05. Masa Lalu

0 0 0
                                    

Note sampai di rumah instruktur. Ia menyerahkan kelinci yang ia peroleh. Istri Instruktur itu berterima kasih kepadanya dan memberikan upah atas kerja kerasnya bahkan ia juga di undang untuk makan malam dirumahnya.

"Note, ayo makan malam bersama kami, tidak usah malu-malu." Kata istri Instruktur

"Baiklah, kalau anda memaksa." Kata Note sambil tersenyum bahagia. Di dalam hatinya ia berteriak bahagia karena di ajak makan malam bersama yang artinya ia tidak perlu makan roti keras lagi malam ini.

Sambil menunggu istri Instruktur selesai memasak, Note dan Instruktur saling bersenda gurau. Mulai dari cerita masa kecil sampai sekarang.

Keduanya sudah banyak bercerita, sampai Note lupa bahwa Instruktur adalah seorang NPC. Tapi, sejauh yang ia rasakan saat ini adalah Instruktur tidak ada bedanya dengan dirinya, sama-sama memiliki perasaan dan ingatan tidak seperti NPC di game lain.

Note berpikir sekarang ia harus menepis NPC di game ini hanyalah sebuah pelengkap. Karena walaupun NPC sebuah animasi 3 dimensi dengan kecerdasan buatan, Note tidak bisa mengabaikan perasaan yang mereka punya.

Dari percakapan keduanya Note mengetahui bahwa nama Instruktur adalah Alex, dan istrinya Belle. Keduanya sudah menikah 3 tahun dan sampai sekarang belum memiliki anak.

"Note, kapan kamu akan menikah? Dari yang ku lihat kamu sudah cukup umur." Tanya Alex.

"Belum terpikirkan olehku, aku masih ingin menikmati masa mudaku dan berpetualang kemanapun kakiku melangkah." Jelas Note sambil memandang matahari terbenam.

Setelah cukup lama istri Alex atau Belle memanggil mereka untuk makan malam. Makanan yang disajikan cukup sederhana, dengan menu utama daging kelinci yang Note bawa, tapi ketika Note memakan suapan pertama ia merasakan kasih sayang dalam masakan itu dan hal itu mengingatkannya pada orang tuanya yang sudah tiada. Tanpa ia sadari, ia meneteskan air mata. Setiap suapan terus memberikannya ingatan tentang kedua orang tuanya yang telah lama ia lupakan.

Melihat Note meneteskan air mata spontan Belle menanyakan kenapa Note menangis, apakah masakannya tidak enak. Hal tersebut membuat Alex dan Belle merasa bersalah telah memberikan sesuatu yang membuat Note menangis.

"Ah, tidak, tidak. Aku menangis bukan karena makanannya tidak enak, bahkan ini adalah makanan paling enak yang pernah kumakan," ucap Note sambil membersihkan air di wajahnya "Sebenarnya aku menangis karena aku mengingat keluargaku, mereka sudah tiada jadi ketika aku merasakan kasih sayang dalam makanan ini aku mengingat mereka." Jelas Note tersenyum lembut.

"Ah, sungguh malangnya dirimu, nak, kamu bisa menganggap kami sebagai orang tuamu, walaupun kami tidak mungkin menggantikan mereka tapi kamu bisa berbagi perasaan dengan kami, maka, kami akan sangat bahagia." Jelas Alex sambil mendekati Note dan menepuk pundaknya dan dengan Belle juga mengikutinya.

Malam itu hubungan mereka terikat dengan benang biru. Dengan hati bahagia Note menerima Alex dan Belle menjadi bagian dari keluarganya mengisi kekosongan yang ia rindukan selama ini. Melupakan semua perasaannya Note menangis sangat lama di pelukan Alex dan Belle.

Akhirnya malam itu mereka saling berbagi kasih sayang sampai mereka melupakan untuk makan malam. Yang pasti malam itu menjadi salah satu kenangan indah Note.

***

Pagi itu mata Hiro lebam karena ia menangis semalaman. Ketika ia keluar dari kamar ia langsung ditertawakan oleh adiknya karena matanya benar-benar tampak bengkak. Ia bahkan kesulitan melihat karena pada dasarnya matanya sipit.

"Dih, adik kurang ajar, oh iya, dimana nenek?" tanya Hiro mengusap-usap matanya.

"Nenek ada di dapur sedang masak, dia bilang untuk membangunkan kakak, tapi sepertinya kakak sudah bangun dalam keadaan mata bengkak karena nonton film dewasa semalaman, haha." Ejek Zein sambil berlari turun kebawah.

"Hei, aku tidak penah menonton film seperti itu!" teriak Hiro dan mengejar Zein.

"Benarkah? Kemarin aku menemukan sesuatu loh di bawah laci mejamu pas membersihkan kamarmu!" teriak Zein sambil tertawa keras.

"He- hei, apa yang kau temukan, aku tidak pernah punya hal seperti itu ya!" teriak Hiro berlari dan menabrak kursi di depannya.

^brakk [suara Hiro jatuh]

"Aduh, Zein kau pasti sengaja menaruh kursi disini kan!" teriak Hiro sambil berusaha berdua dan mengusap-usap wajahnya karena ia jatuh mukanya terlebih dahulu yang menyentuh lantai.

"Mana mungkin, pfft, hahaha, nenek ada badut disini, hahaha..." ejek Zein sambil tertawa terbahak-bahak melihat kakaknya.

"Hei, kalian berdua sudah berhenti bercandanya, sini makan du- pfft, hahaha, Hiro kamu kenapa?" tanya nenek ketika melihat wajah Hiro yang agak luar biasa, dengan mata yang bengkak, hidung memerah, dan rambut acak-acakan mirip sekali dengan orang gila baru.

Hiro pasrah di tertawakan kedua keluarganya itu. Walaupun pada awalnya ia protes karena neneknya ikut menertawakannya.
Lalu mereka berduapun menghampiri nenek dan mulai makan bersama.

Ditengah-tengah makan hiro ingat bahwa hari ini adalah hari  mengunjungi makam orang tuanya yang sudah meninggal. Hiro, Zein dan nenek sering mengunjungi makam setiap satu tahun sekali, yaitu pada tanggal 15 Mei.

"Nek, nanti jadi?" Tanya Hiro kepada nenek.

"Jadi, selesai makan mandi dan ganti baju kita berangkat." Jawab nenek.

"Baik, Nek." Kata Hiro.

Seperti biasa Hiro selalu membantu dahulu dengan nenek untuk membereskan dan mencuci piring sehabis mereka makan.
Sedangkan Zein bergegas ganti pakaian.

"Sudah biar nenek saja yang mencuci piringnya, kamu ganti pakaian saja," Kata nenek tidak mau direpotkan. "Jangan lupa cuci muka, liat tuh kamu seperti badut yang ada dijalanan." Kata nenek yang melanjutkan ledeknya tadi.

Hiro pun akhirnya menuruti kata neneknya dan bergegas mengganti pakaiannya.

***

"Kalian berdua sudah siap?" Kata nenek yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Sudah Nek, ayo berangkat." Balas Hiro

Hiro memesan taxi online dari ponselnya. Tidak menunggu lama taxi online tersebut sudah berada didepan pagar rumahnya. Mereka pun menaiki taxi itu dan langsung pergi ke pemakaman tempat ayah dan ibunya dimakamkan.

Sesampainnya di makam, Hiro dan Zein membersihkan makam ayah dan ibu terlebih dahulu. Mendoakan keduanya, setelah itu dilanjutkan nenek yang menaburkan bunga diatas makam.

Keheningan mulai terasa saat Hiro melihat makam ayah dan ibunya dari dekat. Membuat Hiro mengingat kembali kenang-kenangan bersama ayah dan ibunya. Hiro menyesal karena dulu dia tidak pernah menuruti keinginan kedua orang tuanya bahkan seringkali membantah.

"Ayah, ibu, maafkan aku, aku selalu berbuat salah kepada kalian, berulangkali... hiks," isak tangis Hiro dengan nada penuh penyesalan "Aku, tidak akan pernah melupakan kebaikan kalian... hiks aku akan selalu mendoakan... aku akan berusaha membiayai sekolah Zein dan berobat nenek jadi tenang saja di sana... hiks... hiks... aku, aku merindukan kalian... hiks..." Tangis Hiro sudah tidak tertahan lagi terus berkata dengan air mata mengalir membuat kata-katanya sulit di dengar orang lain.

Pagi itu Hiro dan keluarga menagis sangat-sangat lama sampai tengah hari.

Di hari itu juga Hiro bertekat menghasilkan uang lebih untuk membahagiakan adik dan neneknya.

*°°*

Yoo.. Minna...
Di cerita ini banyak penggunaan bahasa campur ya, author tidak pandai bahasa Inggris, jadi di maklumi saja ya...

See you next chapter...

Note - Rise Of HeroesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang