CH. 03

892 121 8
                                    

Manusia pada umumnya bersembunyi dibelakang, bukan di depan
Namun jangan percaya hanya dengan satu sisi

* * *

Bel pulang berbunyi, menandakan akhir dari rutinitas belajar para pelajar. Semua pelajar sibuk berkeliaran menuju gerbang sekolah yang akhirnya terbuka. Namun beberapa diantaranya masih ada yang tinggal di dalam sekolah.

Taufan baru saja terlihat keluar dari lobby utama. Matanya melihat sekeliling seakan tengah mencari sesuatu. Manik sapphire nya menangkap sosok yang dicarinya saat ini. Mendadak tubuhnya terdorong untuk berlari menghampirinya yang telah menunggunya di pintu gerbang.

"Kak Hali!!", Taufan melambaikan tangan.

Hali lantas berbalik menoleh kearahnya. Taufan terkejut saat ternyata dia tengah berbicara dengan orang lain.

"Bukankah aku udah bilang berkali-kali, jangan berlarian!"

"Yaa maaf~ kan bukan di dalem sekolah lagi."

"Yaudah, ayo pulang."

Hali akan beranjak pergi dari tempat diri sebelumnya, namun tiba-tiba Taufan menarik lengannya seakan tengah menahannya.

"Aku mau ngajak ke suatu tempat bentar!"

"Mau ngapain lagi sih?"

"Nanti juga bakal tahu sendiri. Sini ikutin!"

Taufan menarik lengan Hali dan membawanya ke suatu tempat. Ternyata Taufan mengajak Hali masuk ke dalam hutan diatas gunung yang berada di belakang sekolah mereka. Mereka mengikuti jalan setapak berbatu yang mengarahkan mereka semakin kepuncak.

"Ngapain juga kita kesini?"

"Sabar aja. Kita hampir sampai!"

Taufan segera mengajak Hali berlari setelah melihat cahaya terang didepannya. Dan akhirnya mereka sampai, ke atas tebing yang mengarah ke kota, memperlihatkan pemandangan kota di siang hari ditengah hijaunya perbukitan dan sawah.

"Lihat, Hali!"

Hali terlihat kagum dengan pemandangan yang Taufan tunjukkan padanya. Dia lantas menatap Taufan yang memejamkan matanya menikmati angin segar, Hali tersenyum. Dia kembali menikmati pemandangan indah didepannya.

"Kak Hali?"

"Yaa."

"Sebenarnya aku menunjukkan tempat ini karena aku ingin kita melihat kembang api dari atas sini di festival kembang api yang akan diadakan beberapa hari yang akan datang."

"Festival itu ya?"

"Aku ingin kita dan yang lainnya sama-sama melihatnya dari atas sini! Bukankah itu pemikiran yang bagus?"

"Yaa... Itu hal yang bagus."

Taufan menatap wajah Hali yang terlihat bingung.

"Ada apa, kak Hali?"

"Hanya saja... Aku ga yakin bisa datang."

"Kenapa?!"

"Akhir-akhir ini aku dibebani oleh tugas kelompokku. Bukankah kau selalu liat aku pulang malam?"

Mendengar pernyataan dari Hali membuat Taufan tertunduk kecewa.

"Gitu ya? Apa ga bisa dibatalin?"

"Bukan gitu, Taufan. Akhir-akhir ini guru dikelasku banyak memberikan tugas berkelompok. Kalau bukan karena itu, aku bakal datang."

Taufan terdiam. Hali menghela nafasnya. Dia menatap wajah Taufan yang sepertinya benar-benar kecewa dengannya.

HalilintarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang