saat ini, sunghoon dan sunoo tengah melakukan piknik kecil dibawah pohon sakura yang mekar di musim semi ini. keduanya menikmati suasana taman yang cukup sunyi meskipun libur panjang telah tiba.
sebelumnya, paman sempat menangis tepat di hadapan sunoo saat ia menceritakan padanya bahwa sunoo akan mengajak sunghoon untuk piknik bersamanya.
"..jika sunghoon lelah, biarkan ia beristirahat."
hanya itu pesan yang ia dengar dari suara lirih sang paman. segelas susu berperisa cokelat telah habis sunoo teguk sesaat setelah ia memakan biskuit titipan sang paman.
dihadapannya, terdapat sunghoon yang tengah diam bersandar pada pohon sakura sembari menikmati hembusan angin yang membuat rambutnya berterbangan.
"sunoo, boleh kakak peluk kamu sebentar?"
sunoo mengangguk dan segera menyudahi kegiatan makannya lalu memeluk tubuh milik sang kakak. usapan lembut diberikan oleh sunghoon pada puncak kepala sunoo. kekehan pelan terdengar saat sunghoon merasa jika surai kecokelatan milik sumoo terasa seperti bulu kucing yang lembut saat di sentuh. menggemaskan.
"sunoo masih canggung ya sama ayah? ayah gak seburuk apa yang sunoo pikir kok. rupanya yang keras juga suaranya yang rendah memang sering membuat kakak takut. tapi dibalik semua itu, ayah punya hati yang lembut. sama seperti ibu."
"nanti setelah ini, sunoo harus dengar apa yang ayah katakan untuk sunoo, ya? jangan melawan. ayah tak suka kalau putranya melawan apa yang telah ia perintahkan. janji sama kakak untuk selalu jadi anak yang baik, okay?" lanjutnya sembari memberikan sunoo jari kelingkinhnya sebagai tanda pinky promise antara dirinya dan sang adik.
sunoo mengangguk dan membalas uluran kelingking sang kakak. pelukannya semakin mengerat saat sang kakak mengeluh mengantuk padanya.
"sunoo bisa nyanyikan satu lagu pengantar tidur untuk kakak?"
lagi dan lagi sunoo hanya mengangguk lalu mulai menyanyikan lagu pengantar tidur untuk sang kakak. hingga saat bait terakhir di nyanyikan, kalimat terakhir dari sang kakak untuknya membuat sunoo seketika berhenti bernyanyi.
"..kakak pulang ya, noo. jaga diri kamu baik-baik. kakak sayang sunoo."
pulang... kemana?
sunoo mendongak dan menatap kearah sang kakak yang kini memejamkan matanya dengan posisi yang masih sama. punggung tangannya bergerak menyentuh dahi sang kakak.
dingin.
"kak? kak sunghoon tidur, ya? kakak jangan buat sunoo panik."
tidak mendapat respon apapun, sunoo bergerak menyentuh ceruk leher sang kakak. detak jantungnya mulai tak terasa.
"kak sunghoon! kakak kenapa? kakak sakit lagi? bagian mana yang sakit? ayo bilang sama sunoo! bilang bagian mana yang sakit asalkan jangan tinggalin sunoo sendirian disini!!"
sunoo kembali memeluk tubuh sang kakak dan seketika jantungnya berpacu lebih cepat saat dirasa sunghoon tidak lagi menghembuskan nafasnya.
"kak sunghoon bangun!!"
"kakak masih bisa denger sunoo, kan? ayo kita pulang sekarang. kita pergi ke rumah sakit. biar sunoo telfon paman setelah ini."
"kak, bahkan sunoo belum cerita tentang sunoo sama kakak. kak sunghoon tega ninggalin sunoo disini?"
"hiks.. bunda.. kak sunghoon tinggalin sunoo.."
dan pada bulan april, bertepatan saat hari terakhir musim semi, sunghoon pergi meninggalkan sunoo dan bergabung bersama bintang-bintang yang bersinar di tengah gelapnya malam.
bersambung..
ps. absen sini satu-satu, siapa yang berhasil gak nangis begitu baca chap ini?
ada yang mau di ucapin buat kak sunghoon gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
pahit
Фанфик☾ tentang aku, takdir pedihmu, serta alunan syahdu yang menjadi pengantar kita menuju sebuah perpisahan. - sunsun enhypen (✓) ! peringatan: bukan ceritera mengenai roman para lelaki. [ selesai // short story ] ©puppy-ming 2O21