23. Ugly truth

4.9K 331 84
                                        

Aku sedang di rumah Mingyu. Ada masalah di rumah. Jadi aku pergi untuk menenangkan diri, merupakan pesan teks terakhir dari Jungkook sejak semalam.

Saat pesan itu dikirim, Kyra sedang tertidur lelap. Dan sejak tadi dia membuka mata hingga jam sebelas siang ini, Jungkook tidak bisa dihubungi. Tidak menjawab panggilan Kyra maupun pesannya. Tentu saja Kyra sudah mendapatkan kabar dari sang ibu bahwa semalam ada keributan besar dirumah, yang melibatkan Jungkook, ayahnya dan seorang lelaki muda yang Kyra ketahui bernama Go Yoon Pyo, hingga membuat Jungkook harus pergi dari rumah.

Dan karena itu, Kyra yang sedang menemani Namjoon untuk bertemu klien pun jadi tidak bisa berkonsentrasi dengan benar. Pikirannya hanya tertuju pada Jungkook, memikirkan apakah Jungkook baik-baik saja?

Untungnya, jam satu siang nanti, Kyra dan Namjoon akan kembali ke Seoul dengan menggunakan KTX, yang berarti dia akan tiba di rumahnya sekitaran lima sore. Bila Jungkook hingga saat itu masih tidak ada kabar, Kyra akan mencari rumah Mingyu dan menemuinya.

Kyra terdiam, memandang keluar melewati jendela kereta yang melaju kencang. Hari sudah semakin sore, namun Jungkook masih belum membalas pesan Kyra.

"Kau baik-baik saja?" Pertanyaan bernada khawatir yang dilontarkan Namjoon membuyarkan lamunan Kyra.

"Ya. Ya, saya baik-baik saja, Pak," ucap Kyra buru-buru. Ia memberikan senyuman singkat sebelum akhirnya menjatuhkan pandangannya sedikit ke bawah. Masih merasa malu sebab kejadian kemarin pagi. Padahal Namjoon sama sekali tidak pernah mengungkitnya, bahkan dia sudah bersikap seperti tidak terjadi apa-apa, tetapi Kyra masih sangat merasa bersalah karenanya.

"Nanti, Penulis Hoseok kau saja yang tangani. Termasuk untuk meeting membicarakan kontrak dan penerimaan naskah," kata Namjoon sembari menatap layar laptop yang diletakan di meja portable kursinya. "Dua penulis lainnya, biar aku saja yang tangani."

Kyra mengangguk. "Baik, Pak."

Namjoon berhenti mengetik guna menoleh ke arah Kyra. "Senin besok, anak magang yang kita bicarakan kemarin akan mulai bekerja," katanya. "Kuharap kau bisa bekerja sama dengannya. Yah, hitung-hitung mendapatkan bantuan untuk meringankan pekerjaanmu."

Kyra memaksa dirinya untuk tersenyum lebar, seperti yang budak korporat selalu lakukan. "Tentu saja." Padahal, jika boleh, dia ingin menolak anak magang tersebut dan melemparnya ke divisi lain, yang lebih membutuhkan. Tim marketing atau tim akuntan misalnya, mereka sepertinya lebih kekurangan orang daripada Kyra. Namun, yah, Kyra bisa apa?

Tepat di jam enam sore, Kyra sampai di rumahnya. Yang kemudian disambut oleh sang ibu dengan pelukan hangat. Yie-un lantas menceritakan apa yang terjadi pada Kyra tentang apa yang terjadi semalam. Di waktu mereka sedang berbincang serius di ruang tengah, Kyra mendapatkan balasan dari Jungkook yang mengatakan kalau dia baik-baik saja dan membutuhkan waktu untuk memproses ini semua.

Jangan ganggu aku dulu, adalah kalimat terakhir yang tertulis di pesan singkat Jungkook. Bila itu yang Jungkook inginkan maka Kyra akan memberikannya waktu. Kyra pun paham kalau Jungkook ingin menenangkan dan mendinginkan kepalanya.

"Ayah Jungkook memintamu agar menemui Jungkook dan membujuknya untuk datang ke rumah sakit menemui ibu kandungnya," kata Yie-un pada Kyra.

Tanpa diminta pun sebenarnya Kyra akan melakukannya. Namun tidak sekarang. "Kemungkinan sabtu ini aku baru bisa membawa Jungkook untuk pergi menemui ibunya," kata Kyra hati-hati. "Besok, Jumat, aku masih harus bekerja. Dan Jungkook juga masih mau menyendiri."

Yie-un mengangguk setuju. "Kuharap anak itu makan dengan baik di luar sana."

"Tenang saja, Bu. Dia bukan anak kecil lagi. Dia bisa mengurus dirinya," ucap Kyra berusaha meredakan kekhawatiran ibunya, dan dirinya sendiri. Sebab sebesar ia ingin memeluk Jungkook sekarang, sebesar itu juga rasa khawatirnya pada Jungkook. "Jungkook sedang menginap di rumah salah satu temannya. Jadi dia akan baik-baik saja."

KOO-PHORIA ✔️ [AKAN TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang