. one

3K 329 19
                                    

Pagi ini terlihat juna tergesa gesa menaiki tangga rumah sakit tempat bekerja nya. Ya dia sekarang bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit terkenal di kota

Dan pagi ini juna seperti nya terkena sial, karena baru saja asisten profesor rumah sakit itu menelpon nya agar segera ke rumah sakit ini

Juna yang awalnya akan bersantai pada hari itu pun langsung terburu buru pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan segalanya

Karena jarak dari apartemen ke rumah sakit lumayan jauh jika harus berjalan atau berlari.

Sesampainya di rumah sakit juna pun tergesa gesa mencari dimana keberadaan lift tersebut hingga ia tak sengaja bertabrakan dengan seseorang

"Ah maafkan aku tadi sedang terburu buru, ini nomor kartu ku kalau anda ingin meminta ganti rugi dariku" Ucap juna sambil membersihkan tas nya yang berantakan akibat jatuh tadi

"Eummmm sepertinya aku harus buru buru, jika mau kau telpon saja no itu pasti aku akan menjawab. Sekali lagi maafkan aku, aku duluan akan keatas" juna pun segera berlari meninggalkan seorang pria yang tertabrak nya tadi

Pria yang tertabrak nya pun hanya mengangkat bahunya acuh, dia tidak peduli dengan kartu itu disimpanlah kartu itu di dalam saku nya

Juna berhenti di depan ruangan profesor tersebut. Segera ia merapikan seluruh pakaian nya sebelum masuk ke dalam sana

Setelah semua sudah rapi barulah juna mengetuk pintu profesor tersebut

"Permisi prof apakah anda memanggil saya hari ini?" Tanya juna dengan nada gugup

"Silahkan masuk dulu dokter juna sebelumnya saya ingin membahas beberapa hal dulu"

Juna pun akhirnya duduk di kursi depan meja profesor dengan perasaan gugup tentunya, ah mari singkirkan kegugupan itu karena pasti akan ada pernyataan yang akan membuat dia gugup kembali

"Jadi begini, karena di lebanon sedang kekurangan dokter dan mereka setelah ini akan mempersiapkan peperangan melawan israel ada baik nya saya mengirim anda serta reka rekan anda ke lebanon" Ucap Profesor dokter itu sambil membenarkan kacamata nya

Juna menimang nimang permintaan profesor tersebut. Sebelum dia meng iya kan alangkah baik nya dia bertanya sesuatu dahulu

"Apakah setelah selesai nanti saya akan dapat imbalan prof?"

"Saya akan memberikan kalian semua bonus yang besar tentu saja, dan juga cuti selama 6 bulan. Bagaimana apakah anda mau dokter juna?"

Juna yang mendengar itu pun tertegun akan pernyataan yang dibilang dokter nya. Jika dia mengikuti perintah ke lebanon maka dia akan mendapatkan itu semua

Tetapi yang juna khawatir kan adalah, yakin dia bisa menjadi dokter yang tenang disana? Sedangkan di lebanon pasti sedang menyiapkan peperangan bukan

Setelah cukup lama berfikir akhirnya juna pun memutuskan untuk mengikuti bertugas di lebanon "saya mau prof bertugas disana"

Profesor yang mendengar itu pun mendesah lega, beban dia untuk memikirkan siapa yang berani ke lebanon pun sudah tidak ada lagi

"Terimakasih dokter juna, saya harap anda beserta rekan anda disana betah selama 3 tahun nanti" Ucap sang Profesor sambil menjabat tangan juna

Setelah berbincang bincang mengenai kapan berangkat dan segala persiapan yang dibutuhkan juna pun segera berlari ke UGD tempat dimana ia bekerja

"Pagi jun, tumben ada shift pagi biasanya juga siang" Sapa seorang suster yang ber name tag lia

"Tadi itu di panggil sama Profesor kita semua yang disini bakalan dikirim ke lebanon" Ucap renjun sambil mengganti jaket nya dengan jas dokter

"Ohhh yang masalah ke lebanon itu kita semua yang shift di UGD bakalan ikutan lah itung itung bantu orang yang sakit disana kalo ada perang" Lia tertawa ringan melihat juna yang setengah gugup memikirkan tentang lebanon nanti

"Udah gausah gugup gitu masih ada 3 minggu lagi buat kita siap siap. Yaudah aku tinggal dulu ya jun mau check pasien di sebelah" Ucapnya sambil menepuk bahu juna pelan

Juna pun hanya mengangguki perkataan lia tersebut

Sepeninggalan lia, juna hanya membolak balik an berkas berkas yang berisikan kasus kasus pasien yang dirawat di UGD tersebut

Beberapa menit kemudian juna mendapatkan informasi bahwa ada pasien UGD yang harus mendapat pertolongan. Segera lah dia bangakit dari kursinya dan menuju kesana

"Tolong siapkan perban dan suntikan jangan lupa infus agar dia bisa cepat sadar" Ucap juna sambil memeriksa bagian dada pasien tersebut

"Baik dok" Suster yang diperintahkan oleh juna itu pun segera berlari mengambil peralatan yang di maksud oleh dokter tersebut

"Ini dok peralatan nya" Ucap suster itu sambil menyodorkan beberapa suntikan dan perban

Juna mulai mengambil suntik kan terlebih dahulu lalu menyuntikkan di jemari korban tersebut agar infus bisa masuk ke dalam tubuh nya

Setelah itu dia memeberikan perban luka gores yang berada di kepala dan juga di tangan korban itu

Setelah beberapa menit, juna menyuruh untuk membawa korban itu ke ruang rawat inap agar bisa ditindaklanjuti karena luka yang cukup parah

"Apakah dia kesini beserta wali nya?" Tanya juna kepada suster yang sedang berjaga

"Wali nya sedang menunggu diluar" Ucap suster tersebut

Juna pun segera menemui wali korban itu dan mendapatkan 2 orang seperti penjahat mungkin

"Permisi apakah disini ada wali dari korban yang barusan?" Tanya juna kepada dua orang itu

Mereka pun saling melihat satu sama lain, yang berjaket hitam pun akhirnya berbicara

"Saya wali dari korban tersebut. Apakah luka nya parah" Tanya pria itu dengan hati hati

"Hanya goresan luka nya yang parah selebihnya tidak ada masalah cuman dia harus menginap disini beberapa hari"

"Ohh syukurlah tidak parah. Oh iya ngomong ngomong kau dokter yang menabrak ku tadi kan" Juna yang merasa familiar dengan muka nya pun akhirnya tau. Pria ini yang tadi dirinya tabrak

"O-ohh iya, apakah aku harus mengganti dengan uang atau yang lain" Ucap juna sambil mengusap tengkuk nya yang tidak gatal itu

Pria yang menabrak juna tersebut mendekat ke arah nya dan membisikkan sesuatu

"Cukup bayar semua kebutuhan pasien tadi maka ku anggap lunas hutang mu"

Setelah nya pria itu pun langsung meninggalkan juna yang shock akibat penyataan tersebut. Biaya bagi korban tadi lumayan besar dan dia harus merekalakan uang nya

Sebelum balik ke UGD juna melihat kartu nama seseorang yang jatuh. Dan dia pun memungutnya

"Na Jendra 25 tahun kapten angkatan Darat" Juna baru menyadari jika yang barusan ia ajak bicara adalah na jendra? Sang kapten handal yang terkenal

𝐓he 𝐂apt - [ jaemren ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang