🐑 H W A N G H E N D E R Y

718 82 10
                                    

Kamu sudah kelas akhir, dimana akan menempuh jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu dunia perkuliahan. Tetapi terkadang kamu berfikir sangat disayangkan, hanya 2 semester kamu bisa berbincang bersama teman sekolah sebelum virus yang mematikan tersebut menghentikan seluruh aktivitas luar di sekolah maupun seluruh dunia.

Merasa bahwa baru saja kemarin menikmati masa orientasi, tiba tiba sudah mau lulus saja dengan membuatnya buku tahunan.

Iya, yearbook. Sekarang kamu sedang berada disuatu tempat bersama anak kelas untuk melakukan pemotretan yearbook.

"Kemana Photographernya (Y/n)? Kemarin bilang jam 06 pagi udah standby ditempat. Apa apaan anjir FG nya ae telat sama panitianya." Cibir Haechan menggebu-gebu.

Teman sebelahnya pun mengangguk setuju, "Bener, gue setuju sama si Haechan. Bayar mahal, foto telat. Gue yakin bakalan rusuh dan si FG nya gak bener buat fotoin karena mepet jadwal. Kita cuma dikasih waktu sampe jam 11." Ujar Renjun sembari bersidekap.

"Telepon coba panitianya." Celetuk Yeri.

Alhasil mau gak mau kamu menelepon sang panitia yang notabe nya teman organisasi mu, Hendery.

Sebenarnya kamu ogah banget berinteraksi sama dia karena dia sering jailin kamu jika sedang rapat Jatras ataupun berpapasan dijalan. Tak beda jauh dengan chat, ia suka sekali spam dan langganan dalam me-reply sw ataupun sg. Namun kamu harus menghubunginya segera, karena kamu salah satu perwakilan penanggung jawab kelas mu sendiri dalam kegiatan yearbook.

Tak perlu susah susah untuk mencari kontak Hendery lantaran kontaknya berada diatas mengalahi grup-grup kelas karena sering kali dia memberi pesan tak jelas, contohnya 15 menit yang lalu dia mengirim pesan bahwa dia baru bangun dari tidurnya.

Iya, bangun tidur.

Kamu menggeram marah, ia masih ingat sangat perkataannya terhadap teman kelasmu,

"Dry, bisa kagak jangan jam 6 standby di tempat? Gue takutnya anak kelas belum pada bangun, telat ntar." Bujuk Haechan yang duduk di samping sang ketua pelaksana, si panitia YB.

Hendery menatap lurus kearah pemotretan eskul di depan panggung seni, "Kagak bisa chan. Harus standby ditempat jam 6 biar cepet terus kagak mepet sama jadwal selanjutnya." Jawabnya.

Tak lama, teleponmu tersambung dibarengi suara serak memasuki pendengaran telingamu.

"Dimana? Gue udah nyampe didepan nih."

Kamu berjalan maju tepat di ujung tanah curam namun pendek, "Naik ke atas dry, FG nya sama lo?" Tanya kamu sembari melihat lihat kebawah siapa tau menemukan atensi seorang lelaki yang ditunggu oleh anak kelas.

Terdengar helaan nafas disebrang, "FG nya lagi otw, oh iya lo nitip topi ke si Ten kan? Gue bawa nih."

"Iya, yaudah cepet sini. Lo di demo beneran."

"Iya sayang."

Kamu melotot kaget, reflek menjauhkan handphone dari telinga. Terlihat percakapanmu terputus dengan sebelah pihak yang mematikannya diganti dengan sebuah promosi untuk memberi rating terhadap aplikasi tersebut.

Kamu menghela nafas, cukup geli mendengar seorang lelaki dengan gampangnya memanggil 'sayang' terhadap seorang wanita. Apakah dia tidak berfikir bahwa wanita tersebut akan mengalami namanya 'Jantung jedag jedug'?!

Mencoba menetralkan irama jantung, kamu berbalik badan dan tepat sekali sang panitia yang katanya baru bangun tidur itu berjalan mendekatimu dengan nafas tersenggal-senggal dan bare face nya.

Menyimpan tasnya disamping tasmu, "Dari jam berapa kesini? Kenapa gak pake jaket? Kan udah gue bilang bawa jaket, pagi pagi gini di talaga bakalan dingin terus berkabut, (Y/n)." Cerocosnya membuat kamu menggulirkan mata.

Haluzination | NCT asTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang