1. Pulang

204 32 21
                                    

Matahari sudah semakin meninggi tapi sama tak sekali mengusik tidur gadis cantik yang baru tiba di Korea tadi malam.

Ia dibesarkan di London dan sekarang sudah waktunya ia kembali ke Korea, menjalankan tugasnya. Walaupun ia kembali dengan sangat terpaksa.

Ponselnya pun sudan berdering puluhan kali.

"Ah sial, siapa yang menelpon sepagi ini?" sudah pukul 12 siang tapi masih pagi baginya.

Dengan mata yang setengah terbuka ia mengangkat panggilan tersebut.

"Kim So Eun bangunlah dan ke kantor sekarang" titah si penelepon.

"Aku ini masih lelah. Urusan kantor nanti saja, aku ingin melanjutkan tidurku"

Tak menunggu respon dari si penelepon yang tak lain adalah eomma nya sendiri, So Eun memutuskan panggilan.

"Aku benci setiap terbangun tidak bisa untuk tidur lagi"

So Eun yang masih mengantuk tapi tidak bisa melanjutkan tidurnya akhirnya mengumpulkan niat untuk bangun dan berjalan ke arah jendela.

Ia membuka tirai jendela  yang langsung memperlihatkan pemandangan kota Seoul. Tatapan matanya kosong.

"Seoul sudah banyak berubah. Apa kau juga?" gumamnya , sementara pikirannya menerawang jauh ke masa lalu.

Percayalah, So Eun sebenarnya anak yang penurut. Ia sedang bersiap ke kantor sekarang. Mengenakan pakaian serba hitam dan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya.

Membuat aura dingin dari dirinya semakin terasa. Sebelum berangkat, So Eun sudah merapikan tempat tidurnya dan memasak sendiri untuk sarapannya.

Lebih tepatnya sarapan sekaligus makan siang. Ia memperhatikan sekeliling apartemennya.

"Bagus, semua sudah rapi"

So Eun memutuskan tidak tinggal dengan orang tuanya. Ia sudah terbiasa hidup sendiri.

~~~

"Sayang apa kau tidak bisa tetap di sini?" manja seorang wanita pada kekasihnya.

Sang kekasih mengecup bibir wanita tersebut dan memberikan senyum mautnya yang membuat ia digilai para kaum hawa.

"Tidak bisa sayang, klien sudah menungguku"

"Tapi berjanjilah malam ini kau harus ke sini. Tidur bersamaku lagi"

"Janji" pria itu mengedipkan matanya lalu beranjak pergi.

•••

"Wah tuan putri akhirnya datang juga" eomma So Eun menyambut kedatangan So Eun dengan tatapan malas.

"Ada kepentingan apa aku harus datang ke tempat kumuh ini?"

"Lihat cara bicaramu. Semakin menjadi-jadi saja. Perusahaan ini nomor dua yang termewah dan disegani di..."

"Diam. Aku tidak perlu mendengarnya. Pamer saja dengan orang lain" So Eun memotong perkataan eommanya.

Hubungan mereka berdua memang kurang baik.

"Kau harus menghadiri meeting sekarang juga dengan pemilik perusahaan nomor 1 di negara ini"

"Kau gila? Meeting tanpa persiapan?"

"Ya itu urusanmu. Sehebat apa kau yang selalu dibanggakan oleh pamanmu jika meeting kecil seperti ini tidak bisa"

So Eun menghembuskan nafasnya. Ia sadar, eommanya ingin membuatnya malu. Tapi ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang