1.1

2 2 0
                                    

Setelah selesai menghabiskan airnya. Daffa segera menaruh gelasnya di dapur dan menuju ketempat dimana Alya berada. Alya yang sedang membersihkan meja yang dibantu oleh anak-anak panti lainnya tersadar bahwa Daffa berada didepannya dan mau tak mau Alya harus berbicara sesuatu agar tidak terus menerus berada disituasi canggung.

"kamu sudah selesai? Kamu kesini mau membantu kan, tolong angkat kursi itu kedalam" sebenarnya Alya sudah terbiasa mengangkat kursi dan meja sendirian dibantu anak panti dan teman-temannya yang lain. Dia hanya mencoba mencairkan suasana dengan cara memulai pembicaraan seperti itu.

Daffa langsung menanggapi perkataan Alya sembari tersenyum canggung "ah iya, kursi yang itu?" tanya Daffa sembari menunjuk salah satu kursi yang berada didekat Alya . Alya pun hanya menjawab dengan "iya" dan Daffa pun langsung menuruti perintah Alya dengan membawa kursi itu kedalam panti.

Setelah Daffa Kembali ketempat Alya berada ternyata Alya sedang mengangkat sebuah meja. Mungkin sebenarnya meja itu tidak terlalu berat hanya saja dilihatnya sangat tidak enak bagi Daffa, bagaimanapun dia seorang laki-laki, masa melihat perempuan mengangkat meja sendirian dia hanya diam saja. Terlebih, meja itu melebihi kepala Alya, semisal dia tidak sengaja tersandung dan jatuh bagaimana. Daffa pun segera berlari kearah Alya dan mencoba mengambil meja yang sedang diangkat Alya. Alya kaget karena meja yang dia bawa sedang diambil paksa oleh seseorang.

"eh, ngapain?" tanya Alya, Daffa pun menanggapi pertanyaan Alya dengan membalikkan pertanyaan ke Alya "Kamu gak liat?". Alya pun menjawab sembari mengikuti Langkah Daffa kedalam panti "saya liat, makannya tanya ngapain? Saya bisa sendiri" Daffa pun yang mendengar tanggapan Alya menghela napasnya sembari menjawab "kamu perempuan, aku tau kamu bisa sendiri. Tapi, selagi ada laki-laki yang bisa bantu angkat-angkat barang kenapa harus kamu yang angkat" Alya pun diam sampai mejanya ditaruh Alya pun mengucapkan "Terimakasih" dan Daffa pun menjawab "jangan sungkan"

Saat Daffa dan Alya berjalan keluar, Alya berhenti karena handphonenya bergetar lama tanda bahwa ada panggilan masuk . "Dimas" saat mengetahui nama yang tertera dilayar handphonenya Alya segera mengangkatnya. Tapi, sebelum dia benar-benar mengangkat panggilannya dia meminta izin untuk menjauh sebentar dari Daffa "Sebentar ya" Daffa pun mengangguk mengerti.

"Halo, Assalamualaikum Mas, kamu udah deket kah?" tanya Alya

"Waalaikumssalam, aku udah deket banget malah" jawab Dimas yang membuat Alya bingung.

Sebelum Alya menanggapi perkataan Dimas, Alya keburu dikejutkan dengan sebuah tangan yang berada dipundaknya membuat dia membalikan tubuhnya. Betapa, terkejut sekaligus Bahagianya Alya saat ternyata Dimas yang ada berada dihadapannya.

Alya pun tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan dari wajahnya, Dimas pun menggoda Alya.

"ciee yang seneng didatengin langsung sama cowonya" Alya yang mendengarkan godaan dari Dimas hanya tertawa sambal membalas perkataan Dimas. "Haduh jadi malu nih" kata Alya sambal menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"dasar, ini aku udah bawain kue sama roti yang kamu minta" kata Dimas sembari menunjukkan kue dan Roti yang dibawanya.

"Terimakasih Mas" tidak lama Dimas mendekatkan wajahnya ke kuping Alya berbisik "Aku juga beliin kamu kue RedVelvet kesukaan kamu" Alya pun melebarkan senyumnya sambal bertanya "Seriusan?"

"Serius lah, aku kan gak pernah gagal buat kamu kaget kaget seneng gitu" Alya yang mendengar jawaban Dimas langsung menepuk tangan Dimas sembari berkata "Apaansih, aneh tau heheh". Alya pun menyadari bahwa Daffa terus memperhatikannya dari jauh, setelah itu Alya mengajak Dimas untuk berkenalan dengan Daffa.

"maaf ya Daf udah buat nunggu, kenalin ini Dimas, Mas ini Daffa" kata Alya memperkenalkan keduanya. Keduanya pun berkenalan sembari mengulurkan tangan. "Dimas pacarnya Alya" kata Dimas memperkenalkan dirinya kepada Daffa. Daffa yang mendengar perkataan Dimas sempat diam kemudian langsung tersadar "ah iya, Daffa temen sekolahnya Alya waktu Alya masih kecil" kata Daffa. Dimas yang mendengar perkenalan Daffa langsung bertanya Kembali "Waktu Alya kecil? Tk?" Alya yang mendengar pertanyaan Dimas membuat Alya menolehkan kepalanya ke arah Dimas.

Daffa pun langsung menjawab "bukan, SD" saat mendengar jawaban Daffa, Dimas sempat diam sebentar membuat Alya juga diam mematung. Tapi, tak lama Dimas mengeluarkan suaranya "oh SD, kok bisa ada disini?" sebelum Daffa menjawab, Alya langsung menjawabnya "ah dia, katanya kebetulan kemarin lewat Mas liat anak-anak panti main, terus sama Bu Ina diajak buat ikutan acara hari ini, dan yaudah kita ketemu sekarang" jawab Alya sambil tersenyum. mendengar Jawaban Alya, Dimas langsung menolehkan kepalanya. Daffa pun langsung menimpali jawaban Alya "Iya, kemarin waktu saya ketemu client, saya kebetulan lewat panti terus liat anak-anak panti main. Lalu, Bu Ina ajak saya buat ikut acara panti hari ini"

Dimas pun langsung menoleh kearah orang didepannya (Daffa) dan hanya berkata "oh gitu". Tidak lama Dimas pun bertanya kepada Alya.

"Kamu sudah selesai belum? Atau ada yang perlu kubantu?" Tanya Dimas sambil tersenyum melihat wajah Alya. Alya pun langsung menjawab "sudah kok Mas. Jadi, kita bisa pulang sekarang. Tapi, aku ambil tas aku dulu ya dimeja itu sekalian pamit ke Bu Ina sama kasihin Roti buat Raka sama kue ke anak-anak panti". Jawab Alya. Dimas pun menanggapi Alya sembari tersenyum "Oke, kutunggu disini ya" Alya pun mengangguk dan bergegas pergi meninggalkan Dimas dan Daffa.

Tak lama Alya kembali lagi "kamu udah pamitan?" tanya Dimas. "Belum, kan Roti sama kuenya dikamu hehehe" jawab Alya. "oh iya, yaudah kita pamitan berdua aja. Gak enak juga masa udah disini aku gak ketemu Bu Ina sama Anak panti" kata Dimas. Alya pun mengangguk.

"Daf, saya sama Dimas duluan ya" Alya pamit. Dimas pun menambahkan "Duluan ya Daf, Wassalamualaikum"

Daffa pun membalas perkataan Alya dan Dimas "ya Waalaikumssalam, saya juga mau pulang sehabis mencuci gelas" jawab Dimas karena teringat gelasnya belum dicuci.

Alya pun ingat dan akhirnya meminta maaf ke Daffa "oh iya lupa, saya kan tadi mau cuciin gelas kamu... Maaf ya Daf" . "Gak masalah, santai aja" jawab Daffa.

Alya dan Dimas pun meninggalkan Daffa sendiri. Daffa pun masih terus memperhatikan Alya yang bergandengan tangan dengan Dimas yang perlahan jaraknya dengan Alya semakin jauh sampai Alya memasuki mobil dengan Dimas, Daffa pun masih memperhatikkan Alya. Kemudian Raka mendekati Daffa, karena tau Daffa terus memperhatikan Alya. Raka kemudian bertanya kepada Daffa.

"kaka daritadi merhatiin Kak Alya terus ya?" Daffa pun langsung menolehkan kepalanya ke Raka dan menjawab pertanyaan Raka "ah iya"

Raka yang mendengar jawaban Daffa Kembali bertanya "Kak Alya cantik ya?"

Daffa pun dengan cepat menjawab sembari tersenyum "iya, bahkan cantiknya malah semakin bertambah"

Raka pun menganggukan kepalanya lalu, berbicara lagi "nanti kalo aku udah besar aku juga mau jadi suaminya Kak Alya" Daffa yang mendengar perkataan Raka langsung bertanya Kembali kepada anak laki-laki yang sekarang berhadapan dengannya "Suami? Emang kamu bisa?" dengan cepat Raka pun menjawab "Harusnya bisa, aku bahkan udah bilang sama kak Alya. Tapi, kak Alya cuman ketawa"

Daffa yang mendengar jawaban Raka malah ikutan tertawa. "kenapa kaka, juga ketawa?" tanya Raka

"Gak papa, yaudah kaka kedalem dulu ya" jawab Daffa sembari meninggalkan Raka.

Tak lama Raka keluar lagi untuk berpamitan dengan Bu ina dan anak-anak panti yang lain. Daffa pun menitipkan salam untuk Rani kepada Bu Ina karena saat dia berpamitan dia tidak menemukan Ranti malah hanya menemukan Raka.

"Saya pamit dulu ya bu, terimakasih sudah mengajak saya untuk ikut acara hari ini, Kaka pulang dulu ya" pamit Daffa. Anak-anak panti pun juga berterimakasih kepada Daffa karena telah datang.



Maaf bila ada kekurangan dalam penulisan mwehehe, semoga suka. oiya, untuk kelanjutannya aku sedang mencoba menulis lagi dengan mode penulisan yang singkat-singkat gitu :)

Dia (Matahariku yang melangkah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang