Aku sepertinya manusia paling tidak beruntung di dunia ini. Bisa dibilang begitu, entah akupun lelah dengan yang ada.
Hati ku terasa kosong dan mati, aku sangat sulit menghadapi yang ada di depanku, tapi aku bahkan punya ketakutan dalam banyak hal, sulit rasanya untuk hanya sekedar menikmati dan menjalani hidup yang ada.
Aku seorang gadis berusia 18 tahun, tapi mengapa kehidupanku tidak bisa seindah yang aku bayangkan, setidaknya aku ingin kehidupanku normal seperti anak seusiaku.
Sesulit itukah Tuhan?
Aku terperanjat kaget dan seketika lamunanku buyar, ketika mendengar suara bantingan benda yang begitu keras, Aku takut.
"Ayah pasti marah lagi, Tuhan tolong selamatkan aku kali ini." Pekik Aqilla dalam hati.
"Aqilla dimana kamu? Dasar anak tidak tahu diuntung ya kamu"
Suara ayah menggema diseluruh penjuru rumah, ayah berteriak seperti orang kesetanan, suara ayah terdengar hingga kamarku
Ayah marah.
Aku ketakutan, aku berlari bersembunyi dipojok kamar, menekuk dan memeluk kedua lututku dan menenggalamkan kepalaku.
Aku sangat ketakutan sekarang.
Aku menangis, aku takut ayah memukul ku lagi.
Brakkkk
Ayah membanting pintu kamarku sangat kencang, membuatku terperanjat kaget, aku gemetar ketakutan.
"Aqilla dimana kamu?!"
Ayah berteriak
"Jangan macam-macam ya kamu!"
Ayah menemukanku. Dia menarik rambutku ah bukan lebih tepatnya menjambak rambutku. Sakit
Aku menangis sesengukan dan seluruh badanku bergetar karena ketakutan.
Ayah melepaskan tarikannya pada rambutku, aku tersungkur
"Dasar anak tidak tahu diri"
Hatiku mencelos tentu saja. Mendengar ucapan yang keluar dari orang tuaku sendiri.
"Bangun kamu" ayah membentak.
Aku mencoba menegakkan tubuhku
"Tahu apa kesalahan kamu kali ini?"
Aku menggeleng dan airmataku tidak bisa dibendung, mengalir dengan bebasnya.
Plakk
Satu tamparan mendarat dipipi kananku, Perih.
"Jawab! Bukan malah nangis, saya gak butuh tangisan kamu"
Ayah membentak tepat didepan wajahku.
"Aqilla tidak melakukan kesalahan apapun ayah"
Ayah berdecih.
"Kamu tahu gak, anak yang gak tahu diri kayak kamu gini, emang pembawa sial, sia-sia saya dan istri saya besarin kamu"
"Tahu apa kesalahan kamu? Kamu kenapa chat pak Hendra buat batalin perjodohan secara sepihak gini!"
"Gara-gara kamu perusahaan saya rugi besar, bodoh!"
Ayah sangat marah. Benar-benar sangat marah.
Ayah meraup muka dengan kasar dan netranya menatapku dengan nyalang.
"Mulai detik ini, saya dan istri saya akan pergi dari rumah ini!, dan juga mulai detik ini, kamu bukan lagi menjadi anak saya!"
Aku kaget tentu saja, sangat kaget.
Bagaimana bisa ayahku berujar demikian.
Hanya karena harta ayah begini denganku?
Aku lantas mendongakkan kepalaku
"Ayah, Aqilla mohon jangan begini, ayah-- ayah maafin Aqilla, Aqilla mohon"
Aqilla menangkupkan kedua tangannya sembari memelas.
Ayah melengos begitu saja.
Aqilla mencekal kaki ayahnya, Iya Aqilla berlutut dan memohon.
"Ayah, ayah maafin Aqilla, Aqilla membatalkan perjodohan ini karena Aqilla gak bisa ayah, ini semua mendadak buat Aqilla"
"Aqilla mohon ayah, jangan seperti ini, jangan tinggalkan Aqilla sendiri, Aqilla takut ayah"
Ayah tidak bergeming. Ayah hanya diam.
Ayah menghempaskan kakinya dan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan kamar Aqilla.
Aqilla menangis sesegukan.
Belum sempat Aqilla mengejar ayah dan bundanya.
Aqilla sudah terlebih dahulu mendengar suara mobil yang akan hendak pergi.
Aqilla berteriak didepan pintu rumahnya.
"AYAHHHH, BUNDAAA JANGAN TINGGALIN AQILLA SENDIRI"
"AYAHHHHHHH BUNDAAAA"
Tubuh Aqilla lunglai merosot kebawah.
Aqilla menangis.
Menangis sangat kencang.
Memukul dadanya yang terasa sakit dan nyeri.
Aqilla tidak bisa menyalahkan takdir yang telah dibuat oleh Tuhan, tapi mengapa skenario Tuhan begitu kejam padanya seperti ini.
Haiiii guyssss!!!!
Eremophobia🗾 resmi debut xixixi
Happy reading ya :)
See you next story.....
©Parisyasekar1_
KAMU SEDANG MEMBACA
EREMOPHOBIA 🗾
Teen FictionTerkadang ada orang yang suka sendiri tetapi beda denganku aku takut untuk sendiri serasa tak punya nyali untuk itu. Tapi ekspetasi tidak sesuai dengan realita yang ada nyatanya ketika ketakutanku semakin menjadi ketika semua orang meninggalkan ku t...