CH. 04

792 107 8
                                    

Sabar memang pahit,
Namun semua yang pahit dapat menyembuhkan penyakit

* * *

Melihat matahari yang semakin membenamkan dirinya dibalik bukit, Taufan segera mengajak Hali untuk pulang ke rumah mereka. Lama menuruni bukit, keduanya sampai di pintu masuk kedalam bukit yang sama. Didepan sana sudah terlihat jalanan sepi yang tertutup bayangan pepohonan.

Tiba-tiba mendadak Taufan menghentikan langkahnya yang membuat Hali lantas bingung menoleh menatapnya.

"Ada apa?"

"Itu... ", Taufan menunjuk kearah depan.

Hali menoleh kearah yang Taufan tunjuk. Terlihat seekor kucing berwarna hitam dengan mata merah menyala tengah growing didepan mereka.

Miaw~

"Aaa lucunya!!", mata Taufan berbinar-binar dan menghampiri kucing tersebut.

Taufan langsung mengangkat kucing tersebut dan mendekapnya saking senangnya, meski kucing tersebut terlihat sesak.

"Seekor kucing?", Tanya Hali.

"Iyaa!! Dia lucu kan? Aku mau pelihara dia!"

Hali mengulas senyum menanggapi tingkah Taufan kali ini.

"Boleh kan?"

"Yaaa... Boleh aja sih. Tapi-- "

"Ga boleh pelihara nih? Padahal kak Hali sendiri suka ngoleksi kucing kuning itu kan?", Taufan menyindir.

"Yaaa... Sejujurnya dia bukan kucing. Tapi ya boleh lah pelihara. Asal... ", Hali menahan ucapannya sambil memasang raut wajah datar.

"Asal apa?"

Dan Hali tersenyum.

"Asalkan beneran niat ngurus dia. Dan jangan lupa kasih makan."

"Siap!! Aku bakal ngurusin si Lucu!!"

Taufan kegirangan, sementara kucing tersebut merasa ketakutan. Tiba-tiba kucing tersebut meronta dan terlepas dari dekapan Taufan.

"Eh?! Kucing, mau kemana?!"

* * *

"Kak Taufan!"

Taufan tersentak kaget setelah mendengar sosok tersebut memanggilnya yang membuatnya tersadar dari lamunannya. Taufan menatap sosok dengan manik hijau emerald tersebut yang jongkok didepannya sambil menggembungkan pipinya, Thorn.

"Eh?.. Iyaa?"

"Kak Taufan kenapa sih?! Kak Taufan ngelamun?"

"Ngga kok. Taufan kepikiran sama seekor kucing."

Hari ini saat pulang sekolah, Thorn tiba-tiba mengajak Taufan untuk pergi bersamanya sebentar katanya. Taufan mengangguk saja dengan ajakan Thorn dan setuju dengan ajakannya. Thorn lantas membawa Taufan pergi ke suatu tempat.

Yang ternyata Thorn mengajak Taufan ke lapangan disebelah sekolah mereka. Ada gubuk kecil di pojok lapangan tersebut yang mereka datangi. Sesampainya didepan gubuk tersebut, mereka langsung disambut oleh banyaknya kucing yang keluar dari celah kecil dibawah pintu.

Kucing-kucing tersebut terlihat manja dibawah kaki Thorn. Mereka bahkan langsung beradaptasi dengan Taufan yang memberinya usapan lembut juga dengan bulu mereka.

Taufan menatap kucing-kucing tersebut dengan raut wajah lega setelah melihat Thorn memberi mereka makan yang dia sengaja bawa dari rumah.

"Jadi ini tempat yang katanya cuma baru Solar aja yang tau?", Tanya Taufan.

HalilintarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang