Hai, semuaaa!
Ini adalah sebuah cerita fiksi karangan aku sendiri. Mungkin cerita ini banyak banget kalian temui di kehidupan sehari-sehari. Yup, memang itu benar! Cerita ini aku ambil sendiri dari sudut pandang aku melihat kejadian di sehari-hari.Oke, guys! Baca dan ambil hikmah di balik cerita ini, ya. Semoga kita bisa menjaga diri dari segala macam godaan liar.
Oiya, jangan lupa kasih vote dan follow akun aku yaaa!!!
Maachiuwwww.....
----------------------------------
"Coba liat, deh. Ini Hp android keluaran baru, loh." Gadis dengan rambut cat pirang itu mulai membolak-balik benda pipih itu.
"Ra, jangan lupa mampir di channel YouTube gue, ya. Eh, lupa! Rara kan, nggak punya Hp android ya, guys," ledek Talita yang membuat semua orang yang berada di kelas tertawa.
Dengan rasa sakit hati dan malu, Rara berlari meninggalkan ruangan kelas. Dipermalukan dan di hina di depan semua orang adalah hal yang sangat menyakitkan. Rara berusaha menyeka air yang terus saja membasahi kedua pipinya. Dengan sekuat tenaga, Rara kembali ke kelas untuk masuk di jam pembelajaran berikutnya.
"Bu, Rara minta uang tiga juta!" bentak Rara setelah membantingkan tas di depan sang ibu.
"Astagfirullah, Ra. Uang tiga juta itu buat apa?" tanya ibu mengusap dada.
"Rara mau beli Hp android. Pokoknya besok uang tiga juta itu harus ada, Bu! Rara nggak mau dipermalukan lagi sama teman-teman Rara. Rara sakit hati dengan kehidupan kita yang miskin ini, Bu!" Rara mulai menjatuhkan semua perabotan yang di atas meja.
"Astagfirullah, Ra, Istighfar. Kamu nggak boleh ngomong seperti itu, nak." Ibu berusaha menenangkan Rara agar tak menghancurkan semua barang yang ada di rumah.
"Aaish!! Pokoknya besok uang itu harus ada!" Rara melepaskan tangan ibunya dengan kasar sehingga membuat kaki sang ibu mengenai pecahan gelas. Tanpa memperdulikan sang ibu yang terluka, Rara pergi tanpa menghiraukan panggilan sosok yang telah melahirkannya.
Dengan berjalan tertatih, ibu berusaha menahan perih luka di tubuh dan hatinya. Ia merasa telah gagal menjadi seorang ibu yang baik dalam mendidik anaknya sendiri.
***
"Hei, Ra. Kok muka lo murung, gitu? tanya Gilang--preman kampung yang sudah lama menyukai Rara.
"Gue kesel, bang, dengan keadaan gue yang miskin ini. Gue mau jadi orang kaya yang punya banyak duit biar nggak ada lagi orang yang berani menghina gue," jelas Rara dengan emosi.
"Gue punya pekerjaan yang bisa bikin lo jadi orang kaya," ujar Gilang dengan mendekati Rara dan berbisik di telinga gadis remaja cantik itu.
"Gila. Gue nggak mau!" tolak Rara dengan tegas.
"Ya, itu tergantung lo. Kalo lo masih mau dihina dan hidup miskin terus, yaudah!" Gilang menatap gadis yang di depannya masih memikirkan ucapannya tadi.
"Oke, gue terima pekerjaan itu," ucap Rara.
"Besok gue tunggu!"
Dengan ragu, Rara menuruti saja perintah dari Gilang. Berkemas dan pergi meninggalkan rumah gubuk yang selama ini menjadi tempat dirinya di lahirkan sebagai anak yatim. Rara kemudian dibawa pergi ke Jakarta oleh Gilang dengan sebuah mobil truk. Dengan rasa bahagia, Rara sudah membayangkan betapa banyaknya nanti uang yang ia miliki saat di Jakarta nanti.
Selama perjalanan, Gilang selalu menatap tubuh mulus Rara yang terkadang tersingkat oleh terpaan angin malam yang mengundang nafsu birahinya. Gilang mulai melucuti pakaian gadis SMA yang telah tertidur pulas. Tersadar ada tangan yang menjalari tubuhnya, Rara berontak mendapati Gilang melakukan pemerkosaan terhadapnya. Namun, kekuatan pria bertato itu lebih kuat darinya. Ia hanya pasrah dan menangis ketika tangan Gilang membungkam mulutnya.
"Ini hanya percobaan buat lo. Nanti lo akan melayani semua pria berhidung belang untuk mendapatkan uang," ucapan Gilang semalam kembali teringat. Rara mulai menjerit dengan apa yang ia lihat dan rasakan. Darah segar dan sobekan baju kini ia dapatkan. Kesucian yang selalu ibunya katakan untuk dipertahankan, kini harus hilang bagai abu diterpa angin.
Setelah membersihkan diri di sebuah hotel mewah yang sudah Gilang katakan. Rara mulai mengerti arti sebuah kehidupan luar. Kehidupan yang tak pernah ia bayangkan akan sepahit dan sehina ini. Dihadapkan dengan berbagai lelaki hidung belang yang bersedia memberikan bayaran mahal dengan permainan semalam. Kini semua telah Rara rasakan.
Dari fajar sampai senja, di mana pun dan kapan pun, gadis itu menjual harga dirinya. Mencari arti kebahagiaan yang selama ini ia impikan. Materi yang harus ia dapatkan meski rela kehilangan selangkangan. Begitulah hidup yang kini Rara rasakan. Pahit dan hina.
Setelah lima tahun bekerja sebagai wanita malam, Rara selalu dihantui rasa bersalah dan menyesal. Rasa bersalah karena telah meninggalkan sosok wanita yang telah lama menyayanginya. Rasa menyesal telah putus di bangku sekokah hanya karena ingin menjadi orang kaya dengan melakukan maksiat setiap malam. Bila kenangan itu kembali mengusik, tanpa sadar Rara selalu menangis meratapi perbuatannya.
"Assalamualaikum, nak. Nak, kamu dimana? Ibu sangat rindu sama kamu," lirih ibu terdengar melalui Hp android yang kini sudah kudapatkan.
"Rara sudah hina, Bu. Rara telah menjadi anak durhaka. Rara menyesal meninggalkan ibu. Rara ingin pulang, Bu," ucapnya dengan seseguk tangis penyesalan.
"Pulanglah, nak. Mari kita perbaiki semua bersama-sama. Allah selalu mengampuni segala dosa-dosa hamba-Nya yang ingin kembali pada-Nya." Suara ibu mulai menggetarkan hatiku.
"Maafkan, Rara, Bu ...." ucapnya mengakhiri pembicaraan.
Rara yang sekarang takkan mungkin bisa kembali seperti dahulu. Kini ia harus menjauh dari sang ibu sebab penyakit rahim yang kini ia dapat dari pekerjaannya. Penyesalan tinggal penyesalan. Namun, dalam hatinya ia selalu mendo'akan agar ibu dan pencipta-Nya mengampuni segala dosa-dosa dan perbuatannya.
-Ending-
---------------------
JANGAN LUPA UNTUK MAMPIR DI CERITA AKU SELANJUTNYA, YA, GUYS!
TIAP HARI AKU AKAN POSTING CERITA TERBARU. MAKANYA JANGAN LUPA UNTUK KASIH VOTE DAN FOLLOW!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
KUMPULAN CERPEN
Short StoryKumpulan cerita pendek yang tertulis menjadi beberapa Bab. Cerita di mana kamu pernah mengalami hal yang demikian. Atau pernah mendengar cerita dari pengalaman orang sekitar. Cerita ini terdiri dari genre romance, horor, true story dan slide of life...