{3} akhir?

20 1 0
                                        

Happy Reading!

"Aku sadar, aku belum bisa menjadi yang terbaik. Tapi percayalah setiap doa yang aku ucapkan akan selalu kukirim untukmu."
~Rara Nazwa~

****

Aku dan Randy pun duduk di luar toko kue ini, hujan tak kunjung henti. Sekarang hanya ada aku dan Randy, orang-orang lebih memilih melanjutkan perjalanan ketimbang harus menunggu hujan sampai benar-benar reda. Dingin sekali...

Aku menggosokkan kedua telapak tanganku dengan maksud untuk menghangatkan.

"Kedinginan ya?." Tanya Randy dan aku hanya mengangguk manja dengan maksud meng-iya kan pertanyaan Randy barusan.

Randy menggenggam tanganku, hangat... Itu yang aku rasakan sekarang. Aku menyenderkan kepala pada bahu Randy dan memejamkan mata untuk beberapa saat. Menikmati kehangatan yang aku rasakan.

"Rand, kita ngga lanjut aja ni?." Tanyaku. "Lagian hujannya ga reda-reda kan, mau nunggu sampai kapan? kita udah basah juga karena tadi main hujan." Lanjutku sembari mengangkat kepala yang sedari tadi bersandar pada bahunya.

"Ciee, udah ngga takut hujan lagi nih?." Tanya Randy dengan maksud meledek.

"Ihh dasar ya, siapa juga yang takut hujan." Ucapku dan mencubit pelan perut Randy.

"Oh iya Ra, gue tuh masih punya kejutan buat Lo. Tutup mata Lo dan jangan dibuka sebelum gue balik!." Pinta Randy.

"Kejutan apa lagi sih?, Ini aja udah cukup buat gue bahagia kok." Kataku seraya tersenyum manis.

"Ada deh, tutup mata deh buru!." Serunya.

Aku pun menuruti permintaannya "oke oke, jangan lama ya." Sembari mengangkat kedua tangan dan menutup mata dengan erat. "Udah ngga sih Rand?."

"Sebentar, nah udah. Udah bole dibuka." Suruh Randy.

Randy datang dengan membawa satu kue bolu dan setangkai bunga di tangannya. Aku meraih Bunga yang diberikannya. "Yaampun Randy, kan gue udah bilang. Lo ingat ulangtahun gue aja udah buat gue bahagia banget Rand, demi deh gaperlu Lo buang-buang uang untuk beli kaya ginian apalagi buat gue." Kataku.

"Hsstttt, jangan ngomong gitu dong." Ucap Randy yang mendaratkan telunjuknya tepat pada bibirku "Namanya juga ulangtahun, harus ada kuenya dong. Masa iya kaya tadi pagi gue cuma bawa lilin doang, berasa kaya ngga punya modal banget tau ga sih." Jujurnya sembari tertawa dan aku pun ikut tertawa mendengarnya.

"Bisa aje Lo." Ucapku. "Oke kue dan bunganya gue terima dan Lo harus tau Rand gue bahagiaaa banget hari ini, beruntung banget gue punya sahabat kaya elo. Tetap jadi sahabat terbaik gue ya Rand!. Jangan pernah lupain gue walaupun suatu saat nanti pasti akan ada someone spesial yang mewarnai hidup Lo." Ucapku sembari memeluknya.

Randy tersenyum dan membalas pelukanku, "aku ngga akan kemana-mana Ra, percaya deh. Aku akan selalu ada untuk kamu. Someone spesialnya itu kamu Ra, kamu yang akan mengisi hatiku." Ucap Randy yang membuatku semakin bingung, aku melepaskan pelukan dan menatap Randy lekat.

Randy menatapku seakan penuh arti "Aku sayang sama kamu Ra! Aku cinta sama kamu. Aku mau hubungan kita bukan hanya sebatas sahabat." Kata-kata yang keluar dari mulut Randy, kata-kata yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Bagaimana bisa selama ini ternyata Randy memiliki perasaan lebih kepadaku sedangkan aku hanya menganggapnya sebatas sahabat.

Rain and You (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang