Prolog

38 14 24
                                    


Malam yang mencekam, gemuruh kilat sambung menyambar, angin berhembus kencang, intensitas pencahayaan semakin menghilang.

CEK.CEK.CEK.

Suara larian terdengar sangat nyaring kala itu. Seorang lelaki berlarian di tengah badai hujan demi menyelamatkan diri.

Sosok misterius berambut panjang terurai dengan leher berantai yang penuh darah, sembari memegang kuat sebuah kapak.

Nafas lelaki itu memburu, ia terus berlari mencari jalan keluar. Sekitar 30 menit ia berlari, tapi tetap saja, tak ada jalan keluar sama sekali.

Mata lelaki muda bernama Angga itu menulusuri sebuah ruangan temaram, ia menoleh kekanan dan kekiri berharap ada tempat untuk ia bersembunyi.

"Hai,Tampan jangan mencoba untuk melarikan diri!" Sosok misterius itu mulai mengeluarkan suaranya yang creepy.

Tanpa berpikir panjang lagi, Angga memutuskan untuk bersembunyi dibalik lemari buku.

Jantungnya berdetak amat kencang, hati dan pikirannya pun mulai tak karuan, bahkan tenggorokannya seperti tersekat, untuk meloloskan udara saja rasanya begitu sukar. Ditambah dengan bulu kuduknya yang sedari tadi meremang.

"Hey,Baby where are you?" Lagi-lagi sosok misterius itu kembali bersuara, derap langkah kakinya semakin mendekati lemari buku tempat persembunyian lelaki tak berdaya itu.

Drap...

"Oh Tuhan, sepertinya hantu itu tepat depanku," pikir Angga

Ternyata benar, sosok misterius itu tengah berdiri tegap didepan lemari buku tempat persembunyian lelaki muda itu.

"Hari ini adalah ajalmu, jangan lari dari takdir, hahaha."

Angga benar-benar ketakutan akibat perkataan sosok itu dengan suara yang melengking hebat.

Disamping pikirannya yang tak karuan, ada aja sesuatu yang tak diundang.

Sebuah cairan hitam pekat dan berlendir dengan bau amis yang menusuk, mulai menjalar dari kepalanya, rasa penasarannya lebih hebat daripada rasa ragu dan takutnya, dengan keberanian, dirabalah cairan itu.

"Hey,Baby...." Angga terkejut dengan suara yang mengagetkan sukmanya ketika hendak mencium cairan aneh itu, matanya begitu melotot, menatap sosok itu dibalik tempat persembunyiannya.

T-tidak jangan....

Diangkatlah kapak berdarah itu menghadap lemari buku yang di sebaliknya terdapat Angga yang sedang gemetar ketakutan, dengan nafas yang memburu hebat, tatapan kosong, pikiran berantakan, membuat Angga pun pasrah, hanya lantunan doa yang mampu terucap didalam lubuk hatinya.

BUGH..SYEEETT.....

AAAAA....!!!!!

Daging Angga sengaja digores oleh kapak hingga mengeluarkan darah sucinya yang kini telah mewarnai lantai di ruangan temaram itu.

Dengan teganya, sosok misterius itu mengambil sebuah alat suntik, bukan untuk menyuntik Angga, melainkan untuk mencongkel kedua bola mata Angga hingga terlepas.

AAAAA!!!

Tak luput dari itu, diambilah sebuah cangkul, dan dengan sadisnya cangkul itu bergerak lincah menusuk-nusuk organ Angga. Sedangkan sosok itu hanya tersenyum menyeringai atas kemenangannya membunuh seorang pemuda yang malang itu.

Deru kesakitan Angga diiringi dengan alunan dawai violin yang sangat merdu. Entah darimana datangnya dan siapa yang memainkannya, jelas-jelas alunan dawai itu terdengar nyaring.

"MATI KAMU MATI KAMU HAHAHA!!!"

ngiing...ngiiing...ngiing...

To Be Continue

Creepy artinya menyeramkan/menakutkan.




***


**

HAI HAI HAI...

Disini aku menggunakan nama pena N.Lipac yang sebelumnya itu Liangio

BY THE WAY...

Gimana prolognya?

Seru gak?

Serem gak?

kayaknya gak deh:(

Jujur aja ya,gais soalnya aku juga benar-benar baru pertama kali bikin novel bergenre horror thriller.

Perlu kalian ingat bahwa,

Disini banyak adegan kekerasan/vulgar. Buat readers yang masih dibawah umur, dimohon lebih bijak ya.

Kalau ada typo atau salah ejaan, langsung komen ya! Nanti bakalan author benerin.

Terimakasih atas kerjasamanya,

Jangan lupa vote and comment!

VIOLIN || The Horror StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang