Lemonade

10.8K 375 22
                                    

Sebelumnya silakan dengarkan lagu di atas

***

Dengan langkah yang sangat berat, Chika keluar dari dalam mobil. Wajah cantiknya terlihat datar bahkan cenderung mengintimidasi. Tapi Beby tidak peduli dengan tatapan sepupunya itu. Beby segera menutup pintu mobil dan berjalan mendahului untuk masuk ke sebuah gedung.

"Ck!" terdengar decakan kecil dari bibir Chika yang kini sudah berjalan di belakang Beby.

Beby segera membalikkan badan sebelum mereka masuk ke dalam sebuah ruangan. "Lo cuma cukup duduk gantiin Abi lo karena dia nitipin lo ke gua buat belajar ngurus perusahaan. Lo juga pernah bilang mau belajar bisnis yang bener, kan? Jadi please, jangan bikin kerusuhan apapun di sini. Oke?"

Iya, itu memang impian Chika dulu, saat semua kehidupannya masih terlihat menyenangkan. Sekarang untuk memiliki gairah hidup saja Chika tidak berminat.

Chika mendengus pelan sebelum mengangguk. Itu jawaban yang lebih dari cukup bagi Beby.

Mereka pun masuk ke dalam ruangan yang sudah terisi oleh beberapa orang di sana. Sebuah meja memanjang dan 3 buah kursi yang berbaris menjadi perhatian pertama Chika. Dia mengenal siapa orang yang sudah mengisi salah satu kursi itu. Orang yang sebenarnya tidak ingin dia temui.

"Udah siap semua, Vi?" tanya Beby pada perempuan yang sedaritadi sibuk menatap tumpukan data peserta yang akan audisi hari ini.

Vivi mengangkat kepalanya. "Eh, Kak Beby. Udah kok, Kak. Aku udah sortir data yang lolos di tahap satu. Hari ini kita ada audisi performance terus lusa kalau gak ada halangan bisa masuk tahap wawancara akhir."

Beby tersenyum dan mengangguk, puas pada hasil pekerjaan juniornya. "Makasih ya, Vi."

Sementara Beby berbincang dengan para cameraman, Vivi baru menyadari keberadaan Chika. "Chika, duduk," ucapnya sambil menatap kursi kosong di sampingnya. Memang 2 kursi yang tersisa disiapkan untuk Chika dan Beby.

Chika tersenyum tipis, sangat tipis hingga nyaris tidak Vivi sadari. Gadis itu memilih duduk di kursi paling ujung. Membiarkan kursi tengah kosong sehingga tetap ada jarak antara dia dan Vivi.

"Gimana kabar ..."

"Kak Beby," Chika buru-buru memotong suara Vivi. "Udah bisa dimulai, kan?"

Beby mengangguk, lalu meminta seseorang untuk mulai memanggil para peserta audisi satu persatu.

***

"Nama saya Zahra Nur. Saya biasa dipanggil Ara. Umur saya duapuluh tahun." Seorang gadis bertubuh mungil datang dengan baju bernuansa hitam.

"Oke, silakan dimulai," ucap Vivi.

Musik pun mulai berputar. Baru saja memasuki detik-detik awal, Chika bisa langsung mengenali lagunya. Dia memejamkan mata, seolah baru saja ditarik ke dalam ruang kenangan saat dia pertama kali diajari Vivi untuk menari.

Vivi adalah sahabat Chika yang juga merupakan salah satu talent di agensi milik Abinya Chika. Kecintaan Vivi pada dunia tari membawa karirnya semakin menanjak. Chika jelas senang melihat kesuksesan sahabatnya yang terjadi di usia muda. Maka dari itu Chika pun belajar ilmu bisnis dengan tekun. Dia berharap bisa berjalanan beriringan dengan Vivi apabila berhasil meneruskan bisnis Abinya di dunia hiburan ini.

Namun sayang, setahun lalu Vivi mengalami kecelakaan dan cedera parah sehingga karirnya sebagai performer harus meredup. Dia sudah menjalankan berbagai macam terapi dan pengobatan, tetapi tidak ada satupun yang berhasil membuatnya bisa kembali bergerak sempurna di atas panggung.

Chika & AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang