11 February
It seems my longing has passed its limit
I give up
I miss You too much,miss everything
Miss Your love, Your hug and Your smile
All that is in You.
.
.Setelah menginap dari rumah Jinju paginya Jeno Pulang ke rumah,dia akan berganti pakaian lalu pergi ke kantor tetapi saat sampai di rumah dia menemukan keadaan rumah yang kosong,dia langsung masuk ke dalam kamarnya dan dia lihat masih ada koper milik Chenle.
'mungkin dia pergi ke supermarket' pikir Jeno, Jeno kemudian langsung berganti pakaian,sekitar 15 menit dia bersiap tapi Chenle belum datang juga.
Jeno akhirnya menghubungi Chenle tapi tidak tersambung membuat Jeno khawatir,apalagi tiba-tiba hujan mengguyur kembali padahal cuaca tadi sangat cerah.
Tak lama pintu dibuka oleh seseorang dengan basah kuyup dan membawa setangkai bunga lily.
"Chenle~ya, kau dari mana saja?" tanya Jeno khawatir kepada Chenle yang datang dengan baju basah,Chenle hanya diam membisu enggan menjawab.
Jeno menuntun chenle ke kamar mandi, meletakkan bunga lily di atas meja setelah itu dia menyiapkan teh hangat supaya Chenle tidak terkena demam.
"badan Mu sangat dingin,kau kemana saja Chenle?" tanya Jeno lagi setelah chenle selesai mandi dan berganti pakaian
"sungai han" jawab Chenle seadanya
"apa setiap aku tinggal bekerja kau pergi ke sungai han?" Chenle terdiam,Jeno menghela napasnya
"dengan seseorang?" Chenle terdiam menunduk, Jeno dapat menyimpulkan kalau jawabannya adalah 'iya"
"oke,kau istirahat lah. Aku akan kembali ke kantor. Hubungi aku jika kau ingin sesuatu" Jeno mulai beranjak dari duduknya
"aku ingin hyung disini saja menemaniKu, menghabiskan waktu denganKu" jawab Chenle dengan lemah menatap Jeno,tapi Jeno pura-pura tidak mendengarnya.
"hyung, aku ingin bersama Mu! Menghabiskan waktu yang tersiksa" kata Chenle sekali lagi membuat Jeno berhenti
"Nanti, aku akan meluangkan waktu Ku untuk Mu."
"Kapan? hanya sehari saja hyung,bisakah?" tanya Chenle lirih "hyung, aku jauh-jauh kesini ingin liburan dengan Mu. Menghabiskan Waktu dengan Mu, tapi apa yang aku dapat" mata Chenle sudah berkaca-kaca
"Chenle jangan seperti anak kecil, kau tau aku bagaimana kan" Chenle tau kalau Jeno sangat gila kerja.
"tapi tak ada kesempatan lagi" air mata Chenle sudah mengalir dengan deras
"masih ada Chenle, nanti setelah aku menyelesaikan pekerjaan Ku kita akan liburan dimana pun yang kau Mu. Aku akan punya banyak waktu untukMu" Jeno menahan sabar karena dia juga sedikit lelah.
Pikiran negatif Jeno yang kemarin datang lagi rasanya Jeno ingin mendatangi orang yang ditemui Chenle dan memberi perhitungan kalau Chenle adalah tunangannya.
"tapi aku maunya sekarang" pinta chenle, "Hyung bisakah kau menuruti Ku untuk kali ini saja,Hyungggg" rengek Chenle yang sedikit memaksa
"CUKUP CHENLE!, sekali aku bilang nanti ya nanti, tolong mengerti aku" Chenle terlonjak kaget mendengar teriakan Jeno
"aku lelah, jangan ganggu aku" Jeno mulai berjalan kembali untuk ke kantorSaat didepan pintu, Chenle memanggil Jeno
"Jeno hyung, apa ini karena orang lain?" Jeno merasa beku ditempatnya, sepertinya hubungan yang dia jalani selama ini sudah diketahui oleh sang tunangan, -tapi apakah jeno masih pantas menyebut chenle tunangannya?