Part 1

8.9K 588 20
                                    

"Aku sangat mencintaimu, Sam." Seorang wanita menatap pria yang terbaring di ranjang dengan tatapan penuh cinta. Jari telunjuknya menyentuh wajah pria itu. Detik selanjutnya tatapan itu berubah menjadi tajam dan dingin. "Tapi, sayangnya banyak orang yang ingin memisahkan kita. Mereka tidak ingin membiarkan kita hidup dengan bahagia." Wajah wanita itu terlihat penuh kebencian.

"Namun, itu semua tidak akan pernah terjadi, Sam. Orangtuamu tidak akan bisa memisahkan kita begitu juga dengan tunanganmu. Aku tahu kau selalu ingin bersamaku, aku tahu kau sangat mencintaiku. Aku akan membawa kau ke tempat yang jauh, di mana hanya akan ada kita berdua saja. Jika kita tidak bisa hidup bersama, maka kita akan mati bersama. Tidak akan ada yang bisa memilikimu selain aku." Senyuman mengerikan tampak di wajah wanita itu. Lalu kemudian ia mengambil senjata api yang ia letakan di bawah bantal. Ia menembakan senjata itu ke kepalanya, lalu kemudian tubuhnya tergeletak di sebelah tubuh sang pria yang ia cintai yang sudah ia racuni sampai mati.

"Cut!" Suara dari pengeras itu terdengar di dalam kamar bernuansa putih.

"Kau melakukannya dengan baik, Leandra." Pria yang tadi tergeletak di ranjang tersenyum sembari memuji lawan mainnya, Leandra Katharina.

Leandra memasang wajah acuh tak acuh. "Aku hanya mengingmbangimu, Jeremy." Wanita itu turun dari ranjang.

Ia meninggalkan lawan mainnya dan melangkah menuju ke sutradara yang tampak sangat puas dengan aktingnya.

"Aktingmu benar-benar luar biasa, Leandra." Kevin, sang sutradara memuji Leandra.

"Aku sudah sangat bosan mendengar pujian-pujian itu, Kevin." Leandra duduk di sebelah Kevin. "Jadi, katakan bagian mana yang tidak sempurna? Aku akan mengulanginya lagi sampai menjadi sempurna."

Leandra benci ketidak sempurnaan. Ia tidak ingin pekerjaannya mendapatkan kritikan dari penonton film nya.

"Semuanya sempurna, Leandra. Kau mengakhiri dengan sangat baik. Aku bisa merasakan bagaimana psikopatnya dirimu. Lihat, aku bahkan masih merinding melihat senyum sadis di wajahmu tadi." Kevin menunjukan tangannya. Ia tidak berbohong pada Leandra.

Akting Leandra memang luar biasa, ini bukan pertama kalinya ia bekerja sama dengan Leandra untuk sebuah film layar lebar. Setiap kali Leandra ikut serta dalam layar lebar, maka film tersebut akan meraih keuntungan yang fantastis.

"Kau juga telah menggambarkan bagaimana cinta dalam pandangan yang berbeda," tambah Kevin.

Tidak sulit bagi Leandra menggambarkan jenis cinta yang dimiliki oleh pemain utama wanita di dalam cerita. Bentuk cinta yang egois, kejam, yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan rasa sakit orang lain.

Karena Leandra sudah menemukan jenis cinta yang seperti itu sebelumnya. Bukan orang lain, melainkan cinta dari sang ayah untuk ibunya.

Leandra merupakan yatim piatu, ibunya meninggal karena sebuah penyakit, dan ayahnya mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri karena tidak sanggup menghadapi rasa sakit karena kehilangan. Pria yang seharusnya mengajarkannya arti tanggung jawab itu memilih untuk pergi selama-lamanya dan meninggalkan dirinya yang saat itu masih berusia dua belas tahun.

Meninggalkan putri yang masih kecil untuk mengikuti istri yang sangat ia cintai memang terlihat penuh kasih sayang.

Leandra tidak menyalahkan ayahnya atas pilihan pria itu, tapi tindakan yang ayahnya lakukan membuat ia tidak bisa memandang cinta dengan indah. Ia menjadi korban dalam kisah cinta sehidup semati orangtuanya.

Apa yang ayahnya lakukan telah memberikan contoh pada Leandra bahwa cinta itu kejam dan egois. Dan karena itu juga Leandra tidak ingin mencintai orang lain. Baginya mencintai diri sendiri adalah bentuk cinta yang paling tulus.

Sleeping With The EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang