Gibran dkk sudah sampai di kantin. Seisi kantin penuh dengan siswa siswi yang sedang mengantri untuk memesan makanan.
Mojo menelusuri area kantin untuk mencari tempat yang kosong, tetapi nihil, kantin slalu penuh dan mereka tidak kebagian tempat duduk.
"Weh bre, mau duduk dimana? Penuh semua" ujar nya kepada Gibran dan Rio.
"Yaelah biasanya juga kalo penuh kita makan di rooftop" balas Gibran.
"Ah bosen gib, sesekali cuci mata gitu" ujar Mojo sambil menyengir tak berdosa.
"Heh heh, inget itu Nana mau lu kemanain?" celutuk Gibran pada Mojo.
"Oh iya hehe" jawab nya sambil menggaruk leher nya yang tidak gatal.
"Weh weh, itu ada yang kosong sebagian..cuma ada cewe nya tuh" seru Gibran.
"Yodah lah, dari pada ga dapet tempat duduk, bosen gw di rooftop mulu" balas mojo.
Mereka bertiga pun langsung menghampiri bangku itu. Terlihat ada tiga cewe yang sedang makan dan mengobrol. Tak lain ada Fanny, Nana dan satu lagi yang Gibran dan Rio tak kenal.
"Eh Nana gemoy, disini ternyata" Ujar Mojo sambil duduk di hadapan mereka.
"Ihh apa kau!" celetuk Nana kepada Mojo. Menurut mereka jika Nana sedang cemberut atau marah muka nya sangat lucu sekali, seperti anak kecil yang sedang marah.
"Eh lu yang tadi di ruang guru kan?" tanya Gibran kepada cewe dihadapan nya yaitu Niana.
Niana hanya mengangguk sambil tersenyum tipis. Mereka lalu melanjutkan mengobrol sambil berkenalan.
Di tengah tengah obrolan mereka, tiba-tiba ada lelaki yang menghampiri mereka sambil tersenyum.
"Bang gw boleh ikut gabung ga? Ga kebagian soalnya" ujar lelaki tersebut sambil tersenyum ke arah mereka.
"Boleh, sini ka" balas Rio.
Lelaki tersebut adalah Arka. Murid kelas 10 yang sering bergabung dengan mereka jika teman nya tidak masuk sekolah.
"Mana si Devan? Ga masuk lagi dia?" tanya Gibran.
"Iya bang, dia ada urusan keluarga katanya" jawab nya sambil meminum minuman nya yang baru tadi dipesan.
Mereka ber-oh ria. Disisi lain ada yang menatap Arka dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia menatap Arka dari atas sampai bawah. Ada yang mengganjal di hati Niana, dia seperti...
Niana tersentak saat Fanny menepuk pundak nya. "Kenapa lo? suka ya sama Arka?" goda Fanny sambil menepuk nepuk lengan Niana.
"Dih,mana ada" ujar Niana sambil menatap tajam Fanny. Dan yang ditatap nya pun hanya terkekeh sambil sesekali menggoda.
Memang siswi di sekolah nya banyak yang menyukai Arka. Dia memiliki muka putih dan mulus, kacamata nya yang menambah ketampanan nya, dan sifat nya yang baik membuat kaum hawa berlomba lomba ingin memiliki nya.
Yang membuat Niana bingung, Arka juga memiliki tanda lahir di leher nya sama seperti Niana. Dia berfikir, apakah Arka itu adiknya yang selama ini dia cari?
Niana menggelengkan kepala nya, tak mungkin itu adiknya karna muka nya 180 derajat berbeda dengan muka nya. Dan lagi pula nama nya berbeda dengan nama adik nya.
"Eh iya,lu murid baru ya?" tanya Arka pada Niana yang sedang melamun. Sontak Niana tersadar dan menatap Arka.
"O-oh iya, gw Niana pindahan dari Australia" ujar nya sambil menundukkan sedikit kepala nya dan tersenyum kikuk.
Arka hanya mengangguk paham. Mereka pun melanjutkan obrolan sambil sesekali bercanda tawa sampai jam masuk kelas tiba.
~~~||~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Niana
Teen Fiction[Yuk bisa yuk follow dlu sebelum baca dan jgn lupa vote nya ^^] ---------------||-------------- '' Ini kisah Niana, Niana Andrelia Monic namanya. Kisah gadis kelahiran indonesia yang menetap di Australia sejak ia kecil. Yang...