(END)[BL] Tuan Muda

106-110

Novel Banxia

Bagian 106

Lampu Zhong Da kecil

Bab Sebelumnya: Bab 105

Bab Berikutnya: Bab 107

Dengan gerakan Fang Nan, cahaya di mata Bi Ziyun berangsur-angsur meredup. Dia duduk tegak di sudut tempat tidur perlahan, dan duduk di tepi tempat tidur dengan linglung, lalu tertawa rendah, seolah menertawakan perilakunya yang berlebihan.

"Sebenarnya tidak apa-apa," Bi Ziyun tidak melihat ke arah Fang Nan lagi, hanya mengambil tas sekolah yang telah dia letakkan di sudut tempat tidur, "Kamu akan memperlakukannya seolah-olah aku terlalu banyak minum hari ini."

Dia menggendongnya tas sekolah dan bersiap untuk melarikan diri dari ruangan ini dengan malu. Di bangsal yang tercekik, dia tiba-tiba mendengar Fang Nan berbicara.

Wajah sisi selatan tidak mengejutkan awalnya, tapi seperti gigi yang erat lepas ︰ "Bi Zi awan, ini operasi terakhir saya."

"Di meja operasi, saya tidak tahu bangun, masih bisakah dia memulihkan penglihatannya, akankah dia menjadi orang yang sehat, atau begitu cacat dalam hidup ini. "

Bi Ziyun berhenti dan berdiri di depan ranjang rumah sakit.

"Saya bahkan tidak tahu apakah saya dapat kembali ke kelas, apakah saya dapat melanjutkan studi di masa depan, apa yang harus saya lakukan di masa yang akan datang, dan bagaimana bertahan hidup setiap hari."

Ia mendengar Bi Ziyun berkata: "Jadi ? "

" Aku tidak punya apa-apa sekarang, dan aku tidak bisa menjamin apa-apa. "

" Terus kenapa? "

Detik berikutnya, tangan Bi Ziyun tiba-tiba digenggam oleh orang di ranjang rumah sakit. Kekuatan Fang Nan sangat besar kali ini, tidak peduli seberapa keras dia berjuang untuk membebaskan diri, Fang Nan tidak akan melepaskannya.

"Bi Ziyun," kata Fang Nan parau, "Aku tidak bisa memberikan janji apapun sekarang, apa kamu mengerti?"

Bibirnya terkatup rapat, seolah-olah beberapa kata yang baru saja diucapkan telah menghabiskan seluruh energinya, dia tidak bisa mengatakannya. sepatah kata lagi.

Bi Ziyun berkedip, hanya merasakan ujung hidungnya sedikit sakit, dan bahkan nafasnya pun sulit.

Dia tampaknya tidak siap untuk membiarkan Fang Nan pergi, tetapi ingin terus-menerus menganiayanya, yang membuatnya tiba-tiba merasakan kenikmatan yang kejam.

Dia menatap Fang Nan dengan mantap, mengulangi kata demi kata: "Lalu kenapa?"

Ada keheningan yang lama di bangsal, hanya jarum jam di dinding yang berdetak, dan keran di kamar mandi sesekali berdetak. air menetes, memecah kesunyian di ruangan ini setiap beberapa menit, dan kemudian seluruh bangsal terdiam lagi.

Keduanya tidak bergerak, dan hanya ada keheningan di ruangan itu.

Sungguh momen yang penuh harapan dan kesedihan, kekasihnya ada di sisinya, dan mereka memiliki saling pengertian, dan mereka sangat mencintai satu sama lain, tetapi dia tahu bahwa Fang Nan tidak dapat memberinya janji apa pun.