|P RO LO G|

6 1 0
                                    

Prannnkkkk

Guci keramik kini telah tergeletak berserakan menampilkan beling yang begitu terlihat tajam.

Diselingi suara isakan, suara keras Juga kata kata yang membuat siapa saja bisa melukai hati.

Seorang gadis terduduk dilantai,di pojok ruangan dengan memegangi kedua kakinya yang mendekap di dadanya, sembari menyembunyikan wajahnya di bawah sana serta tangisan yang sudah menggema ditambah campur aduk dengan suara keras dari seorang pria yang tengah menuding nuding dirinya. Ditambah pria itu semakin memberontak dan hampir melukai gadis itu

Ia melemparkan barang barang apapun yang ada di atas meja sana, termasuk berbahan beling. Seperti ia tidak perduli dengan gadis yang sudah merangkul tubuhnya sendiri di pojokan sana, menahan rasa takut yang menggebu.

"SEKALI LAGI KAMU MENGGANGGU. PAPA TIDAK AKAN SEGAN SEGAN MENYERET KAMU KE RSJ" suara itu terdengar jelas, kasar dan menakutkan.

Gadis yang terduduk itu mencoba menetralkan suasana disana, ia mencoba untuk menahan, kepedihan hatinya. Ia mendongak dengan perlahan ke arah pria yang tengah memarahinya itu.

"T-tapi Lita kan c-cuma nelpon papa, seharian ini papa gak pulang kerumah, lita cuma kangen sama papa" gadis itu ternyata adalah Lita, ya Lita dengan papanya yang bernama Agra .

Lita menangis sesenggukan. Dan satu lemparan vas bunga mendarat acak di lantai keramik. Hingga kini menyisakan beling beling yang tak terlihat Bagus, dan tidak berbentuk berserakan dimana mana. Agra lah yang melemparnya.

Lita mengerjap dan semakin takut.

"KAMU ITU CUMA JADI BEBAN! KALAU SAJA KAMU JUGA IKUT LENYAP BERSAMA MAMAH KAMU ,MUNGKIN PAPAH GA SEBERAT INI MENANGGUNG BEBAN KAMU!" dan lagi suara bariton itu menyambar hati lita yang sudah semakin ingin pecah dan remuk. Tidak ini bukan papa agra yang dulu ia kenal semasa semua belum kacau seperti ini.

"PAPAH.. hiks...hikss..Kenapa p-papah ngomong gitu, kenapa papa jadi k-kaya gini? Hikss.." gadis itu mendongakkan wajahnya dan menangis disana.

"ARGHH.. PAPAH TIDAK PERDULI" lalu agra meninggalkan putrinya sendiri begitu saja.










- - -




- - -






⇩⇩⇩

Change After He CameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang