kesal

275 36 0
                                    

Ponsel di atas nakas sebelah tempat tidur berbunyi sangat kencang hingga si pemilik ponsel pun terbangun. Dengan mata yang masih lengket dan kesadaran yang belum sempurna, si pemilik ponsel, Nathan mematikan alarm yang mengganggu tidurnya. Hari ini dia ada kelas jam delapan oleh karena itu dia mengatur alarm di ponselnya pukul enam tadi malam.

Nathan bergegas menuju kamar mandi, setelah menyelesaikan mandinya dia duduk di meja makan mengambil satu lembar roti tawar kemudian mengoles selai coklat di atasnya.

Ting~

Ting~

Ting~ 

Ponselnya berbunyi menandakan ada pesan masuk.

Shandy

Nathaaaaan

Hari ini aku gak bisa jemput ya :(

Kakak aku baru pulang dari Aussie jadi matkul pertama bolos ehehe

read

iyaa sendii gapapaa aku bisa berangkat sendiri kok!

nanti oleh-olehnya bagi ke aku yah

read

Ayayyy nathan :* semangat kuliahnya jangan lupa nyetet nanti aku salin ehehe

read

Shandy itu salah satu teman dekat Nathan dari sekian banyak temannya. Biasa berangkat sama-sama ke kampus karena mata kuliah yang diambil keduanya kebetulan sama. Setelah membalas pesan dari Shandy, Nathan melahap rotinya lalu mengambil tas dan almamaternya kemudian berjalan keluar.

Baru saja Nathan menutup pintu dan membenarkan sepatunya, seseorang menginterupsinya.

"Loh? Satu almamater ternyata," ucap orang itu yang tak lain dan tak bukan adalah Daniel.

Nathan mengernyitkan dahinya, lagi. Kebiasaannya jika merasa bingung. "Oh, kamu masih kuliah? Kirain udah bapak-bapak," ucap Nathan.

Daniel yang awalnya keluar ingin membuang sampah pun sedikit kesal, "Anjir lo ya muka ganteng masih muda gini dibilang bapak-bapak. Masih kuliah gue," ucapnya.

"Aku ga pernah liat kamu tuh di kampus, ga terkenal sih," ucap Nathan lagi sambil tersenyum jahil.

Daniel menaruh plastik sampahnya di sebelah pintu tempat tinggalnya lalu berkacak pinggang, "Heh bocil, gue tanya emangnya lo ikut UKM? Organisasi? Gak kan?" balas Daniel.

Nathan berdecak kesal kemudian menginjak kaki Daniel dan pergi meninggalkannya.

"Aih boncel kurang ajar!" teriak Daniel memenuhi lorong lantai empat.


━━━ ⛧ ━━━


Nathan duduk di bangkunya lalu menghela napasnya. Temannya yang sedari tadi duduk di sebelahnya pun melihatnya heran.

"Lo kenapa deh, Nat," tanya Theo, teman Nathan heran.

Yang ditanya pun menoleh ke arah Theo, bibirnya mencebik kesal, "Masa ya The, aku punya tetangga baru, terus dia tuh kurang ajar, ngeselin pula!" 

Theo pun tertawa, "Jadi lo pagi-pagi udah marah gini gara-gara tetangga lo?" 

Nathan mengangguk membenarkan.

"Memangnya dia ngapain deh?" tanya Theo lagi.

"Ya.. Pokoknya ngeselin!" ucap Nathan lalu membenamkan wajahnya dilipatan tangannya di atas meja.

"Shandy gak bareng lo, Nat? Udah mau jam delapan nih bentar lagi Bu Nina masuk."

"Bolos katanya, kakaknya baru dateng dari Aussie," jawab Nathan masih dalam posisinya.

Theo pun hanya menggelengkan kepalanya sambil tertawa pelan karena tingkah laku Nathan. Beberapa menit kemudian, Bu Nina masuk ke dalam kelas mereka. 

"Nat, Nat, Bu Nina udah di depan tuh," ucap Theo sambil menepuk kepala Nathan.

Nathan pun menegakkan badannya. Jika boleh jujur dia sudah malas sekali menjalani hari ini. Di tambah mata kuliah Bu Nina adalah Regresi, dia cukup pusing dan tidak mengerti tentang mata kuliah itu. Membingungkan.

"Kemarin ibu sudah menjelaskan tentang regresi linear sederhana, ibu minta hari ini kalian mencari contoh kasus lalu mencari cara pengerjaan, analisis dan lain-lain kemudian dibuat dalam bentuk laporan biasa, dikumpulkan malam ini terakhir jam dua belas malam," ucap Bu Nina panjang lebar lalu pergi meninggalkan kelas yang sekarang terdengar banyak sekali keluh kesah.

"Ngapain sih aku ke kampus pagi-pagi cuma dikasih tugas," rengek Nathan.

"Dah dah mending ke apartemen lo kita kerjain bareng. Telpon Shandy juga biar sekalian. Kita masuk lagi jam satu siang nanti kan," ucap Theo sambil memasukkan buku nya ke dalam tas.

Nathan hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dengan wajahnya yang tertekuk. "Ayo ah ngapain sih lo kayak gitu, jelek," ucap Theo lagi lalu tertawa berjalan mendahului Nathan.

"Yaaaaa Theooo!" seru Nathan lalu menyusul temannya.

bianglalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang