02

142 18 0
                                    

Donghyuck masih terdiam di kasurnya, sambil menatap langit-langit kamarnya. Padahal hari sudah pagi. Bahkan, matahari sudah menampakkan diri.

Dia menoleh dan menemukan Jam wecker miliknya. Pukul 07:12. Hari ini dia ada kelas jam 10:20 nanti. Tapi sebelum itu Donghyuck punya rencana ke rumah sakit untuk melepas gips-nya dan bertemu dengan seorang teman didaerah pinggiran kota Seoul. Yang jarak tempuhnya sekitar 1 jam dari apartemen-nya. Cukup melelahkan dan menyita waktu. Tapi, dia sungguh membutuhkan orang ini untuk menenangkan diri.

Tidak ingin membuang waktu, kemudian bergegas menuju kamar mandi setelah menyambar handuknya disamping pintu kamar mandi.

Setengah jam setelahnya dia siap dengan setelan casual; kaos lengan pendek dan jeans andalannya dibalut kemeja motif kotak-kotak. Dia benar-benar asal mengambil baju. Moodnya masih gak baik.

Donghyuck keluar dari apartemen-nya dan menuju halte bus. Setelah bus tujuannya tiba. Dia masuk dan menggapai salah satu handle grip setelah membayar ongkos. Dilihatnya bus mulai padat karena ini hari kerja.

Setelah sampai di halte tujuannya, donghyuck turun dan berjalan menuju kawasan rumah sakit. Donghyuck melangkah ke arah lift saat memasuki gedung. Karena ini bukan pertama kali nya dia bertemu sang dokter, donghyuck sudah hafal dimana ruang pemeriksaan dokternya.

Saat lift terbuka donghyuck berjalan menuju suatu ruangan dan memasuki ruang pemeriksaan.

Setelah hampir 30 menit didalam ruangan, Donghyuck akhirnya keluar dengan tangan tanpa gips-nya.

"Sekali lagi terima kasih Dokter." Donghyuck membungkuk kearah sang dokter.

"Lain kali hati-hayi ya, nak.".

Donghyuck hanya tersenyum menanggapi nya kemudian pamit pada Kun.

Donghyuck akhirnya bisa terbebas dari gips sialan yang selalu mengganggu nya beraktivitas.

Langkahnya menuju halte bus menuju kediaman sahabat nya. Setelah mendapatkan bus Donghyuck duduk disalah satu bangku. Hampir satu minggu setelah Mark mengunjungi nya, dia sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya. Donghyuck sudah terbiasa, jadi tak masalah.

Sesampainya di tempat tujuan. Donghyuck turun dari bus. Kemudian, memasuki pasar yang masih ramai dan terlihat kumuh untuk ukuran pasar di ibukota Korea ini. Dia masuk gang-gang yang cukup kecil dan akhirnya menemukan salah satu ruko bekas yang dijadikan rumah oleh pemiliknya.

Donghyuck menghela napas melihat tempat itu makin buruk saja sejak terakhir dia berkunjung.

Tok tok tok.

Dia mengetuk pintu kayu usang itu pelan. Kemudian merutuki apa yang tadi dia lakukan.

'Kaya gak biasanya aja gue.'

Temannya ini sudah seperti keluarga, tapi hampir dua bulan ini dia jarang main ke rumah ini. Padahal kemaren dia yang menjaga Donghyuck dirumah sakit.

Kangen juga ya.

Donghyuck membuka pintu yang ceroboh nya tidak dikunci oleh sang pemilik dan nyelonong masuk, harum buku-buku jadulpun masuk ke indra penciuman nya. Ruko ini menjual buku-buku bekas yang best seller pada masa penerbitannya sampai buku yang ramai dibaca tahun ini. Namun, buku yang dijual lebih banyak dari tahun 90-an, bahkan ada beberapa buku yang terbit sebelum perang Dunia II dimulai. Pasti kalian tahu deh. Sherlock Holmes.

Setelah melihat-lihat sebentar, Donghyuck naik ke atas dan menemukan buntalan selimut yang dia yakini buntalan itu sang pemilik rumah. Huh.

Donghyuck menghelas napas. Kemudian mendekat ke arah sofa dimana benda itu berada.

occupy | nohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang