d u a

24 5 0
                                    

"HA!"

Hana hanya bisa mengorek-ngorek kupingnya saat suara teriakan dari dua puluh orang atlit taekwondo itu sedang memamerkan jurus-jurus mereka.

Berada diruangan yang lebarnya hanya 10x5 meter persegi dengan dua puluh atlit taekwondo dari rentan usia dua puluh tahun hingga dua puluh lima tahun dan jangan lupa Yeo Eunwoo yang juga ikut berteriak dengan intruksinya -- yang menurut Hana berlagak seolah seperti inspektur karena mengganti Mr. Yeo yang tengah reuni bersama alumni Atlit nasional-- bisa membuatnya tuli mendadak. 

Sejak datang tepatnya satu jam yang lalu, gadis itu hanya duduk diam dengan pakaian Taekwondo lengkap dengan sabuknya tanpa berniat bergabung dengan barisan para atlit. Hal ini dikarenakan moodnya sedang terjun bebas karena kalah war tiket konser tadi siang. 

Jadilah seperti ini, gadis itu merengut, duduk menyender ditembok  sambil menatap lurus barisan. Sesekali mengangguk dan menegur para atlit saat gerakannya sedikit salah dimatanya.

"Kak Yujin, powernya tambah. Kaya gini" seru Hana sambil memperagakan sebuah pukulan dengan penuh power hingga membuat bajunya  mengeluarkan suara.

Eunwoo yang melihat kelakuan Hana hanya mendengus sambil memutarkan bola matanya. Sebenarnya yang berlagak menjadi inspektur disini adalah Yeo Hana bukan dirinya.

"Latihan" seru Eunwoo sambil menoyor kepala Hana hingga hampir membuat gadis menjatuhkan kepalanya kelantai. 

"Apa?" Balas Eunwoo saat Hana menatapnya dengan sinis. 

"Kau tidak boleh melakukan ini kepada seorang siswa SMA.  Apa lagi kau seorang Atlit Nasional Ini namanya penyalahgunaan kemampuan" seru Hana sambil bangkit dari duduknya.

"Mulai besok kau bukan Siswa SMA lagi. Dan aku melakukan ini sebagai kakak laki-lakimu." sahut Eunwoo yang sekali lagi menoyor kepala Hana. 

"Yang jelas malam ini aku masih siswa SMA" tidak mau kalah.

"Aaahh, aku mengerti. Kau sedang simulasi ya?" Hana menatap Eunwoo dengan bingung. 

Eunwoo menarik bahu Hana dan mendirikan Hana dihadapan para atlit yang sebelumnya sudah disuruh mode siap.

"Mulai besok Hana akan menjadi Inspektur tetap kalian, hormati dia ya, meskipun dia hanya lulusan SMA. Tendangannya cukup kuat" seru Eunwoo sambil sedikit berbisik diakhir kalimat.

"Aku akan pergi kuliah" Seru Hana membalikkan dirinya menatap sinis Eunwoo.

"Benarkah? kalau begitu aku akan memberikanmu tiket konser kalo kau bisa kuliah" seru Eunwoo menatap Hana sambil melipat tangannya. 

"Liat aja aku akan membuat mu terkejut" sahut Hana lalu melepas sabuknya dan membuangnya sembarangan.

Para peserta pelatihan taekwondo hanya bisa diam menatap perkelahian Yeo bersaudara. Karena percayalah hal ini bukanlah yang baru. Bahkan Inspektur Yeo, Ayah mereka pernah menyuruh mereka sparing tanpa alat pelindung hanya karena mereka berebutan posisi dibelakang.

"Kau mau kemana?" teriak Eunwoo melihat Hana yang pergi meninggalkan ruangan.

"Mencari info calo tiket" balas Hana dengan nada kesal.

---

Kaki jenjang itu tampak tidak takut berjalan dipembatas pinggir rooftop dengan tangan kanan yang memegang eskrim rasa coklat sambil menatap layar ponsel ditangan kirinya yang menampilkan section konser.

"Hmm pilih kursi yang mana yaa"  

"Didepan?" Hana menghentikan langkah kakinya dan  tersenyum membayangkan bagaimana ia bisa melihat sosok Na Jaemin dengan dekat. Pasti menyenangkan.

"Ukhuk.. Wahh" Hampir saja gadis itu terjatuh dari gedung sepuluh lantai karena tersedak saat menatap daftar harga tiket yang mencapai dua kali lipat dari harga aslinya. 

Calo benar-benar bisa keliling asia dalam sekali konser jika seperti ini. Harusnya dia menjadi Calo saja tidak usah kuliah agar cepat kaya.

Hana menatap layar ponselnya, sambil menggigit bawah bibirnya. Sedikit ragu dengan harga yang tertera. Namun bayangan Na Jaemin yang menari dengan jarak yang dekat dan tak perlu membuatnya merogoh kocek yang dalam membuat jari Hana dengan ringan memasannya.

"Biar aja. Biar abang tahu rasa" dengan kesal Hana mengirimkan sebuah screenshoot  no rek pembayaran tiket konser ke kontak  Eunwoo.

Lagian Eunwoo seorang atlit nasional, dia kaya.


"Ara-ya, Lee Ara!"

Meski bukan namanya yang dipanggil Hana tetap reflek menoleh kearah sumber suara . Menatap sepasang anak muda yang baru saja datang dan berdiri didepan pintu akses ke Rooftop. Sepertinya mereka tengah dalam perkelahian asmara. 

"Ara- ya dengarkan aku. Semua akan baik-baik aja. hubungan kita tidak akan menghalangi debutmu" 

"Bagaimana jika kita ketahuan?, aku akan gagal debut. Kau akan kehilangan penggemar"

Hana menatap dua manusia yang masih belum menyadari eksistensinya. Hana tidak bisa melihat wajah kedua orang itu dengan jelas karena laki-laki itu memakai masker dan hoodie, sedangkan yang perempuan membelakanginya dan tampak santai dengan celana pendek yang sangat cocok dengan kaus yang membentuk tubuhnya.

Hana memang sempat mendengar dari ayahnya jika ada sebuah perusahaan hiburan yang menyewa salah satu lantai gedung ini beberapa minggu untuk latihan trainee idol mereka. Dan jika didengar dari percakapannya sepertinya perempuan berambut panjang yang tengah memunggunginya itu seorang trainee. 

Dan jika boleh Hana bilang, Hana iri dengan kaki yang seperti sumpit milik perempuan itu.

Terlalu iri menatap perempuan itu membuat Hana terkejut saat matanya tanpa sengaja kembali menatap kearah kekasih perempuan tersebut. 

Hana langsung memalingkan wajahnya menatap layar ponselnya saat dua insan itu mulai melakukan hal yang tidak Hana harapkan.

"Bisanya mereka ciuman disini!" rutuk Hana kesal. Meski sering melihatnya didrama Hana tetap tidak terbiasa dengan adegan seperti itu, apa lagi ini secara langsung.

Tidak ingin berlama-lama ditempatnya Hana memutuskan untuk meninggalkan Rooftop. Ia  meloncat kelantai rooftop hingga menimbulkan suara.  Sengaja, biar agar dua insan itu sadar bahwa didunia ini dan terutama di rooftop ini bukan cuma ada mereka.


Dan tentunya itu berhasil. Dua orang itu langsung menjauh satu sama lain dan menatap kearah Hana.

Hana yang sebelumnya ingin memberikan senyum lebar kepada dua orang yang telah memberikannya tontonan gratis hanya bisa diam membeku menatap kedua orang yang berjarak sekitar lima meter dari hadapannya.

"Na Jaemin!" 

AONARAN : Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang