Hai, perkenalkan aku Aly dan selamat datang di cerita pertamaku. Kalau ada kesalahan dalam penulisan tolong kasih saran yah 😄 baru belajar soalnya. Saran dan kritikan dari kamu akan sangat membantu.
Tinggalkan jejak dengan vote ataupun komentar disetiap part.
Terima kasih dan silakan membaca.
***
Aku tak pernah tahu siapa ayah dari janin yang tengah dalam kandunganku saat ini. Ini sebuah keanehan, karena aku tak pernah berhubungan dengan lelaki manapun. Bagaimana mungkin aku hamil, terlebih lagi di akhir masa-masa High School-ku. Seharusnya saat ini aku tengah berkumpul bersama teman-teman dan memanfaatkan waktu menjelang ujian, bukan mengasingkan diri sampai aku melahirkan seorang bayi. Aku pergi meninggalkan Boston untuk menghindari lontaran pertanyaan dari orang-orang dan menghindari fitnah tentu saja. Banyak diantara mereka yang suka mengarang cerita tanpa tahu kebenarannya. Aku memutuskan tinggal di Gothenburg, Swedia.
Apa aku sendirian?
Tentu saja tidak, aku selalu bersama Mom. Dia tak pernah mempertanyakan dan menyalahkan diriku tentang apa yang terjadi. Dia bilang, "Ikuti alurnya dan biarkan semua mengalir, Sayang.". Ya, Mom benar, aku tak mungkin membunuh janin yang tak bersalah ini. Saat ini sudah terhitung tiga bulan kehamilanku, akan tetapi aku merasa aneh. Bagaimana mungkin kandungan berumur muda ini seakan-akan sudah menginjak sembilan bulan?Aku merasakan sensasi ketika janin ini mulai berkembang, dia menendang dinding rahimku. Ini sakit. Aku serius.
Suatu ketika, aku pergi jalan-jalan bersama ibuku di sekitar Slottsskogenm Archipelago. Tiba-tiba perutku terasa nyeri. Dan cairan mengalir membasahi celana panjangku. Air ketubanku pecah. Mungkin aku akan segera melahirkan. Tanpa pikir panjang, Mom menyetop sebuah taksi dan membawaku menuju Gothenburg Hospital. Setibanya disana, aku diantar ke ruang bersalin oleh petugas. Bidan yang memeriksaku mengatakan bahwa aku sudah pembukaan ketiga. Aku terkejut, bagaimana mungkin aku melahirkan diumur kehamilan yang ketiga? Berbeda dengan Mom. Dia tak terkejut sama sekali.
Aku mulai berfikir yang tidak-tidak. Andainya semua ini tak terjadi kepadaku. Aku menginginkan kehidupan normal. Namun itu mustahil. Segalanya berubah 180° sejak kematian Dad.
Ini semua dimulai sejak aku menginjak usia kesembilanbelasku. Hari dimana aku kehilangan sosok Ayahku.
I
KehilanganEmpat bulan yang lalu,
Seorang gadis 18 tahun tengah memakai gaun putih untuk pesta ulang tahun ke-19-nya. Surai hitamnya tergerai nyaris menyentuh pinggang. Mata biru tanpa lensa kontak nyaris menghipnotis siapapun yang melihatnya. Riasan yang tipis dan bernuansa natural menunjukkan bahwa dia adalah sosok yang lemah lembut.
Dia berjalan melewati kerumunan orang yang membuka jalan untuknya. Menyapa para tamu dengan sopan dan menebar senyuman. Para tamu menyambut hangat sikapnya.
Mira, Zemira Zola Alannda. Anak tunggal keluarga Alannda, pasangan Thomas Wilson Alannda dan Lucy Morgan Alannda. Kedua orang tua Mira selalu disibukkan dengan urusan pekerjaannya -Thomas pemilik bisnis alat-alat elektronik berbagai cabang dan Lucy seorang perancang busana yang selalu sibuk di butik miliknya- meskipun begitu, Mira tak pernah lepas dari pantauan orang tua. Mereka akan meluangkan waktu satu hari setiap minggunya untuk sekedar berkumpul keluarga. Demi keharmonisan dan demi anak tunggalnya.
"Happy birthday, Mira. Sekarang kau lebih tua dariku," ucap Thalia
"Ya, setidaknya aku tak sendirian menjadi yang tertua diantara kalian," ucap Chloe
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With The Fallen Angel
RomanceZemira Zola Alannda, anak tunggal keluarga Alannda terpaksa mengandung janin yang tak diketahui siapa Ayahnya. Semester akhir yang seharusnya dia nikmati di High School kini berubah 180°. Dia harus menutupi perutnya yang semakin membuncit. Menghinda...