga terukir diwajahnya.
"Tapi kalau Areta jadi pacar gua, gua bakal perlakuin dia dengan baik sih. Dan ga main cewek kayak lo Ga. Udah dapet cewek yang cantik dan attitude bagus, malah lo pilihnya biji cabek" sinis Septian kepada Hera yang duduk di sebelah Raga.
"Siapa yang lo bilang biji cabek? gua? enak aja lo ya Sep kalau ngomong. Gua famous dan cantik gini juga" Hera tidak terima dirinya dihina oleh Septian.
"Cantik sih tapi kelakuan zero, bener kok lo cabek. Buktinya rambut ombre, terus kegatelan ama cowok"
"Halah lo Sep, sok suci banget lo. Kelakuan gua sama lo sama-sama zero kali. Pengen dapetin cewek baik-baik, tapi lo sendirinya aja kelakuannya masih belum bener. Ga usah mimpi lo Sep"
Ucapan Hera tadi benar-benar menohok Septian, bukan hanya Septian tetapi juga seluruh anggota geng axela yang berada disana. Termasuk juga Raga, dia langsung teringat betapa baiknya Areta. Namun Ia segampang itu menyakiti hati bersih milik Areta. Entahlah? Raga benar-benar tidak bisa menahan dirinya untuk terus memaki Areta. Ia benar-benar langsung tersulut emosinya bahkan saat baru melihat Areta.
Disisi lain, Areta menangis di depan gerbang sekolahnya. Ia sedang menunggu angkot, namun daritadi belum ada tanda-tanda angkot yang lewat. Areta meremas tas yang digendongnya, Ia sudah tidak kuat dengan rasa sakit hatinya yang Ia rasakan saat ini.
"Areta lo belum pulang?" Ucapan seseorang tersebut membuat Areta mendongak.
Ternyata dia Anggara teman sekelasnya saat kelas 10. Dengan motor ninjanya, Anggara turun dari motornya dan mendekat ke arah Areta.
"Mau pulang bareng, rumah kita juga searah kan?" Tanya Anggara kepada Areta. Jika kalian bertanya, bagaimana dia bisa tahu rumah Areta? Jawabannya, karena saat kelas 10 Anggara pernah satu kelompok dengan Areta. Dan mereka mengerjakan tugas kelompok tersebut di rumah Areta.
"Ayok, mau ga? Jam segini angkot udah jarang loh"
"Boleh, deh. Maaf yah Angga, aku jadi ngerepotin kamu" lalu Areta pun menaiki motor ninja Anggara yang sedikit terlalu tinggi untuk ukuran Areta yang mungil.
Akhirnya Anggara pun membantu dengan mengulurkan tangannya sebagai pegangan. Anggara pun memakaikan helm untuk Areta. Namun, tanpa mereka berdua sadari dari sebrang jalan ada seseorang yang memotret kejadian tadi.
"Berita bagus nih, pasti bakal heboh besok" ucap salah seorang siswa SMA Trisaka. Dia pun segera mengirim foto-foto Areta dan Anggara tersebut ke Website sekolahnya, website tersebut adalah platform yang dapat digunakan seluruh siswa SMA Trisaka. Dimana website tersebut berisi informasi-informasi terbaru, supaya siswa tidak ada yang ketinggalan informasi.
Anonim
Areta sama Anggara ada apa nih? Ekhem
..ekhem... Areta sama Raga kayaknya tipe pacaran yang satu sama lainnya boleh main belakang ternyata yah..Setelah terkirim, siswa tersebut pun buru-buru pergi dari sana.
_________________
Hai readers, gimana nih menurut kalian ceritanya? Kalau kalian suka jangan lupa untuk vote dan konten yah. Dengan vote itu sama saja dengan kalian menghargai penulisnya.
Love you readers🖤💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangan [ON GOING]
Teen FictionAku memang pacarnya, namun dia sama sekali tak pernah melirikku. Ia hanya menganggap status pacaran ini untuk mengikatku, supaya aku tidak kabur darinya. Supaya aku dapat Ia suruh semaunya. Dia lebih perhatian kepada sahabat perempuannya. Bahkan mer...