10 February
Strangely, why does a week seem so short
7 days a week
I will always be by your side
So, just say comfortably.
This week has passed so busy,and
the day with You is like a special week.
.
.Chenle mengikuti perintah Jeno tadi malam kalau dia tidak akan ikut ke kantor tapi diganti dengan makan siang bersama.
"aku pergi, nanti siang kita bertemu l" Kata Jeno dan tak lupa mencium kening chenle, seperti ritual yang harus dilakukan.
*Jeno POV
"sial, aku mengantuk sekali" keluh Ku karena semalam tidak bisa tidur nyenyak
"aku jadi merasa bersalah" aku mengingat terus perkataan chenle tadi malam, perkataannya seperti duri kecil yang menusuk dan mengganggu pikiran.
aku jadi mengingat Sorot matanya yang menatapku untuk pertama kalinya. Senyuman yang dia tunjukkan itu sepertinya itu tak akan pernah ingin pergi dari kepalaku ini tanpa sadar aku tersenyum jika membayangkan senyum manis chenle saat itu
"selamat pagi sangjanim" sekretaris pribadi ku menyapa saat aku sampai di kantor
"good morning babe" kurengkuh pinggangnya dan masuk ke dalam ruangan"aku kira kau tak bekerja hari ini, karena kau sedikit terlambat dari biasanya" aku menghela nafas Ku kasar, seperti ada beban berat di tubuhku.
"tadi malam aku tidak bisa tidur, jinnie~ya" aku memeluk sekretaris pribadi dan kekasih Ku
"menghabiskan malam yang hangat dengan chenle-sii?" tanyanya dengan nada cemburu, ya ampun aku gemas
"tidak, aku mana berani melakukan itu apalagi membuatnya sakit"
"bukannya kau sekarang sudah menyakitinya?" kenapa pertanyaan Jinyun mengingatkan ku soal semalam
"sudahlah, aku ingin menyelesaikan pekerjaan Ku" aku tak ingin menjawab pertanyaan jinyun, aku pikir biar ini mengalir saja karena aku belum bisa memilih antara mereka
Jeno POV end ~
⚜⚜⚜
Jeno sekarang sedang makan siang dengan Jinyun, tadi Chenle tiba-tiba membatalkan janji mereka.
"ayo makan, aku lapar" Jeno mengatakan dengan nada manja.
Mereka sedang makan di restoran mewah yang pemandangan-nya langsung ke sungai han
"setelah ini kita sungai han dulu, tak ada bantahan" Jinyun hanya pasrah karena memang Jeno tidak bisa dibantah
Jeno melihat keadaan restaurant yang mulai ramai, tak sengaja dia seperti melihat orang yang dikenalnya sedang berdiri sendiri
'kenapa chenle disana sendiri?' jeno berbicara dalam hati, tak berapa lama ada yang menghampiri
'dia dengan siapa?Setahuku dia tak punya teman di korea' Jeno mulai berfikiran negatif, Jinyun yang melihat gelagat Jeno yang aneh pun menegurnya
"ada apa?" tanya Jinyun sambil melihat ke arah mata jeno sedari tadi
"itu disana, tadi aku seperti melihat Chenle" Jinyun jadi ikut mencari"tidak ada, mungkin hanya postur tubuhnya saja yang sama" Jeno memikirkan perkataan Jinyun ada benarnya
Mereka kemudian menyelesaikan makan siang dan setelah itu mereka pergi ke sungai han, Jeno ingin menghabiskan waktu hari ini di sungai han.
"aku ingin ice cream" Jeno langsung menggandeng Jinyun untuk membeli es krim
Mereka menikmati es krim dengan memandang sungai han sambil duduk santai.
Jeno sedang duduk sendiri karena Jinyun yang pergi ke toilet dan membeli minuman, Jeno sepertinya sedang tidak fokus karena sedari tadi dia melihat Chenle dengan orang lain.
"Sedang sendiri?" Tanya seseorang membuat menengok ke atas
"Apa kau Lee jeno?" Jeno tentu saja mengangguk"Kau punya kekasih kan?" Jeno sedikit bingung menjawab apa sekarang
"Jangan buat chenle menyia-nyiakan libur nya" Jeno semakin bingung, apa orang di depannya melantur atau apa?, dan bagaimana orang itu mengenal Chenle.
Pikiran negatif Jeno kembali lagi, dan semakin negatif saat orang yang mirip Chenle itu sedang diberi bunga oleh orang lain.
Apakah dia sedang cemburu?
⚜⚜⚜
Jeno memutuskan untuk pulang ke apartemen Jinyun, dia beralasan akan lembur di kantor. Syukurnya Chenle mempercayainya.
"kau ingin pulang ke apartemenKu?" tanya Jinyun ke Jeno,
"apa kau tak merindukanKu?" Jinyun menggeleng"yakk, jadi hanya aku yang merasakan rindu" Jeno kesal dengan Jinyun, dan Jinyun hanya acuh kemudian pergi ke mobil Jeno
Di perjalanan pulang mereka terkena macet, karena hujan yang cukup lebat. Semua mobil berjalan dengan sangat hati-hati agar terhindar dari kecelakaan tapi memang nasib ternyata ada kecelakaan tunggal yang membuat semakin macet di jalanan
"Kenapa dari kemarin banyak yang kecelakaan, mereka juga kenapa tidak hati-hati. " kesal Jeno
"mau hati-hati kalau sudah takdir tidak bisa diganggu gugat lagi Lee Jeno" Jeno mengangguk membenarkan pernyataan sang kekasihDiantara mereka terjadi keheningan, tak ada obrolan sama sekali karena sudah tidak tau membahas apalagi sangkin lamanya kemacetan
Suara dering handphone merusak keheningan diantara mereka,
Chenle is calling 📲
"Chenle menelpon" Jinyun memberitau saat melihat handphone Jeno
"biarkan, mungkin dia merasa bosan" Jinyun kemudian meletakkan handphone Jeno kembali, tapi chenle menghubungi lagi dan berulang-ulang"sepertinya penting, angkat saja" Jeno menggeleng
"tidak usah, biarkan saja. Sebentar lagi kita sampai" Jeno menggenggam tangan Jinju⚜⚜⚜
"Hujan Mark" keluh chenle
"bukankah waktu yang bagus?seperti di drama,aku sudah memilih waktu yang tepat" mark tersenyum yang menurut chenle itu adalah senyum yang menyebalkan
"bodoh" chenle mengatai mark
"kau ingin terlambat lagi?" chenle langsung menggeleng dengan imut
"kau lucu sekali, karena kau baik dan lucu setelah ini aku kasih hadiah" mark mengelus kepala chenle.
"jinjja?" mark menganggukan kepalanya sebagai jawabanDan chenle melakukannya--
--Menukar nyawanya dengan menyelamatkan orang lain
¦
¦
Day 4
Ketebak sekali 😌