Haechan mengaduk es jeruk yang ada di hadapannya dengan penuh kekuatan. Matanya masih menatap tajam pemandangan menyebalkan di hadapannya.
"Pecahin aja sekalian, Chan. Gue setuju." Ucap Jaemin yang daritadi memperhatikan kelakuan temannya.
Haechan menatap Jaemin sekilas kemudian melanjutkan aktifitasnya memantau Lita dan Mark yang sedang asik berduaan.
Biasanya Lita akan langsung mengambil tempat duduk di sebelah Haechan dimanapun kapanpun. Tapi kali ini perempuan itu justru memesan siomay dengan cecunguk Mark Lee. Sialan!
Haechan merebut kebab milik Renjun yang terlihat menggoda di hadapannya kemudian anak laki-laki tidak adab itu mengigit nya dengan rakus.
"Maksud lo apa?" Desis Renjun, pandangan nya masih menatap kebabnya yang saat ini sisa setengah bahkan sebelum ia mengigitnya sama sekali.
Haechan tidak ada niatan untuk membalas Renjun. Haechan malah mulai mengunyah es batu sebagai ungkapan rasa kesal.
"Haechan anjing maksud lo apa?! Ganti rugi makanan gue sisa setengah!" Haechan sudah mencengkram kerah seragam Haechan.
Haechan menatap Renjun kesal. "Diem bangsat. Malu!"
"Yaudah makanya jangan konyol!" Renjun melepaskan cengkramannya di kerah Haechan. Laki-laki itu Kembali duduk dan memakan makanannya dengan miris.
Punya temen titisan dajjal. Renjun pernah buat salah apa ya Tuhan?
Sedangkan Haechan yang iba melihat Renjun kemudian laki-laki itu mengeluarkan uang dari saku seragamnya dan memberikannya kepada Renjun.
"Nih-nih gue ganti! Jangan nangis. Muka lo jadi mirip monyet." Hina Haechan seenaknya.
Baru saja Renjun akan tersenyum walau sudah di hina seperti itu oleh Haechan, namun niatnya langsung ia kubur dalam-dalam saat melihat jumlah uang yang diberikan oleh Haechan.
"Dua ribu anjing, Haechan! Mana cukup bangsat!"
Haechan nyengir. "Itu maksudnya gue ganti uang parkir yang kemaren. Udah jangan pelit-pelit nanti kuburan lo sempit."
Haechan kemudian dengan enaknya berjalan menuju meja Lita dan Mark yang sedaritadi mengganggu pemandangannya.
"Hai Lita cantik!" Ucap Haechan langsung merangkul Lita posesif.
Mark hanya melirik sekilas kemudian Kembali melanjutkan aktifitas makan nasi goreng pedas nya itu.
Menurut Mark, Haechan sangat kekanak-kanakan. Ia tidak lebih dari seorang sahabat yang tidak rela jika sahabat perempuannya dimiliki orang lain.
"Chan ngapain sih?" Desis Lita.
"Ntar malem bokap nyokap gue gada dirumah. Gue tidur di kamar lo ya?" Haechan sengaja memperbesar volume suaranya sehingga bukan hanya Mark yang mendengar. Bahkan mang japra yang sedang membawa es the manis pesanan Jeno juga dibuat menganga oleh perkataan Haechan barusan.
"Anak jaman sekarang semakin bebas pergaulannya." Kira-kira itu yang diucapkan mang Japra dalam hatinya.
Mark yang sedang memakan nasi goreng pedas kemudian tersendak cabai yang membuat tenggorokannya terasa seperti terbakar.
"Chan apa-apaan sih lo?!" Lita kemudian mendekati tubuh mark dan memberikan minum kepada laki-laki yang wajahnya sudah memerah itu. Lita juga menepuk bahu Mark berkali-kali dan membantu Mark menghilangkan rasa panas di tenggorokannya.
Sedangkan Haechan, alih-alih merasa bersalah. Laki-laki itu justru bertepuk tangan sambal menyerukan kata "mati! mati! mati!" kepada Mark.
Anak setan!
Lita menatap Haechan tajam. "Pergi, Chan anjing!" Ucap Lita saat merasa Mark sudah lebih baik. Batuknya juga sudah mereda.
Haechan menggeleng, bibirnya mengerut. "gak mau! Maunya sama Litaaaa" Ucapnya mulai sok imut.
"Chan sana, tuh ada Jeno ganteng tuh! Jaemin juga ganteng tuh. Lo mending main sama mereka aja." Ucap Lita menunjuk Jaemin dan Jeno yang ada di bangku belakang mereka.
"Dih najis! Gue masih normal. Gue masih doyan elo!" Ucapan asal Haechan yang membuat Mark hampir tersendak lagi.
Lita melirik kea rah Mark dengan khawatir. "Aduh! Kalo lo di sini terus lama-lama si Mark bisa mati beneran. Udah sana pergi!" Usir Lita masih tidak mau menyerah.
Sedangkan Mark tersenyum. "Gak papa, Lita. Anggep aja Haechan itu temen gue juga." Ucap Mark berusaha menghentikan Lita karena percuma saja. Haechan tetaplah Haechan.
Haechan mendecih mendengar perkataan Mark. "Cih! Gak sudi gue temenan sama jamet kayak elo!" Ucap Haechan penuh emosi.
"Chan! Mark ada salah apasih sama lo?!" Bentak Lita akhirnya tidak bisa menahan kesabarannya.
Haechan balas menatap mata Lita tepat di manik matanya yang berwarna cokelat terang. Manik mata favorite Haechan. "Karena dia berusaha buat ngambil elo dari gue!"
"Tapi kita cuma temen, Chan! Jangan cuma karena lo temen gue dari kecil, lo bisa atur perasaan gue seenaknya!" Ucapan Lita sukses membuat Haechan bungkam.
Laki-laki itu menatap Lita tak percaya. Ia tidak menyangka respon yang diberikan oleh Lita sebegitu menyakitkan.
Lita kemudian menggenggam tangan Mark dan membawa laki-laki itu pergi. "Dan satu lagi. Gue udah pacaran sama Mark. Jadi gue mohon, sebagai sahabat lo harus dukung gue." Ucap Lita terakhir sebelum akhirnya pasangan baru itu meninggalkan kantin dan sisa-sisa serpihan hati Haechan yang berceceran di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone | Lee Haechan
Fanfiction"Lita, lo tau ga apa yang lebih indah dari pada pelangi?" "Apa tuh? gatau gue." "Ya elo lah! payah, masa gitu doang ga tau!" "Ahelah!" "Kenapa? jadi pacar gue dong Lalita Nafandra yang cantik kesayangan Haechan.." "Gak bisa, Chan. Gue kan udah...