Setelah mendengar itu semua Maura segera bergegas menuju tempat pemakaman orang tua Arka. Dirinya masih terkejut saat mengetahui mereka sudah tiada meski Maura hanya beberapa kali bertemu dan itupun mereka tidak dekat tetapi Maura sudah tahu bahwa mereka itu orang yang baik. Maura tidak bisa membayangkan bagaimana sedihnya Arka saat ini maka dari itu Maura harus segera ke sana dan menemani Arka disaat dia sedang sedih.
Maura Vela dan Aline segera memesan taksi dan langsung memberitahu alamatnya kepada sang supir pagi ini kemacetan cukup padat membuat Maura terjebak."Apa tidak ada jalan lain pak?" tanya Maura tidak sabar karena ia tak mau melewatkan acara pemakaman kedua orang tua Arka. Sang supir memberitahu bahwa tidak ada jalan lain lagi dan meminta Maura untuk menunggu membuat wanita itu kesal.
Aline dan Vela saling memandang melihat raut wajah cemas Maura yang saat ini sedang mencoba menghubungi Arka tetapi pria itu tidak bisa di hubungi. Beberapa menit menunggu akhirnya mereka terbebas dari kemacetan.
"Tenanglah Ra. Sebentar lagi juga sampai?" ujar Aline mencoba menenangkan Maura yang terus saja meminta sang supir agar menaikan kecepatan nya. Maura memandang kedua teman nya dengan putus asa karena Maura berpikir harus berada di sisi pria itu saat sedang seperti ini..
Sesampainya di sana Maura berlari kencang tak memperdulikan teriakan teman nya yang ada di pikiran Maura saat ini yaitu kesedihan Arka yang sangat dalam tetapi saat Maura sudah sampai di tempat pemakaman itu hanya ada Tiara berada di samping Arka seraya mengelus punggung pria itu seakan menenangkan nya.
Maura membeku seketika karena dirinya melupakan bahwa saat ini ada Tiara yang masuk kedalam kehidupan Arka. Tetapi bukan Maura nama nya kalau dia langsung pergi, Maura justru melangkahkan kakinya menuju kedua orang itu yang masih tak menyadari keberadaannya.
"Aku turut berduka cita." suara itu berhasil membuat Arka dan Tiara mendongak menatap pemilik suara itu. Maura tersenyum tipis menatap Arka dan tidak memperdulikan keberadaan Tiara.
Arka menganggukkan kepala nya lalu kembali meratapi nasibnya yang sudah tidak memiliki orang tua lagi. Arka masih tak percaya bahwa kedua orang tua nya sudah tiada disaat dirinya masih muda bahkan Arka masih belum membahagiakan kedua orang tua nya semakin membuat Arka terpukul. Maura yang baru pertama kali nya melihat kesedihan Arka ikut merasakan kesedihan itu juga. Tiba tiba saja kedua mata nya memanas melihat sisi rapuh Arka, dirinya ingin melangkah kan kakinya mendekati Arka dan mencoba menghibur pria itu tetapi Aline dan Vela menahan Maura.
"Jangan membuat masalah dengan Tiara. Paham?" bisik Aline karena ia takut Maura membuat keributan disini karena melihat Tiara yang berada di samping Arka. Maura memejamkan kedua mata nya dan menganggukkan kepala nya tanda mengerti.
Maura sebenarnya ingin mengusir Tiara yang terlihat ingin mencari muka di depan Arka tetapi ia juga masih waras untuk tidak membuat masalah di pemakaman kedua orang tua Arka. Maura berjalan menuju Arka dan berjongkok di samping pria itu. Hatinya semakin mencelos melihat setitik air mata Arka yang ia lihat, hatimu perih dan sakit saat melihat orang yang benar benar kita cintai sangat rapuh. Maura ingin mengangkat tangan nya kearah punggung Arka tetapi ia urung saat pria itu menoleh kearahnya.
"Lebih baik kau pulang saja. Aku ingin sendirian." Arka serak kepada Maura yang mematung mendengar ucapan pria itu."Terima kasih sudah datang."
Apakah artinya ia di usir oleh Arka?
Hatinya yang sakit bertambah perih karena hanya ia yang Arka usir. Kenapa tidak dengan Tiara? Kalau Arka menyuruh Tiara pergi juga itu akan lebih baik tetapi...
"Tapi..."ucapan Maura tertahan karena Arka seketika menatap Maura dengan tatapan tidak bersahabat. Mencoba mengendalikan perasaan nya. Maura segera bangkit lalu menatap kearah Tiara yang masih berjongkok di sebelah Arka.
Hatinya benar benar panas karena Tiara kembali mengelus punggung Arka dan pria itu hanya diam saja tanpa ada penolakan sedikitpun. Aline dan Vela menatap iba kepada Maura yang Arka usir melihat Maura diperlakukan seperti itu. Mereka akui bahwa Maura memiliki sikap yang kurang baik dibanding Tiara yang ia perhatian lemah lembut. Mereka pun semakin yakin bahwa Arka menyukai Tiara.
"Ra, ayo.." ajak Aline pelan memanggil Maura yang terus saja menatap kedua orang lawan jenis yang seakan tak memperdulikan nya. Tak mau terlihat lemah dan menyedihkan di depan teman teman nya Maura melempar senyum tipis lalu segera meninggalkan tempat itu dengan perasaan campur aduk.
*****
Satu bulan setelah meninggalnya kedua orang tua Arka. Maura semakin melihat kedekatan Tiara dan Maura, awalnya Maura membiarkan karena saat itu Arka masih berkabung dan ia tak mau membuat masalah tetapi dirinya tidak bisa tinggal diam lagi Maura nekat menghadang motor Arka yang sedang memboncengi Tiara.
"Apa kau gila! Cepat minggir!" teriak Arka marah melihat Maura yang tiba tiba saja berada di hadapan nya. Maura menggelengkan kepala nya tanda menolak.
"Aku ingin bicara dengan kalian berdua." tegas Maura tak mau menyingkir. Ia ingin menanyakan ada hubungan apa mereka berdua karena Maura sering melihat Arka dan Tiara terus menempel membuatnya muak setengah mati.
"Aku tidak ada waktu meladeni mu. Aku memiliki urusan yang lebih penting sekarang. Cepat menyingkir lah!"
Arka semakin geram melihat Maura yang tidak bergeming sedikitpun sedangkan Tiara hanya diam bersembunyi di balik punggung Arka dengan wajah ketakutan nya. Pegangan tangan Tiara semakin mengerat mendengar pertengkaran Arka dan Maura yang semakin sengit.
"Hei kau! Cepat turun dari motor Arka!" teriak Maura kepada Tiara yang bersembunyi.
Kedua mata nya menyipit tajam kearah tangan Tiara yang saat ini sedang memeluk pinggang Arka semakin membuatnya panas. Sedangkan Arka mengeram marah karena tingkah Maura benar benar sangat buruk. Tak mau meladeni Maura Arka melajukan motornya dari arah samping meninggalkan Maura yang terus berteriak memintanya tuk berhenti
Hari ini adalah hari terpenting untuk nya dan ia tidak akan melewati nya hanya karena tingkah gila Maura.
*****
Malam minggu di temani Maura Arka yang masih ga akur.
Aduh Maura semakin menjadi yaa.
Maklum guys masa puber puber nya 😂😂Arka kenapa nempel terus sama Tiara?
Pengacara mau datang tuh. Mau apa?
Vote komen dan follow ya agar aku semangat lanjutin cerita ini.😅😅
Thankyou love you❤
02.04.2021
06.28 wib
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terdalam (Complete)
ChickLitNovel Hurt Love & Hate. Arkatama Javierro adalah pria pertama yang membuat Maura Aldavino, primadona sekolah, terpesona hingga tergila-gila. Tak peduli seberapa sering Arka menolaknya, Maura tidak mengenal kata menyerah. Dengan semangat yang mengge...