Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"JADI latihan gak sih?"
Gibran dan Tama, yang asik mengelupasi kuaci dilantai, mendongak bersamaan. Kedua pemuda itu saling pandang sebelum menatap Juna. "Gatau." Kompak mereka.
Juna berdecak. Pemuda itu bangkit dari duduknya lalu meraih ponselnya yang terletak di meja. "Al ijin telat apa gimana? Kok ga ada info?" Ujarnya kembali bertanya kepada Gibran dan Tama, kali ini sedang menumbuk kuaci dengan ujung ponsel-keras katanya.
Juna mendengus. Selanjutnya pemuda kecil itu menarik jaket miliknya yang tergantung di kursi. Gibran dan Tama saling pandang sebelum akhirnya bersuara, "Ngapain lo?"
"Jalan. Panas disini. Kalau Al udah dateng telpon gue. Oh ya jangan lupa beresin sampah kuaci lo pada!" Pesan Juna terakhir sebelum hilang dibalik pintu studio. Meninggalkan Gibran dan Tama.
"Dih cerewet." Cibir Gibran.
Tujuan Juna tidak lain tidak bukan adalah Cafe 7 DREAM yang terletak dibawah studio. Usaha kecil-kecilan yang dibangun pemilik studio tempat 007 latihan.
Pemuda itu mendorong pintu kaca. Matanya menatap seisi Cafe yang tidak terlalu penuh. Ia pun melangkah menuju kasir. Memikirkan hendak memesan apa.
Juna memainkan ponsel. Masih ada dua orang lagi di depannya. Jadi ia memilih menunggu sambil membuka sosmed. Lagian instagram 007 dia yang megang, sekalian pantau. Siapa tahu ada yang nyebar rumor gajelas.
"Lo nonton 007 gak Kay?"
Juna mendongak. Maniknya melihat dua gadis yang mengantri didepannya sedang berbincang. Gadis yang lebih pendek menunjukkan ponselnya kepada temannya yang lebih tinggi.
Juna bukannya mau mengintip, tapi gadis itu mengarahkan ponselnya tinggi sehingga ia bisa melihat apa yang mau ditunjukkan; Instagram 007, postingan terbaru mereka tentang konser Dies.
"Gatau deh. Gue gak hapal lagu-lagunya." Jawab gadis yang lebih tinggi, Juna sebut si pohon.
"Yaelah santai kali kalo itu. Gak bakal ditanyain kayak ujian lisan. Nonton yukk gue ga ada temen nih." Gadis yang lebih kecil mendorong lengan si pohon, Juna kasih nama si bunga.
"Aduh gimana ya...Mau sih tapi gue bener-bener gak tertarikkkkk."
"Kan yang nampil gak cuman 007??? Udah ayukk ikut aja yaa???"
Juna mengernyit. Hampir saja ia keceplosan bersuara, Emang 007 sebosenin itu apa?!
Si pohon terlihat berpikir. Namun selanjutnya tidak jadi bicara karna pesananya sudah jadi. Si pohon mengambil pesanannya. Setelahnya kedua gadis itu keluar dari antrian. Meninggalkan Juna yang menggurutu sebal;
