CH. 07

861 96 21
                                    

* * *

Jam istirahat, Taufan berniat meluangkan waktunya untuk menenangkan pikirannya sejenak. Dia memilih perpustakaan sekolah untuk berdiam diri. Tempatnya cukup besar, bahkan besarnya hampir sama dengan luas perpustakaan umum di kota. Hanya saja tak banyak pelajar yang suka mengunjunginya.

Taufan berkeliling didalam perpustakaan. Dia menemukan banyak sekali buku disana. Taufan berniat mencari buku novel yang menarik untuk dibacanya.

Taufan mengambil salah satu buku yang tertata di rak. Tanpa sengaja buku lain ikut tertarik dan jatuh dari rak. Taufan memungutnya. Ditatapnya sampul buku tersebut, dengan judul yang ditulis tangan "Sejarah Sekolah".

Rasa penasaran membuat Taufan tertarik pada buku tersebut. Dia duduk dibangku dekat jendela dan mulai melihat-lihat isi dari buku tersebut. Isinya hanyalah sejarah sekolahnya terbentuk disertai foto-foto dari mantan penghuninya terdahulu.

Maniknya menangkap sesuatu yang menarik. Salah satu foto dari mantan kakak kelasnya dulu menarik perhatiannya. Taufan mengamatinya dengan jelih. Meskipun sudah lama foto itu tertempel disana, dia masih bisa melihat dengan jelas sosok wajahnya.

Namun sayang informasi tentang anak tersebut kurang detail

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun sayang informasi tentang anak tersebut kurang detail. Ditambah lagi biodata anak tersebut di dalam buku telah lenyap dimakan rayap. Yang tersisa hanyalah bahwa dirinya adalah mantan dari kelas Bahasa.

Taufan merasa tatapan anak tersebut tak biasa. Ekspresinya seakan mengatakan 'bosan' terhadap suatu hal. Taufan semakin penasaran. Dan dia memutuskan untuk bertanya pada staff perpustakaan.

Tak lama, penjaga perpustakaan yang usianya sudah cukup tua itu menjawabnya. Dia bercerita, dia kenal dengan anak itu sekitar tujuh tahun yang lalu. Anak itu sering datang ke perpustakaan, bersama seorang gadis yang usianya lebih muda darinya.

Penjaga perpustakaan itu mengatakan anak itu pendiam, jarang berkomunikasi dengan siapapun kecuali jika ada perlu. Namun dia terlihat akrab dengan gadis yang selalu bersamanya tersebut.

Dan saat ada sekelompok teman seumurannya datang lalu mengajaknya pergi, dia selalu kembali dengan perban di wajahnya. Rumornya dia menjadi korban pembullyan di sekolah.

Lalu saat kelulusannya, dia dikabarkan menghilang sebelum mendapatkan ijazah atas kelulusannya. Penghuni sekolah waktu itu tidak tahu kabar tentang anak itu. Ada yang mengatakan dirinya kabur dari rumah dan pergi ke kota lain setelahnya.

Taufan hanya menerima informasi sampai sana. Dia tak ingin terlalu merepotkan wanita tua penjaga perpustakaan itu. Taufan berpikir lagi. Namun entah kepikiran apa dirinya justru mengambil foto anak itu dari buku tanpa sepengetahuan penjaga perpustakaan. Taufan pergi dari perpustakaan setelah meletakkan buku itu kembali pada tempatnya.

'Tujuh tahun yang lalu. Kasus orang hilang pertama kali. Apa anak ini juga korbannya?' pikir Taufan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HalilintarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang