Kesempatan Kedua

2.4K 160 8
                                    

***

Ini sudah untuk kesekian kalinya Fiony menatap layar ponselnya. Masih sama. Tak ada satupun pesan atau telepon dari yang ditunggu. "Mungkin dia terlambat," pikirnya positif.

Sudah hampir satu jam dia duduk di kafe kecil di dekat kampusnya. Berulang kali dia menelpon lelaki itu, tapi tak pernah sekalipun dia mendapatkan jawaban.

15 menit lagi. Aku tunggu 15 menit lagi. Hatinya tetap optimis bahwa lelaki itu akan datang.

Tak lama kemudian, terdengar suara pintu kafe yang terbuka. Beberapa orang masuk sambil berbincang. Fiony mengenal orang-orang itu. Mereka adalah teman-teman Zahran.

Zahran?

Di antara mereka yang baru saja masuk, Zahran terlihat di barisan paling belakang. Dia tengah asik berbincang dengan seorang gadis.

Siapa?

Sedetik kemudian Fiony baru saja sadar bahwa gadis itu bukan lain adalah Chika, sahabat Zahran semenjak SMA.

Tanpa sadar kini Fiony sudah berdiri di hadapan Zahran dengan wajah kesal.

"Sayang, kamu ada di sini?" tanya Zahran yang mendahului Fiony.

"Aku dari tadi nungguin kamu," ucap Fiony dengan nada setengah tinggi.

Zahran mengangkat alis kirinya. "Nungguin aku? Loh, kok?"

"Aku kan udah bilang, kalau aku nungguin kamu abis selesai kelas di sini." Fiony merasa dirinya dipermainkan.

"Kamu? Kapan?"

Fiony mendengus kesal. "Kamu udah baca chat aku belum, sih?"

Zahran reflek langsung merabah saku di celananya. "Oh, God! HP aku ketinggalan di rumah. Aku juga baru sadar seharian ini gak bawa HP." Zahran menatap Fiony dengan penuh rasa bersalah. Dia sedang tidak ingin membela diri hari ini. Ini memang murni kesalahannya.

"Maaf ya, Sayang. Sumpah aku gak tau kalau kamu nunguin aku. Makanya abis jam terakhir, aku langsung kumpul sama anak dance. Aku minta maaf," ucap Zahran dengan tatapan mata yang sangat tulus.

Fiony bingung harus berkata apa. Walau Zahran telah menjelaskan semuanya, hatinya masih merasakan marah yang belum redah seluruhnya.

Tanpa berkata apa-apa, dia melangkah pergi meninggalkan Zahran. Tapi dengan reflek, Zahran menahan tangan Fiony.

"Aku anterin kamu pulang, ya?"

Saat itulah Chika yang lama mematung berbicara. "Ran, kita harus bahas tentang perlombaan, loh."

Zahran menatap Chika dan teman-temannya yang lain. "Gua nganterin Fiony pulang dulu sebentar. Nanti gua ke sini lagi."

Chika menggeleng. "Ini waktunya tinggal sebentar lagi, Ran."

Fiony memutar bola matanya. Dia sungguh enggan melihat adegan Chika menahan Zahran seperti itu. Dia terlihat seperti pengganggu di klub dance—lebih tepatnya di antara Zahran dan Chika.

"Aku pulang sendiri ajah." Fiony menarik tangannya dan berjalan melewati pintu kafe.

"Kasih gue setengah jam. Gue janji bakalan ke sini lagi," ucap Zahran sebelum meninggalkan teman-temannya yang menatapnya dengan kecewa, terutama Chika.

Chika & AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang