PROPERTY

163 39 3
                                    

Tay tersenyum mengetahui bahwa mereka tinggal di gedung yang sama.

"Joss, lo naik duluan aja" kemudian asistennya itu pergi terlebih dahulu menggunakan lift.

"Kamu belum buka blokiran whatsapp aku, bukannya kita perlu ngobrol?" Tanya tay, dan yuki membalas tatapan matanya. "Aku punya waktu satu jam sebelum ke pontianak" ia melihat jam tangannya
Jika
Yuki kemudian naik ke apartemennya di ikuti dengan tay, mereka berdua duduk di meja makan yang terletak beberapa lembar roti di atasnya.

"Udah aku buka" yuki meletakkan handphonennya dan tay mengecek handphonennya kemudian dia mengangguk. "Terus?"

"Apa pertimbangan orang tua kamu milih aku?" Tanya tay, "dan kayaknya kamu bukan tipe yang buru-buru mau nikah di fase karir yang sekarang ini"

"Bukannya udah jelas ya? Uanglah" jawab yuki santai, "sedangkan pertimbangan orangtua kamu adalah 'nama' aku, iyakan?" Tay mengangguk membenarkan pernyataannya.

"Aku penasaran satu hal" yuki mendengarkan pertanyaan selanjutnya, "kenapa kamu punya banyak property? Setau aku lebih dari 15 property" tanyanya terang-terangan

"Kamu nyelidikin aku sejauh itu?"

"Kan tujuan kita bisnis?" Senyumnya

"Kenapa aku harus nyimpen uang kalau uang itu bisa aku alihin ke barang?"

"Bukannya kamu ngehindarin untuk support kampanye papah kamu?" Seperti tepat sasaran, yuki langsung diam.

"Kalau kita nikah, apa yang bisa kamu kasih ke aku? Sedangkan aku harus go public masalah pernikahan, karena gak mungkin agensi akan nyembunyiin ini terus" Tanya yuki langsung, "kamu duduk di sini pasti setuju tentang pernikahankan?"

"Aku akan kasih dana politik ke papah kamu selama proses pemilihan" jawabnya mantap, "sebagi gantinya, kamu harus jadi brand ambasador untuk TJ Grub dan tampil di samping aku. Itu akan menarik banyak 'uang' ke sisi aku, bukannya itu adil?"

"Seberapa banyak uang yang bisa kamu siapin?" Yuki kemudian mengeluarkan handphonennya dan membuka sebuah pesan whatsapp kemudian disodorkan di depan tay.

"Papah minggu depan butuh 2 milyar, kamu siapin"

Tay membaca pesan itu dan sedikit tersenyum.

"Sebulan kamu ngehabisin berapa untuk orangtua kamu?"

"Tergantung....kalau ada aku kasih, kalu enggak ada paling cuma di caci maki", senyum yuki, "3 bulan belakangan ini sejak dia masuk kandidat... Yaaa sekitar 20 milyar"

"Jadi uang kamu, kamu alihan ke property supaya kamu gak nyimpen uang cash banyak?" Tawa tay kecil, "aku bisa siapin cash 2 milyar dalam waktu 2 hari, tapi aku mau ketemu orang tua kamu dulu. Kita bahas masalah pernikahan" terangnya, yuki sedikit
berfikir.

"Oke, sekalian sama orangtua kamu. Aku gak punya banyak waktu untuk basa-basi makan keluarga" tay mengangguk tanda sepakat.

---
Hari ini yuki ada acara sebuah brand di hotel, ia sebagai undangan untuk melihat fashion week. Setelah berjalan di red carpet ia membiarkan beberapa wartawan memfotonya, tapi ia tidak berkenan untuk wawancara.

Acara berlangsung 2 jam, sebelum meninggalkan gedung, di lobby ia kembali membiarkan wartawan mengambil foto. Tapi kali ini ada yang menarik perhatiannya, seorang tay tawan muncul dengan pakaian rapi dan berjalan mendekatinya, ditengah semua wartawan.

"Hai" ia melambaikan tangan beberapa meter sebelum ia datang dan memeluk pinggang yuki dengan santai, yuki membelasnya dengan senyum kemudian tentunya membalas pelukannya lagi. "Udah mau pulang? Aku masuk dulu ya?" Senyum tay kemudian mengelus lengan yuki sebentar dan berlalu pergi. Sedari tadi kilatan cahaya kamera tidak berhenti menyorot merek, yuki hanya kembali memandang ke arah wartawan dan bertemu.

ENCOUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang