Gue dituduh gak laku epribadeh, padahal emang gak jualan.
*********
Suara gemuruh riuh, teriakan yang bersorak ramai. Menandakan upacara sekolah SMA Nusa Handayani yang selalu rutin mereka ikuti pada setiap hari senin kini sudah selesai mereka laksanakan.
Rima Fathzkia kelas tiga SMA itu menggambil jurusan IPA 2 bersama dengan sahabatnya Ica Audina yang menjadi teman sebangkunya itu sejak kelas 10 sampai sekarang ini. Sedangkan Vaya Valeri kini ia sekarang mengambil jurusan IPS.
Entah apa yang membuat mereka seakrab dan menjalin persahabatan sampai sekarang, yang mereka ingat awal bertemu pas masa MPLS di sekolah nya, Rima yang melohok tak berkedip seperti orang yang linglung dan beberapa kali dia meneguk salivanya hanya karena dia tidak kebagian kelompok untuk membuat sebuah permainan hasil instruksi dari kaka-kaka osisnya mereka.
Untung kelompok dari Ica,Vaya dan teman-temannya itu mengajak Rima untuk bergabung ke kelompok mereka dimana setiap kelompok beranggotakan sebelas orang. kebetulan kelompok dari mereka kurang satu orang alhasil Rima bergabung bersama kelompok mereka.
Entah Rima, Ica dan Vaya jika mereka bersama ada rasa nyaman dan sefrekuensi. maka dari itu mereka menciptakan arti sahabat dalam hidup mereka.
Tapi Rima ini anti geng-gengan kalau di sekolah tuh mau temenan sama siapapun dia mau. Tapi entah apa alasannya jika Rima bertemu orang gila seperti Ica dan Aya seolah-olah hidup Rima tidak mempunyai masalah sedikit pun.
Rima selalu bersyukur kepada tuhan karena dia telah memiliki sahabat yang asstagfirullahaladzim.
*********
"Riri, Ica gue duluan yah ke kelas soalnya bentar lagi pelajaran fisika masuk, tunggu seperti biasa yah tungguin kalau mau ke kantin"
tegas Aya yang mengekspresikan wajah dengan penuh permohonan.Vaya valeri anak yang ceria, jago matematika, si cerewet dan agak polos.
"Ya ampun Ya masa ke kantin doang harus banget yah kita tungguin, bosen gue setiap hari denger ocehan lo itu" protes ica.
Sedangkan Ica Audina anak yang bisa mencairkan suasana yang hobinya tidur, makan, ngegibah dan kalo adu bacod gak mau kalah.
Rima yang sedari tadi sibuk melihat adu bacot ke dua sahabatnya itu akhirnya buka suara. "Anjir pagi-pagi buta kaya gini udah denger rengekan sipanse minta nyusu ke emaknya" canda Rima.
"Sipanse" celetuk Vaya yang menggaruk-garukan pelipis kepalanya yang tidak gatal itu.
"Yang lo maksud dari omongan tadi apasih Ri, anjir gue kagak ngerti" balas Ica yang sedari tadi sibuk memikirkan omongan Rima yang tidak masuk akal ke otaknya.
"Ckkk..." terlihat dari mimik wajahnya Rima yang penuh dengan ke kesalan kenapa sahabatnya terlalu polos untuk diajak bercanda.
"Ya tuhan kenapa sahabat yang gue sayangi pada belagu" batin Rima."Nih yah dengerin baik-baik yang tadi gue omongin barusan sipanse minta nyusu ke emaknya itu kalian berdua, lo anaknya ya Vay terus yang emaknya itu Ica" tunjuk Ima ke arah ke dua sahabatnya itu sambil menertawakan wajah lucu mereka.
"Astagfirullahaladzim kamu itu solimi banget" celutuk Ica dan Vaya berbarengan yang di penuhi raut wajah penuh ke kesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Ariez
Short Story[Follow sebelum baca] Tuhan hanya menakdirkan mereka untuk bertemu, saling mecintai, namun tidak untuk memiliki. Lantas bagaimana dengan nasib cintanya mereka? Ikuti kisah cinta mereka di sini! Happy Reading!