#

721 87 11
                                    

Pagi itu, jam dinding di kamar Minho menunjukkan angka tujuh dan sepuluh. Minho yang baru bangun itu pun menyipitkan matanya.

07:50 AM.

"Oh, baru jam tujuh lebih lima puluh.."

Tunggu.

Brak!

"ASTAGA, JAM TUJUH LEBIH LIMA PULUH? KAU TERLAMBAT, LEE BODOH MINHO!" Minho bergegas menuju kamar mandi.

Ya, Minho terlambat di hari wawancara melamar pekerjaannya.

-

Dengan gugup, Minho memasuki lobby gedung perusahaan tersebut. Han Corp, nama gedung perusahaannya. Perusahaan yang mengelola berbagai macam toko kue dan makanan manis yang lainnya.

Tepat di depan meja resepsionis, Minho merapikan jas biru navynya yang agak kusut. Di sana duduk seorang wanita muda sedang mencatat sesuatu yang Minho tebak berumur dua puluhan. Nampaknya wanita itu tidak menyadari kehadiran Minho. Minho berdeham kecil, "Hm, Nona?" wanita itu baru mendongak, barulah terlihat ada tulisan 'Jung Jinsoul' pada nametagnya. Cantik, namun sayangnya Minho tidak tertarik pada kaum hawa.

"Ah, maaf, saya terlalu fokus. Ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita resepsionis yang bernama Jinsoul itu ramah.

"Tidak masalah. Jadi, aku Lee Minho, sekretaris yang baru-"

"AH, KAU SI SEKRETARIS BARU ITU!" Minho sedikit tersentak, tiba-tiba wanita itu memekik dan menyambar gagang telepon dengan cepat. "-tunggu, aku akan menelponkan seseorang agar dia mengantarkanmu ke ruang boss."

"Ah- baiklah." jawab Minho dengan nada sedikit gugup.

"Chan? kau sedang sibuk tidak? bisa kau antarkan sekretaris baru berkeliling dan ke ruang boss? oke."

Tak lama, datanglah seorang lelaki bersurai blonde dengan kulit pucat dan mata tegasnya.

"Nah, Chan sudah sampai. Chan, ini Lee Minho si sekretaris baru itu. Tolong ya!"

Lelaki itu memindai Minho dari ujung sepatunya hingga ujung kepalanya. Minho menelan ludahnya gugup.

Lelaki bersurai blonde yang dipanggil Chan oleh Jinsoul itu pun mengangguk-angguk aneh, "Aku Christopher Bang atau panggil Chan saja, Manajer Keuangan. Ikuti aku."

Belum sempat Minho memperkenalkan balik dirinya, Chan sudah terlebih dahulu berjalan ke arah lift di ujung lorong. Minho berdecak sambil mengikuti lelaki itu. Menyebalkan sekali, katanya dalam hati.

Setelah berkeliling-keliling kantor, kini mereka berdua berada di depan sebuah pintu ruangan yang lebih besar dari pintu ruangan-ruangan lainnya. Minho yakin, ini pasti ruang bossnya.

Tok! Tok! Tok!

Chan mengetuk pintu itu tiga kali, lalu pintu besar itu terbuka secara otomatis. Mereka berdua pun memasuki ruangan itu, kemudian berdiri di hadapan meja dan sebuah kursi besar yang membelakangi Minho dan Chan. Sosok yang duduk di kursi itu tidak terlihat, namun Minho yakin bossnya pasti sedang duduk di sana.

"Ehm, boss?" Chan berdeham kecil. Membuat sosok yang duduk membelakangi mereka berdua tadi memutar kursinya, menghadapkan tubuhnya ke mereka berdua.

Sosok itu memiliki surai madu yang terlihat halus dengan jepitan pin kupu-kupu lucu. Jasnya yang berwarna merah muda dipadukan biru muda pun juga dihiasi oleh pernak-pernik lucu. Mukanya yang manis juga tampak menggemaskan dengan plester bermotif lucu, dan stiker di pipi gembilnya.

Minho bergumam, "astaga, gemas sekali. Apa ini anak dari boss?"

Chan mendecak kesal. Huh, hal seperti ini terjadi lagi.

"Bodoh. Dialah boss Han, Minho-ssi."

"A-apa-"

"Boss, orang ini adalah sekretaris anda yang baru mulai hari ini. Saya pamit bekerja kembali." Lelaki yang mengantarkan Minho tadi keluar meninggalkan Minho berduaan dengan boss manis itu.

"Uhm, terima kasih Kak Chan!" seru sang boss dengan suara yang menggemaskan, "ah, padahal aku sudah bilang padanya bahwa aku tidak mau dipanggil boss." gerutunya lucu sambil membaca kertas yang ada di tangannya, kemudian beralih menatap Minho yang masih menegang di tempatnya. "uh, dan kau.. Lee Minho, dua puluh dua tahun?"

"I-iya, boss."

Sang boss terkikik kecil dan menunjuk kursi yang berada di hadapan mejanya, "duduk di situ. Dan jangan gugup begitu! Jiji tidak akan menggigitmu." kata si boss yang menyebut dirinya sendiri dengan Jiji.

Minho hanya mengangguk dan mendudukkan dirinya kikuk. "Dan, ah, kau lebih tua dariku dua tahun!! Jiji harus memanggilmu dengan panggilan Kak Minho!" serunya ceria.

Minho menyela, "Ah, tapi boss-"

Jiji atau yang nama aslinya Han Jisung itu menukikkan alisnya mendengar selaan Minho, membuat ekspresi marah. Tak terlihat seram, justru nampak menggemaskan. "Tidak ada tapi-tapian! Dan Kak Minho harus memanggilku dengan sebutan Jiji atau Jisung saja!" Jisung melipat tangannya di dada, "Jiji sangat tidak menyukai panggilan boss itu!" serunya sambil memalingkan muka dan bibir yang dimajukan, seperti bayi yang sedang merajuk.

Minho menggigit pipi dalamnya, merasa gemas. Astaga, benarkah dia adalah boss di perusahaan ini? Dia bahkan tak lebih dari seorang bayi.' Pikiran Minho berkecamuk melihat kelakuan Jisung yang membuatnya gemas.

"Baiklah, Jiji." jawab Minho pada akhirnya, pasrah.

Yah, beginilah awalnya. Jisung sang boss yang menggemaskan, dan sekretaris tampannya, Lee Minho.

 Jisung sang boss yang menggemaskan, dan sekretaris tampannya, Lee Minho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Hai! Ada yang pernah baca AU ini di twitter?

Kalau pernah, HAI! Ini Aya, atau @hancatto di twitter. Book ini adalah AU aku di twitter yang bakal aku repost, revisi dikit dan update di sini, walau mungkin bakal sama-sama slow update. t_____t

Aku repost di sini karena.. aku males banget buka twitter, udah gitu aja sih HEHE. :D

Em,, LANJUT NGGAK ENIH?

Anyway semoga kalian suka ya!! Votes and comments are appreciated. enjoy! ♡

☆★ KiDCORE_BOSS !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang