. four

1.2K 193 9
                                    


Hari ini hari yang ditunggu tunggu oleh juna, dia sedang mempersiapkan segala hal mulai dari perlengkapan medis hingga perlengkapan pribadi nya

Sepanjang perjalanan ia tak henti henti nya melihat berita di ponselnya apakah keadaan disana sungguh baik baik saja atau tidak

Karena bisa jadi disana ada peperangan yang mendadak, perbatasan antar dua negara itu sangat amatlah berbahaya

"Rileks jun, perjalanan masih 8 jam lagi, udah gausah gugup gitu lah" Ucap haikal yang duduk di samping juna

Haikal dan juna memang sudah berteman sejak kuliah, mereka masuk di Fakultas yang sama, asrama yang sama, dan juga frekuensi yang sama

Istilah nya mereka ini saling menguntungkan kadang juga merugikan, ketika juna sedang dalam masalah atau badmood pastinya ada haikal yang akan menghibur, sebaliknya ketika haikal sedang susah dalam proyek kesehatan juna lah yang akan turun tangan membereskan nya

Juna menoleh ke sebelah tempat haikal duduk, ia sudah merasa bosan di pesawat selama 8 jam lamanya

Perjalanan yang juna tempuh kali ini benar benar lama dan butuh kesabaran, butuh 16 jam lamanya agar sampai di Lebanon setelah itu mereka akan menempuh perjalanan lagi sekitar 1 jam 30 menit

Dan waktu yang diberikan untuk istirahat juga membereskan perlengkapan pribadi maupun medis pun cukup singkat sekitar 3 jam

Setelah itu, mereka dari tim medis yang dikirimkan akan menjalani masa pelatihan ketika merawat orang yang sedang di medan perang

Degup jantung juna beradu cepat di dalam sana, pesawat sebentar lagi akan landing menandakan bahwa mereka telah sampai pada Lebanon, juna tak henti henti nya merapalkan doa agar dia selamat disana dan juga bisa menangani beberapa orang yang sakit disana

30 menit lamanya pesawat khusus untuk di Lebanon landing

Setelah proses landing sudah selesai, juna dan beberapa partner nya pun keluar dari kabin pesawat dan mengambil beberapa koper serta alat alat medis mereka, beruntung lah pesawat yang mereka tumpangi adalah pesawat milik angkatan darat

Sengaja memang dari pihak rumah sakit serta pihak Pasukan Militer dan pemerintah menggabungkan satu untuk mereka berada di perbatasan ini

Juna dan partner nya yang lain memeriksa apakah obat obatan, suntikan dan alat kesehatan yang lain pas sesuai jumlah yang sudah profesor serta direktur rumah sakit nya ini bilang

"Lia, yuna tolong kalian periksa bagian pil sama kapsul sesuai sama jumlah nya atau ngga, haikal tolong periksa bagian infus sama suntikan ya kal" Titah juna kepada yang lain

Setelah mereka mendengar perintah juna yang berperan sebagai ketua dalam dinas ini, mereka mengangguk dan mengikuti perintah juna menghitung jumlah peralatan medis yang ada disana, serta menunggu yang lainya keluar setelah mereka mengambil barang pribadi nya

Cukup lama mereka menghitung peralatan medis, hingga ketika sudah selesai pun salah satu awak pesawat dari angkatan darat menanyai mereka

"Permisi, apakah ini perwakilan medis dari rumah sakit?" Tanya salah satu tentara yang menjemput mereka itu

Ada sekitar 7 tentara yang menjemput mereka, dan 2 di antaranya juna sangat familiar

GOTCHA dua diantara tentara tersebut adalah jendra beserta teman nya yang bernama mark, juna terkejut bukan main ia kira selesai sudah permasalahan dia dan juga si kapten yang handal ini

"Hey, long time no see mr juna" Ucap jendra sang kapten beserta smirk andalan nya

Setelah sapaan singkat antara mereka berdua, kini juna dan jendra berada di satu pesawat (ralat maksudnya satu deret)

Sebenarnya daritadi juna merengek untuk duduk bersama haikal, tetapi karena peraturan setiap anggota akan duduk bersama salah satu tentara agar lebih aman katanya, terpaksa ia harus duduk bersama si kapten jendra ini

Perjalanan yang memakan waktu 1 jam 30 menit ini juna gunakan untuk tidur di pesawat, karena tadi juna tidak bisa tidur ia lebih sibuk berceloteh dengan haikal yang notabene sama sama cerewet

Jendra melihat kepala juna terbentur pada dinding kabin pesawat, ia tertawa kecil melihat pemandangan di sampingnya

Lucu satu kata itu jendra gambarkan ketika melihat juna yang tertidur, entah angin dari mana jendra meminjamkan bahu nya agar kepala juna tidak terbentur sehingga dia nyaman ketika tidur di pesawat

Lama jendra memandangi juna, tak henti henti nya ia merapalkan doa agar tidak ingin mencium bibir juna yang cemberut ketika tidur itu

Sesekali jendra mencubit kecil pipinya dan jangan lupakan senyum andalan nya, saat asik memandang makhluk kecil nan lucu di samping nya ia tak sadar bahwa mark sudah ada di depannya

"Ekhm... Aku tau kau tertarik pada dokter itu, tapi bisa kah kau lihat kondisi kita sedang berada di pesawat" Ucap mark dengan nada ketus nya

Jendra hanya terkekeh mendengar perkataan yang mark lontarkan itu, ia masih sibuk mengelus rambut juna dan sedikit mencubit pipi gembil nya

.

Pesawat yang ditumpangi juna dan jendra sudah landing menandakan mereka sudah sampai di markas, juna masih setia telelap di tidurnya

"Nyaman tidur di bahuku" Ucap jendra dengan suara bariton nya agar juna bangun dari tidurnya, dan benar saja juna mengucek ngucek matanya dan melihat kesamping bahwa ternyata dia tidur di bahu sang kapten itu

"Maaf bahu mu terasa sangat sakit pasti, aku tadi ketiduran sekali lagi ku minta maaf" Jendra hanya acuh dan mengedikkan bahunya "sudah biasa ku membawa beban berat, jadi tadi tidak ada apa apanya" Ucap jendra sembari bangkit dan keluar dari pesawat





Hi, long time no see

𝐓he 𝐂apt - [ jaemren ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang