kesan pertama

525 54 0
                                    

Ezra Nathaniel Fusena yang akrab disapa Nathan kini sedang sibuk membersihkan apartemennya. Hari minggu memang merupakan hari bersih-bersih untuknya. Merantau ke kota orang untuk melanjutkan pendidikannya memang tidak mudah. Apalagi jurusan yang diambilnya adalah Jurusan Statistika. Jika boleh jujur, Nathan menyesal mengambil jurusan itu. Dia berpikir awalnya dia hanya akan belajar tentang mean, modus dan median. Tapi kenyataannya huf dia bahkan hampir setiap hari mengucap nama Tuhan karena tugas-tugasnya menguras kesabarannya.

Nathan membuka kulkas berniat untuk mengambil sebotol air mineral. Dia merasa sangat lelah setelah kurang lebih tiga jam dia membersihkan tempat tinggalnya.

"Hahhh," Nathan menghela napasnya merasa lega karena air dingin menyapa tenggorokannya.

"Sepertinya hari ini aku harus berbelanja," ucapnya lalu menaruh kembali botol air mineral itu ke dalam kulkas.

Nathan melangkahkan kakinya ke kamar untuk mengambil jaket dan dompet. Dia berniat untuk berbelanja bahan makanan dan kebutuhannya yang habis di toserba seberang apartemennya. Dia hanya perlu menyebrang jalan dan sampai ke tempat tujuan. Mengambil troli lalu mulai menyusuri rak demi rak untuk mendapatkan semua yang dia butuhkan.

"Beras sudah, susu sudah, buah juga sudah, hm sepertinya sudah semua," gumamnya lalu mendorong troli tersebut menuju kasir.

Beruntung dia tidak perlu mengantri untuk membayar belanjaannya. Di saat Nathan memindahkan satu per satu belanjaannya dari troli ke meja kasir, tiba-tiba seseorang dibelakangnya menepuk-nepuk pelan bahunya.

Nathan pun otomatis membalikkan badannya.

"Err- gue tau ini aneh tapi plis bayarin dulu minuman gue," ucap orang itu. Nathan tentu saja mengernyitkan dahinya bingung.

"Oh gue Daniel, dari apartemen seberang, gue abis olah raga terus haus kesini beli minum ternyata lupa bawa duit," jelas seseorang yang memperkenalkan dirinya sebagai Daniel.

"Ada lagi kak?" interupsi dari si kasir yang membuat Nathan tersadar dari kebingungannya. Nathan pun mengambil sebotol minuman isotonik yang ada di tangan Daniel, "Tambah ini ya, mas."

Setelah menyelesaikan pembayaran, Nathan mengambil kantung belanjaannya dan memberikan minuman isotonik tadi kepada Daniel.

"Nih, untung aku baik," ucap Nathan lalu berjalan keluar.

Daniel mengambil minuman itu lalu menyusul Nathan, "Tunggu."

Nathan berhenti dan menoleh ke belakang, "Ya?" tanyanya.

"Nama, nama lo siapa? Gue harus ganti uang minumannya kemana?" 

Nathan terkekeh, "Panggil aja Nathan, minumannya anggap aja aku traktir, harganya gak sampe sepuluh ribu kok. Aku juga dari apartemen seberang. Kamu mau balik? Ayo bareng?"

Nathan adalah tipe orang yang mudah bergaul dengan siapa saja. Oleh karena itu, meskipun baru bertemu pertama kali dengan Daniel dia bisa berbicara panjang lebar seperti sudah kenal lama.

Daniel pun mengangguk, "Ayo aja. Mau dibantuin bawa gak? Kasihan udah pendek bawa barang berat nanti makin pendek," ucapnya.

Nathan melotot lalu menginjak kaki Daniel, "Kamu tuh yah! Sudah ditraktir minuman, baru kenal tapi udah bisa ngejek?!" kesalnya.

Daniel tertawa lalu mengambil kantung belanjaan dari tangan Nathan lalu berjalan mendahuluinya. Nathan mencebikkan bibirnya lalu mengikuti Daniel. Sepertinya mereka berdua mudah sekali akrab. 

Keduanya sampai di lift, Nathan langsung saja menekan lantai dimana kamarnya berada.

"Loh, lo tinggal di lantai 4 juga? Sama dong," ucap Daniel.

Nathan menoleh sedikit mendongak untuk melihat Daniel, "Aku sudah kurang lebih dua tahun di sini kok gak pernah lihat kamu?" tanya Nathan.

"Soalnya gue baru pindah kemaren," jawab Daniel lalu tertawa sedangkan Nathan kembali mencebikkan bibirnya karena kesal.

"LOH KITA TEMPAT TINGGALNYA SEBERANGAN JUGA LOH," seru Daniel.

"Kamu gak heboh bisa gak?" Nathan cukup heran dengan Daniel, wajahnya tampan dan mungkin jika orang melihatnya mengira dia adalah orang yang cool dan pendiam, tapi justru malah kebalikannya.

Daniel menaruh belanjaan milik Nathan di depan pintu apartemen, "Gue masuk duluan ya, merasa bau jadi pengen mandi. Minum susu yang banyak biar makin tinggi ya, boncel." Setelah mengatakan itu Daniel buru-buru masuk ke dalam apartemennya.

Nathan menghela napasnya, Daniel meninggalkan kesan pertama yang menyebalkan di dalam hidup Nathan.

bianglalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang