Sun Shines on Ours - a Yuno Story

1.2K 198 26
                                    

Napas Jaehyun tersendat dengan mata yang membeliak lebar. Ia meraba tubuh dan wajah, memastikan jika tidak ada satupun yang kurang dari dirinya. Ia melihat sekeliling, dia masih berada di Neo dan dia melihat bagian pesawat ruang angkasa Taeyong yang terbelah ketika dia pertama kali terdampar di Planet Neo.

Jaehyun segera berlari menuju serpihan yang segera ia bentuk persis seperti milik Taeyong saat lepas landas dari Neo. Tangannya ia arahkan ke depan, sempat terkejut ketika melihat tato yang membuatnya teridentifikasi sebagai Neo sudah tidak ada. Ia coba menggerakkan tangan, napas panjang ia lepas ketika kekuatannya masih ada.

Tanpa berpikir lebih lama, langkahnya masuk ke pesawat yang segera ia nyalakan. Ia duduk di kursi kemudi, lantas menekan tombol yang langsung mengarahkan dia ke portal yang paling dekat dengan bumi. Dia tidak sabar untuk kembali memeluk Taeyong.

***

Terombang-ambing dalam ketidakpastian kapan dia bisa mendarat membuat Jaehyun banyak memikirkan kilas balik kisahnya dengan Taeyong di Planet Neo. Bagaimana sang angkasawan mampu mengambil hatinya dalam waktu yang singkat dan merengkuhnya dalam sayang yang hangat. Perasaan yang sungguh asing, tetapi dia sungguh menikmati setiap detik yang ia jalani.

Nikmat yang membuatnya sempat gila ketika Taeyong berada di dalam bui.

Jaehyun ingat dia sempat melukai kepala sipir dan membuatnya terkena denda. Jaehyun tidak pernah memiliki amarah yang membuatnya melayangkan tangan. Kemarin benar-benar baru pertama kali.

Akhirnya dia pergi ke pusat taman, dia dan segala emosi yang bercampur aduk tidak menentu membuatnya menunduk dalam. Dia tidak tahu dia bisa menangis, tetapi air matanya menetes di sana. Dia ingin memeluk Taeyong lagi tetapi dia tahu dia harus mati jika memaksa apa yang telah tertulis jalannya. Akhirnya dia mendongak, memohon kepada pohon yang berpendar dengan warna ungu lembut dalam sela isaknya.

'Tolong biarkan aku hidup sekali lagi untuk bertemu Taeyong.'

Dan benar yang mereka bilang, setiap keinginan menjadi nyata di Planet Neo. Dia ingat sekali napasnya yang habis kembali lagi, rasanya seperti tesedak air dalam skala banyak. Sangat sakit, jika dia boleh jujur. Namun dia lebih memedulikan bagaimana dia bisa menyusul Taeyong ke Bumi. Dan ia di sini, sudah tidak lebih jauh dari Mars.

Ia tidak tahu bagaimana caranya mendarat, yang ia tahu pesawatnya menghantam atmosfer bumi dan ia harus terdampar di area yang sama sekali asing.

Terdampar di bumi mungkin salah satu kesialan terbesar yang pernah ia alami. Suhunya panas, karbondioksida lebih mendominasi dan membuatnya sesak. Napasnya terengah-engah, pendek-pendek menghirup udara yang dihambur oleh kontaminasi. Jaehyun tidak tahu sampai kapan ia bertahan dengan kondisi yang seperti ini. Jaehyun hampir kehilangan kesadaran ketika tangannya diraih oleh seseorang yang kemudian memberikannya oksigen tambahan.

Setelahnya, dia benar-benar tidak sadar.

***

"Tidak kusangka, setelah hampir dua ratus tahun tidak bertemu dengan seorang Neo, sekarang aku bertemu lagi."

Jaehyun mendongak dan menatap orang asing tadi menolongnya. "Kau siapa?"

Ia tidak menjawab, ia hanya menunjukkan lengannya yang bertato bintang timur. Dia seorang Neo, itu yang pasti dan Jaehyun membeliak.

"Kau-"

"Benar, aku juga dari Planet Neo, sama sepertimu. Namaku Kun ngomong-ngomong." Ia menjulurkan tangan dan Jaehyun menyambut pelan. "Sebelum kau bertanya, biar kujelaskan dengan singkat. Aku dulu tawanan angkasawan bumi saat mereka menyerang Neo. Dan karena satu dan lain hal aku tidak pernah bisa kembali. Dan sejujurnya, bertemu Neo lain di bumi sungguh tidak pernah terlintas di kepalaku. Tetapi ternyata di sinilah kau."

Kun menjulurkan gelas berisi air putih ke Jaehyun dan Jaehyun menerima. Jaehyun lantas meminum air dan keningnya berkerut. Jelas sekali jika indra pengecapnya tidak biasa dengan rasa asing yang mampir.

"Perlu kuberitahu jika bumi sangat berbeda dengan Neo, kau harus bekerja keras di sini." Kun mendudukkan diri. "Tapi aku penasaran, apa yang membuatmu pergi ke bumi? Karena kupikir tidak ada orang waras di Neo yang dengan segala kemudahannya di sana memilih untuk pergi ke sini."

Jaehyun menatap Kun dalam. "Aku ingin bertemu Taeyong."

Mata Kun melebar. "Taeyong? Lee Taeyong? Angkasawan yang dua tahun lalu kembali dari luar angkasa?"

"Kau mengenalnya?!" Jaehyun bertanya balik.

Kun mengangguk. "Dia rekan kerjaku di stasiun luar angkasa. Tapi kupikir kau tidak bisa dengan mudah bertemu dengannya jika kau tidak memiliki status prestisius di sini karena dia kini menjadi salah satu asset bumi, tidak bisa sembarangan kau bertemu dengannya. Oh iya, kau harus terbiasa dengan ini, manusia enggan berinteraksi denganmu jika kau tidak memiliki jabatan tertentu. Aku akan membantumu untuk mendapatkan identitas dan posisi itu, tetapi kau harus bekerjasama denganku. Bagaimana?"

Jaehyun tidak tahu apa yang baru saja telah ia setujui, tetapi dia menjabat tangan Kun dan berkata baiklah.

***

"Kenapa namaku menjadi Jung Yuno? Namaku Jaehyun. Ibuku yang memberi nama itu." Jaehyun menatap kartu identitas yang ada ditangannya dengan tatapan bingung.

Kun menghela napas. "Kau tidak memberitahuku jika kau memiliki nama," Kun turut melihat kartu identitas yang sudah jadi. "Sudah terlanjur. Hiduplah dengan nama itu. Lagi pula artinya bagus."

"Memang apa artinya?"

"Kabisat, kabisat itu salah satu momentum istimewa di bumi, hanya terjadi empat tahun sekali."

"Oh," Jaehyun mulai mengerti. "Baiklah, lalu apa yang harus aku lakukan selanjutnya?"

"Belajar," Kun menimpali. "Kau harus belajar dan mendapatkan berbagai sertifikasi. Aku bisa merasakan jika kepala ilmu eksplorasi galaksi akan meninggal dalam waktu dekat. Jika kau bisa menggantikannya, kau bisa leluasa bersama Taeyong."

Tampaknya itu cukup memotivasi. Siang malam Yuno belajar dan menguasai ilmu bumi untuk lulus persyaratan yang telah Kun jelaskan. Dan benar apa yang tempo hari Kun sampaikan, tidak lama, kepala ilmu eksplorasi dipanggil ajal dan Yuno sudah siap untuk mengikuti ujian sebagai pengganti. Dia sudah mempersiapkannya hampir satu tahun, dan dia sudah siap untuk kembali bertemu Taeyong.

Dia sudah terlalu rindu.

***

"Kun ternyata seorang Neo?!" Terkejutnya Taeyong membuat ia yang tengah dipeluk Jaehyun sedikit mengangkat badan, membiarkan selimut yang menutupi dada telanjangnya turun dan memperlihatkannya secara utuh.

"Iya," Yuno menjawab pelan. Ditariknya lagi tubuh Taeyong dan kembali ia peluk Taeyong dengan erat. "Kenapa kau begitu terkejut? Kau pernah ke Neo dan bahkan menjalin hubungan dengan salah satu dari mereka."

Taeyong menggeleng. "Tidak apa-apa, hanya saja sekarang semuanya lebih masuk akal. Kun sedikit berbeda dan sedikit terlalu bertalenta dibanding kita semua."

Yuno tergelak, ia mengecup bibir Taeyong sejenak dan menatapnya sayang setelahnya. "Sudahlah, cukup berbicara tentang orang lain. Kenapa tidak kita lanjutkan saja yang tadi? Kupikir energimu sudah terisi kembali."

"Astaga,"

Fin.

Catatan penulis:

Hutang saya lunas ya, ini. Colek: puddingbergetar, taeeyuung, & dalgona_jaeyong.

XD

Something Blooms on Sunset of Yours || JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang