04 | Alvaro, Bassist 007 Paling Aneh.

12 3 0
                                    

"AL BUKA!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"AL BUKA!!!"


Ada lima menit Juna menggedor pintu rumah Alvaro. Pemuda kecil itu mengumpat, satu tangan sibuk menelpon nomor Al dan satu lagi masih menggedor pintu kayu.



Juna berdecak. Tangannya menyerah untuk terus mengetok, bahkan telapaknya udah merah. Pemuda ganti jadi menendang pintu tersebut. "AL BUKA GAK GUE ROBOHIN YA PINTU LO?!!"


"Loh Jun?"


Juna menoleh, maniknya mendapati Caca yang baru turun dari motor. Gadis itu menaruh helmnya di atas jok, menatap Juna aneh. "Ngapain kesini?"


"Lo sendiri ngapain?" Juna balik bertanya. Pemuda itu mengamati tampilan Caca yang santai dan kantongan kresek yang dipegangnya. "Itu apa?"


"Pesanan Al. Orangnya minta dibawain sarapan." Caca melangkah maju. Lalu menekan bel rumah Al. Dengan Juna yang masih menatap dirinya. "Alll sarapan lo nih!!"


"Percuma gak bakal—"


Omongan Juna terputus ketika pintu rumah terbuka. Menampilkan Alvaro dengan wajah sumringah. "Kok cepet Ca?"


Belum sempat Caca menjawab, Juna sudah maju duluan mencengkram leher kaos Alvaro. "LO GUE GEDOR DARITADI KENAPA GA BUKA???"


"GAK DENGER BEGO INI GUE BARU TURUN!!!"


"GA DENGER GIMANANYA TELINGA LO BUDEG?!!!"



Caca menghela napas. Pagi-pagi dua manusia aneh ini sudah berantem. Gadis itu menyelip masuk, meninggalkan Alvaro dan Juna yang masih gelud depan pintu.











"Gue tuh sakit Jun. Coba ngertiin dikit."


Caca dan Juna kompak mendelik mendengar rengekan Alvaro. Keduanya saling melirik sebelum menatap Al yang dari segi fisik baik-baik aja. Sakit darimana dah?


"Sakit apa lo?" tanya Juna. Tangannya sibuk membelah bakpao yang dibeli Caca.


"Sakit..." Alvaro menggantungkan kalimatnya. Matanya menatap Juna dan Caca bergantian lalu tanpa aba-aba menyandarkan kepalanya di bahu Caca. "Rindu..."


"Apaansih." Caca mendorong kepala Al. Jadinya cowok itu tergeletak lemas. Menelentangkan badannya di lantai penuh drama.


"Yang bener bego." Juna melempar tisu bekas ke arah Al, membuat pemuda itu mengumpat. "Gausah banyak istilah kalo mager ya bilang aja mager biar gue denda." Sambung Juna.


"Lo napa sih niat banget dendain orang-orang?! Ga ada duit gue!" keluh Alvaro.


"YA MAKANYA LATIHAN!!!" Seru Caca dan Juna bersamaan.


Jujur Caca ikutan capek mendengar Juna ngomel dan tingkah Alvaro yang makin hari makin ajaib. Padahal niat awalnya kesini cuman ngantar sarapan doang, bukan jadi penengah dua manusia ini.


"Iye iye gue latihan. Tapi on time dong jangan ngaret gitu. Kan capek nungguinnya."


"YANG SUKA NGARET KAN LO?!!!" Juna hampir saja melemparkan bakpao dalam genggamannya. Tapi tidak jadi dan mengunyahnya dengan ganas.





Alvaro ketawa, berbanding terbalik dengan Caca yang menghela napas. Bingung kenapa temen-temennya begini semua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

007 | 🎸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang