05 : Ipar

1.3K 111 19
                                    

Bagi Minghao entah dengan siapapun Mingyu berpacaran itu bukanlah urusannya, ia tak ingin ikut campur, itu lebih tepatnya. Walau jujur saja, sampai sekarangpun ia menjunjung ideologi bahwa menikah hanya terjadi sekali seumur hidup. Atau mungkin sekarang ideologinya berubah karena pernikahan kontrak yang ia buat dengan Mingyu.

Jadi bisa dikatakan bahwa Minghao tentunya ada sedikit rasa kecewa dengan perangai Mingyu yang masih bermain-main dengan adik ipar angkatnya itu.

Sudah seminggu sejak kejadian Minghao bertemu pasangan sejoli itu di supermarket. Selama seminggu juga Mingyu hanya makan malam di apartement mereka. Itupun sudah lewat waktunya untuk dikatakan makan malam ketika Mingyu pulang. Walau begitu, Minghao tetap melaksanakan tugasnya sebagaimana menjadi seorang pasangan yang telah menikah.

Harapan Minghao hanya satu, setidaknya ketika mereka bercerai nanti dengan cara baik.

╔══════ ≪ °❈° ≫ ══════╗

Lacuna

Chinaprince, 2020

05 : Ipar

╚══════ ≪ °❈° ≫ ══════╝


Pagi ini pukul lima pagi Minghao telah meninggalkan apartement Mingyu. Meninggalkan pemiliki apartement yang masih bergelung dalam selimutnya.

Jadwalnya semakin sibuk akhir-akhir ini. beberapa bulan lagi akan ada seleksi tim nasional. ditambah dengan adanya acara penggalangan dana yang di setujui sebelumnya menyebabkan hampir tiap pagi ia harus menghabiskan sarapan di tribun gelanggang bukan di meja makan.

Ah, omong-omong tentang pemiliki apartement. Sepertinya Mingyu juga sedang sibuknya di kantor. Bila Minghao akan pulang menjelang petang, maka Mingyu lebih dapat di bilang seperti orang yang akan tinggal di kantor. 

Dari berita yang Minghao baca di internet, perusahaan Mingyu akan menjalin kontrak kerja sama dengan salah satu perusahaan teknologi terkenal di luar negeri. Mungkin karena itulah waktu Mingyu banyak di habiskan di kantor.

Meskipun sejak dahulu hingga sekarang MInghao tidak pernah peduli akan kehidupan bisnis, namun kebiasaan ayahnya yang selalu tertarik akan berita mengenai dunia tersebut tampaknya menurun juga kepada Minghao.  Ia tahu akan banyak yang harus Mingyu siapkan menghadapi koleganya untuk memenangkan kesempatan kontrak kerja, akan sangat masuk akal bahwa Mingyu menghabiskan waktunya dengan berdiam di ruangan dengan setumpuk dokumen yang harus ia pahami.

Atau mungkin Mingyu sibuk bertemu dengan Jia?

Tidak mungkin bukan? Sangat tidak masuk akal apabila Mingyu tidak menyiapkan segala sesuatu tentang kontrak senilai ratusan dollar tersebut hanya untuk menghabiskan waktu bersama dengan pacarnya. Mingyu tidak sebodoh itu bukan?

━━━━━━ ◦ ❖ ◦ ━━━━━━

"buset, pagi banget lo" tanya Seungcheol sembari mempersiapkan perlengkapan yang digunakan untuk latihan harian mereka, "cih, gue kan emang biasa pagi" ucap Minghao sembari tangannya membantu Seungcheol. "gak lo pemales" mendengar ucpaan Seungcheol dengan cepat Minghao menolehkan kepalanya ke arah dimana Seungcheol berada. Wajah tirus MInghao menunjukkan rasa tak setujunya.

Namun, Minghao mengerti meladeni Seungcheol sama saja dengan ia menghabiskan waktunya terbuang sia-sia. Seungcheol hanya bertumbuh pada fisik saja, sangat berbeda dengan jiwanya dan itu yang MInghao percaya selama ini. 

Ketika wajahnya tertoleh, mata Minghao terkunci pada salah satu berkas terletak di smping Seungcheol, dimana tertulis dengan jelas nama perusahaan MIngyu sebagai sponsor klub mereka. Pikiran MInghao melayang ke pemikirannya pagi ini mengenai keputusan pernikahan yang ia ambil. "bang menurut lo, nikah itu perlu cinta ga sih?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lacuna [Gyuhao]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang