Kedekatan Mira dan Chika kini sudah menjadi bahan gosip bagi warga sekolah. Mereka mulai membicarakan keduanya ketika mereka terlihat sering bersama. Pergi dan pulang sekolah bersama adalah salah satu contoh keduanya dalam menunjukkan kedekatan mereka. Namun setiap ditanya soal hubungan mereka, keduanya selalu menjawab hanya sebatas teman. Keduanya memang tak berbohong akan hal itu. Meski sudah saling suka, namun rasanya perasaan itu masih terlalu samar untuk diungkapkan.
Namun sayangnya hal ini berbanding terbalik dengan Ara. Hubungan keduanya, baik Chika atau pun Mira kini mulai merasa jika Ara sedikit menjaga jarak dengan keduanya. Bahkan Ara kini sudah tak duduk sebangku dengan Chika lagi. Chika sebenarnya bingung, apakah ia memiliki salah sehingga Ara bersikap seperti itu? Namun Chika tak mau ambil pusing, ketimbang memikirkan itu, Chika lebih memilih untuk fokus dengan apa yang ia mau, menjuarai lomba modern dance.
Hari makin hari lomba modern dance pun semakin dekat, oleh karenanya para member ekskul tersebut diminta untuk menambah jumlah porsi latihan mereka. Biasanyanya Ara dan Mira akan berlatih secara mandiri ketika para member lain sudah pulang. Tapi sudah dua hari berlalu, Ara selalu menolak ajakan Mira tersebut. Hal itu pun membuat Mira sedikit kesal, ia sangat menyayangkan sikap Ara yang tidak profesional tersebut.
"Lo kenapa sih, Ra? Katanya mau juara. Tapi tiap gue ajakin latian lo ga mau. Lo kenapa sih?" ucap Mira yang mulai kesal dengan tingkah Ara tersebiut
Ara hanya diam, lalu berlalu begitu saja meninggalkan Mira yang kesal. Mira tak mencoba untuk menahannya, ia tahu jika itu terjadi hanya akan ada pertengkaran di antara mereka. Mira mengusap wajahnya kasar, mendengus kesal lalu membanting handuknya ke lantai dengan cukup keras.
"Ka Mira kenapa?" tanya Chika yang kebetulan baru kembali dari kamar mandi dan melihat tingkah Mira tersebut.
"Temen lu, Chik. Kesel banget gue," jawabnya lalu mengambil handuknya kembali dan melingkarkannya di leher.
"Ara pulang lagi?" tanya Chika yang hanya diangguki oleh Mira.
"Yaudah kak, biarin aja dulu. Mungkin emang dia lagi ada masalah makanya ga mood buat latihan," tambah Chika mencoba menenangkan Mira.
"Iya, iya. Gue cuma kecewa aja sama dia. Kenapa urusan pribadi dibawa-bawa sampe ga mood latihan gitu, ga profesional banget," jelasnya.
Chika hanya tersenyum, "terus sekarang gimana? Mau pulang?" tawarnya.
Mira menggeleng, lalu sebuah ide terbersit di kepalanya, "Chik, lo sering liat gerakan gue ama Ara kan?"
Chika mengangguk, "gimana kalo lo gantiin dia buat latihan sama gue?" tanya Mira.
Chika menggeleng, "ngga ah kak, aku ga sebagus Ara," tolaknya.
"Gapapa, dari pada gue ga latihan, gue juga belum mood buat balik, mau ya?" Mira masih berusaha membujuknya.
Chika diam, mencoba untuk berpikir, "tapi kalo aku ga sebagus Ara gapapa ya? Aku takut malah ngehambat kamu," ucapnya.
Mira tersenyum, lalu mengelurkan tangannya, "yuk," ajaknya.
Dengan senang hati, Chika menyambut uluran tangannya itu. Lalu keduanya mulai berjalan ke tengah ruangan aula dan memutar musik. Alunan musik pun mulai mengisi ruangan tersebut. Mira dan Chika mulai bergerak mengikuti irama. Gerakan demi gerakan terus mereka lakukan. Mira tersenyum, kala kemampuan Chika ternyata melebihi espektasinya. Chika bahkan mulai bisa mengimbangi Mira walau diawalnya terlihat begitu kaku.
Sampai akhirnya dipenghujung gerakan, Mira dan Chika saling bertatapan dengan jarak yang cukup dekat. Meski musik sudah berhenti berputar, namun posisi kedunya sama sekali belum berubah. Mira menatap mata Chika, berusahanya menyelami dirinya lewat mata. Sementara Chika hanya bisa menatap kakak kelasnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Jantung Chika berdegup kencang, beresonansi dengan degupan jantung Mira yang mungkin sama kencang.
YOU ARE READING
Tortuous
Fanfiction"Kita cuma temen kok, Vi. Ga usah lah pake acara cemburu gitu." "Kita juga awalnya temen, Mir. Sampai akhirnya kita kayak gini." "Yaudah sekarang maunya kamu gimana? Aku cape kalo terus-terusan kamu salahin." "Aku juga cape, Mir. Harus selalu ingeti...