2

5 2 0
                                    

"Pertemuan kembali bisa saja terjadi dan mungkin pertemuan selanjutnya akan bertemu dengan kata selesai. Banyak kemungkinan, banyak sekali. Manusia bisa berencana, namun tuhan yang menakdirkan"

Dimobil, Alya dan Dimas hanya diam ditemani suara Radio yang menyala memutarkan lagu. Hingga Dimas bertanya kepada Alya.

" Kamu gak papa?" tanya Dimas sambil melihat sekilas kearah Alya

Alya pun bingung "gapapa, emang aku kenapa? Malah aku yang takut kamu kenapa-napa"

"Alya, Aku gapapa.. aku lebih khawatir sama kamu..."

Kemudian Dimas melanjutkan "Aku gak khawatir kamu akan Kembali jatuh cinta sama dia-"

Alya langsung memotong "kamu gak cinta ya sama aku.."

Dimas pun melanjutkan perkataanya lagi "dengerin dulu.. aku gak khawatir kamu akan Kembali jatuh cinta sama dia Al, aku lebih khawatir sama kondisi kamu"

Alya terdiam.

"Aya, aku boleh tanya?" tanya Dimas

"nanya apanih? Biasanya kalau kamu udah manggil aku dengan sebutan "Aya" pasti nanyanya serius banget"

Mendengar perkataan Alya membuat Dimas terkekeh. "Loh ketahuan ya?, besok besok aku ganti deh panggilannya"

Alya pun tertawa mendengar perkataan Dimas, kemudian Kembali bertanya kepada Dimas "Kamu, mau nanya apa Mas, Aku kepo nih"

"Kondisi kamu bagaimana sekarang? Apa yang kamu rasain sekarang?"

"pertanyaan kamu, kaya Dokter Kian aja deh Mas, Aku jadi keinget 2 minggu lagi ada jadwal ketemu sama Dokter Kian" jawab Alya sambil tertawa

"kondisiku baik, yang kurasakan baik, Alhamdulillah.. apalagi selalu ditemenin sama orang yang seperti om om bijak kaya kamu Mas"

"Kamu nih, kan aku lagi membiasakan diri untuk gak terlalu baku kalau sama kamu... yaudah Alhamdulillah kalo kamu baik-baik aja"

Obrolan mereka berdua berlanjut, sampai tepat dipersimpangan lampu lalu lintas, mobil mereka berhenti dan ada pesan masuk ke ponselnya Dimas yang ditaruh di atas dashboard mobil.

"Al, Tolong liatin dong siapa yang kirim pesan"

Alya pun segera melihat siapa yang mengirimi Dimas Pesan. Tertera nama "Ariana"

"Ariana Mas, dibuka gak pesannya?"

"buka aja, kemarin waktu di Singapore aku ketemu dia sama Randy.. terus dia nanyain kamu gitu.. kangen katanya"

"oalah pantes, soalnya isi pesannya menunjukkan kalo dia mau ketemu aku.." Kata Alya terkekeh

"Coba gimana isinya"

Alya berdehem sebentar, kemudian membacakan pesan dari Ariana "Kak Dimas udah ketemu sama kak Alya belum? Kalo udah, bilangin gitu aku kangen.. kapan main ke sini?.. bosen ketemu Kak Dimas terus gak sama Kak Alyanya.. bilangin ya sama Kak Alya.. Aku kangen. Pesanpun selesai"

"kok isinya tidak baik untukku dengar ya" kata Dimas Sembari tersenyum

Alya tertawa mendengar perkataan Dimas sambil menepuk Pundak Dimas berpura-pura menenangkan.

"Mas, lampunya udah ijo tuh"

Dimas pun menginjak pedal gasnya lagi untuk menjalankan mobilnya.

-1 Minggu kemudian-

Matahari cerah menyilaukan mata siapapun bagi yang melihatnya, bisa saja membangunkan tidur. Namun ada juga yang tetap berada di bawah mimpinya. Seperti Alya. Alya pun terbangun akibat tepukan lembut yang berada dipipinya dan panggilan Namanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia (Matahariku yang melangkah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang